"kita sampai kak"
Mereka berhenti didepan sebuah rumah yang bertembokan bata ekspose terakota dipadu padankan dengan dinding berwarna putih dan abu.
Jendela yang memanjang ke atas dengan tirai berwarna putih, pintu rumahnya terbuat dari kayu jati dengan pilar yang kokoh
Air terjun kecil menghiasi taman yang ditumbuhi berbagai macam bunga,bunga lily,canterburry bells dan masih banyak lagi yang lainnyaDua buah mobil terparkir dengan rapih di halaman.
Salah satu mobil yang mencuri perhatian arianna adalah Rolls-Royce Boat Tail harganya mungkin berkisar Rp432 miliar.
Wooow.....!!Disamping bangunan rumah yang dipagari kayu terdapat kolam renang keluarga lengkap dengan daybed rotan serta sunbed berwarna putih.
Arianna diam mematung menatap rumah eastetik yang ada dihadapannya itu.
"Kenapa kak?ayo masuk"
Ajakan Elvan gak membuat Arianna bergeming dari tempatnya."Kak"
Panggil Elvan kembali."Aku disini saja Van"
Enggan rasanya untuk masuk kedalam rumah Elvan.entah kenapa tiba-tiba saja arianna merasa malu."Ayo nanti hujannya keburu deras,lagian dirumah aku juga gak ada siapa-siapa selain pembantu"
Elvan terpaksa menarik tangan Arianna masuk kedalam rumah.
Disana mereka disambut hangat oleh seorang pria paruh baya dengan kemeja putih."Selamat datang kembali di rumah tuan muda"
Sapanya sangat ramah dan sopan.
Dia terpaku melihat Azka yang ada dalam gendongan Elvan lalu
Senyum pria itu mendadak merekah ketika melihat Arianna yang berdiri dibelakang,senyum yang aneh menurut Arianna."Siapkan makanan hangat untuk temanku pak"
"Baik tuan muda"
Pria itu segera menuju dapur."Tuan muda Elvan ada yang bisa saya bantu"
Ucap Arianna sembari memiringkan kepalanya lalu tersenyum mengejek."Kak Arin....."
Sejenak arianna tertegun melihat sekeliling rumah Elvan.
Didepan tangga putar beton menuju terdapat grand piano,disebelah piano itu terdapat mini bar lengkap dengan lemari kaca yang berjejer minuman bermerek didalamnya.
Didepan bar mini ada partisi yang menyekat ruang keluarga atau ruang nonton TVSementara diruang tamu terdapat sofa yang berwarna senada dengan tirai.
Disebelah tangga ada dinding cermin yang menyekat ruang makan dengan meja makan bundar dan enam kursi,lampu kristal tergantung diatasnya.
Arianna melihat pria paruh baya tadi sedang menata beberapa piring dan mangkuk diatas meja makan.Gak lama pria paruh baya itu menghampiri dan dengan sopan mengatakan bahwa makanan hangat sudah siap dimeja makan.
Elvan menarik tangan Arianna menuju meja makan.
"Azka lapar gak?"Azka hanya mengangguk,Elvan segera membawa Azka dari gendongan Arianna dan mendudukannya di atas kursi.
Dengan telaten Elvan meniup sup yang masih mengeluarkan uap panas lalu menyuapi Azka sambil tersenyum."Enak gak?"
"Enak om"
Dari balik pintu dapur pria paruh baya itu diam-diam memperhatikan mereka sambil tersenyum lalu memotretnya diam-diam.
"Baru kali ini tuan Elvan membawa seorang wanita ke rumah,dan anak itu?apakah itu anak tuan Elvan?kenapa aku merasa sikap tuan Elvan begitu hangat pada anak itu?aku harus memberitahu nyonya dan tuan tentang hal menakjubkan ini"
Pria paruh baya itu berlalu pergi ke halaman belakang.Selesai menyuapi Azka ,Elvan membiarkan Azka bermain disekitar rumahnya sementara dia dan Arianna makan.
"Kemana orang tuamu Van?"
Arianna mencoba bertanya karena semenjak dia masuk kedalam rumah Arianna gak melihat kedua orang tua Elvan."Ke luar kota"
"Oh"
Arianna gak berani bertanya lagi ketika raut wajah Elvan seketika berubah.Hujan diluar benar-benar besar diiringi petir yang seperti saling bersahutan.
Selesai menghabiskan makanan,arianna melihat foto-foto Elvan yang terpajang didinding ruang keluarga.
"Ini kamu van"
Sebuah foto masa kecil mencuri perhatian arianna."Jangan dilihat lagi,malu kak"
Wajah Elvan merona.Duaarrr
Seluruh lampu diruangan mati seiring dengan suara petir yang menyambar."IBU.....HUA HUA....."
Arianna dan Elvan berlari menghampiri Azka yang tengah menangis ketakutan."Sayang ini ibu nak"
Dengan lembut arianna memeluk Azka yang gemetaran.begitupun Elvan yang ikut memeluk Azka."PAK KARIM TOLONG NYALAKAN LILINNYA"
Teriak Elvan masih memeluk Azka dan Arianna."Maaf tuan tadi aku lagi dibelakang"
Pria paruh baya yang bernama pak Karim itu segera datang dengan lilin menyala ditangannya."Tu...."
Dia terdiam mematung lalu tersenyum ketika melihat tiga orang itu berpelukan.Pak Karim meletakan lilin itu diatas piano lalu pergi.
"Romantis sekali"
Gumam pak Karim dengan senyum yang masih tersungging dibibirnya.Jantung Elvan kembali berdebar kencang ketika tersadar kalau dirinya tengah memeluk Arianna.
"Eemm ayo duduk disana kak"
Arianna mengikuti Elvan dari belakang menuju sofa ruang keluarga.
Malam semakin larut, sementara hujan masih belum reda.listrik juga masih belum menyala.
"Menginap saja kak,diluar masih hujan"
"Gak apa-apa Van,tunggu reda saja"
"Ini sudah malam kak,kak Arin lihat kan Azka juga udah tidur"
Azka terlelap diatas sofa dengan berbantalkan lengan.
Mau gak mau arianna menginap di rumah Elvan malam ini.
Pak Karim sudah menyiapkan satu kamar tamu untuk arianna dan Azka.
Sementara Elvan naik ke lantai dua menuju kamarnya.Malam ini Arianna tidur sangat pulas,gak ada mimpi aneh yang selalu hadir dalam tidurnya.
Saking pulasnya sampai-sampai arianna gak menyadari kedatangan Elvan di kamarnya tengah malam itu.Elvan diam-diam memperhatikan Arianna yang tertidur sangat pulas.
"Aku ini kenapa ya?kok bisa-bisanya jantung aku berdebar oleh wanita ini?"gumam Elvan masih gak mengerti dengan apa yang terjadi padanya.
Jika dibandingkan dengan wanita-wanita yang dijodohkan ayahnya mungkin lebih seksi dan juga lebih kaya mereka daripada arianna yang hanya seorang janda biasa.
"Tapi di mataku kamu adalah wanita paling cantik Arin"
Elvan menyibak rambut yang menutupi wajah arianna.menatapnya semakin dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuhan Tak Kasat Mata
RomanceSeorang wanita single parent yang memiliki satu anak,pindah ke rumah baru demi menghindari teror selingkuhan dari sang mantan suami. Pintu hatinya yang tertutup untuk pria lain malah membuat seseorang yang tidak dapat terlihat terobsesi padanya. Ban...