Sepanjang perjalanan pulang,Arianna hanya diam tanpa bicara sepatah katapun.
Sementara Elvan merasa sangat bersalah ketika melihat sikap Arianna yang dingin padanya."Oh ya kak,besok kan libur.apa kakak ada acara?"
Elvan berusaha mencairkan suasana yang terasa kaku gak seperti biasanya.Gak ada jawaban sama sekali,Elvan yakin kalau Arianna marah padanya.
"Shit,gimana ini?bego,ngapain juga tadi aku maksa kak Arin buat duduk dimeja itu,bego... bego..."gumam Elvan menyalahkan dirinya sendiri.
Sesampainya di villa Arianna masih bungkam,gak bicara sama sekali.
"Oh ya kak,besok siang aku jemput kalian ya,aku mau ngajak Azka jalan-jalan"
Ini adalah bentuk penembusan kesalahan yang Elvan lakukan hari ini dan Elvan berharap Arianna bisa memaafkannya.Tapi Arianna masih bungkam dan pergi begitu saja,tanpa ucapan terimakasih yang selalu dia ucapkan ketika sampai di villa.
"Semarah itu kak Arin sama aku?aku juga sih bego,udah tau kak Arin masih trauma dan masih terluka bisa-bisanya aku maksa dia kenalan sama pria yang baru dia lihat,bego banget sih Van"
Elvan masih menyalahkan dirinya sendiri sebelum akhirnya meninggalkan halaman villa.*
Seperti biasa Arianna kembali bermimpi hal yang sama, mengulang dan melanjutkan mimpi yang setiap malam selalu hadir dalam mimpinya.Tangan pria yang sama, sentuhan dingin yang sama dan aksi yang sama bahkan kali ini kelanjutannya cukup membuat Arianna terhanyut.
Bagaimana gak, sentuhan yang awalnya dari tengkuk,bibir dan kedua buah dada Arianna kini Arianna merasakan tubuhnya ditindih sampai membuatnya merasa sesak.
Kedua kaki Arianna bergerak sendiri hingga sedikit mengangkang,membuat Arianna bisa dengan jelas merasakan ada benda tumpul yang menyentuh bagian sensitifnya.bergerak turun naik yang berirama.membuat gesekan yang lembut dengan sedikit tekanan.
Kali ini Arianna bukan cuma menikmatinya tapi juga seluruh tubuh Arianna bergetar nikmat.tanpa sadar Arianna mendesah.
Ya,desahan yang membuatnya sampai menutup kedua bola mata indahnya.Sangat terasa ketika benda itu mencoba menyeruak masuk menyibak kain yang menjadi penghalang.
Arianna mengangkat pinggulnya dan bergerak pelan mengikuti irama.
Semakin kencang ritmenya maka semakin tinggi Arianna mengangkat pinggulnya.
"Aaahh....."
Arianna mengigit bibir bawahnya.
Papillanya kembali dipintil lembut,diremas dan dihisap membuat pinggul Arianna semakin terangkat.Sentuhan dingin yang menyentuh kulitnya,berdesir menyusuri setiap lekuk tubuh indah Arianna memberi sensasi yang berbeda.
"Uummm..."
Desah Arianna terdengar semakin berat.
Ritmenya semakin lama semakin cepat,serta tekanan yang semakin dalam.
Arianna meremas ujung bantal dan menahan perasaan yang akan memuncah.Sesuatu yang dingin menyentuh tengkuk Arianna, seperti sebuah kecupan bibir.
"Aahh...."
Suara desah yang hampir bersamaan seiring dengan denyut dari dalam sana.
Benar,selain Suara desahnya Arianna juga mendengar suara pria yang sangat jelas ditelinganya. membuat Arianna tersadar hingga langsung membuka mata dan bangun dari tidurnya.Ariana yakin kalau dia bermimpi tapi suara desah pria yang Ariana dengar rasanya seperti nyata di telinganya.
Dilihatnya posisi tidurnya saat ini.Posisi kedua kakinya mengangkang seperti dalam mimpinya.
Arianna langsung menyentuh bagian intimnya,matanya melebar ketika dia masih merasakan denyut dan basah dari dalam sana dengan posisi kain yang menyelip masuk kedalam.
Baju Arianna juga terangkat,berada tepat diatas kedua buah dadanya,sementara bra yang Arianna kenakan berada dilantai."Apa ini benar-benar mimpi?kenapa terasa begitu nyata? Sebenarnya apa yang aku lakukan ketika tidur?"
Gumam Arianna masih gak percaya dengan apa yang terjadi.Arianna terdiam gak mengerti dengan mimpi yang dia alami.
Apakah Arianna haus akan sentuhan hingga membuat mimpi yang dia alami dibawa ke alam nyata?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuhan Tak Kasat Mata
RomanceSeorang wanita single parent yang memiliki satu anak,pindah ke rumah baru demi menghindari teror selingkuhan dari sang mantan suami. Pintu hatinya yang tertutup untuk pria lain malah membuat seseorang yang tidak dapat terlihat terobsesi padanya. Ban...