Eps 14

1.5K 19 0
                                    

Pak Karim dengan sengaja gak membangunkan arianna dan Elvan pagi ini.

Membiarkan mereka lebih lama tinggal di rumah itu adalah hal baik baginya.

Tadi malam pak Karim langsung menghubungi kedua orang tua Elvan dan menceritakan semua tentang sikap Elvan dan juga arianna,gak lupa pak Karim juga menceritakan Azka pada kedua orang tua Elvan.
Orang tua Elvan yang berada di luar kota sontak terkejut mendengarnya,seakan gak percaya dengan apa yang pak Karim katakan. mereka segera menyelesaikan pekerjaan disana dan ingin segera pulang dan bertemu langsung dengan Arianna dan Azka.
Wanita seperti apa yang sudah menutup hati putra untuk wanita lain?

"Nyonya muda ijinkan aku mengurus tuan kecil,nyonya silahkan sarapan bersama tuan muda"

"Nyonya muda?tuan kecil?"
Apa maksud dari perkataan pak Karim ini?rasanya sungguh aneh di telinga.

Arianna akhirnya menyerahkan Azka ke pak Karim karena gak banyak waktu yang mereka miliki.

Hari ini Arianna juga terpaksa meminjam baju Elvan untuk bekerja, walaupun melewati villa tapi gak sempat jika harus mampir dulu dan ganti baju

Atas perintah dari Elvan,pak Karim menyiapkan bekal untuk makan siang Azka.seperti kebiasaan arianna setiap harinya.

Pak Karim mengiringi kepergian mereka dengan senyum yang gak pernah hilang dari bibirnya sambil melambaikan tangan.
"Saya tunggu kedatangannya kembali nyonya muda, hati-hati dijalan"

Mereka melewati villa begitu saja menuju restoran.

"Wiiihh tumben pake kemeja over size kak?"
Entah sejak kapan penampilan arianna begitu mencuri perhatian Dwi dan sita yang langsung memberi pertanyaan ketika arianna turun dari motor Elvan.

"Iya wi,aku belum mencuci baju jadi aku pake baju yang ada,apa terlihat jelek?"
Arianna mencoba berbohong,dia gak mau semua orang tau kalau dirinya tadi malam menginap di rumah Elvan,wajar saja jika kemejanya terlihat longgar di tubuh mungil arianna karena itu bukan miliknya.

"Gak kok kak,bagus cuma aneh aja.oh ya kak apa kakak betah tinggal di villa itu?"

"ya...lumayan,kenapa memangnya wi?"

Dwi terdiam, sepertinya ada ingin Dwi katakan seperti halnya Elvan waktu itu.tapi lagi-lagi mereka diam tanpa melanjutkan cerita yang sesungguhnya.

Sebenarnya ada apa dengan villa itu?apakah ada kejadian yang mengerikan?atau cerita tentang hantu yang sering Azka ajak bicara?
Memangnya apa yang hantu itu lakukan hingga tersebar cerita tentangnya?

Cekrek Cekrek Cekrek

Seorang pemuda diam-diam mengambil beberapa foto arianna dengan ponselnya.hal itu diketahui oleh Elvan yang kebetulan berdiri dibelakangnya.

"Apa yang kamu lakukan?"
Elvan menghadang didepan kamera.menghalangi arianna dengan tubuhnya.

"Gak kok kak,aku lagi foto pemandangan"
Pemuda itu langsung membelokkan kamera lalu dengan asal mengambil gambar.

"Pemandangan apa?aku daritadi liatin kamu dari belakang dan kamu terus mengambil foto kak Arin,berikan ponsel kamu sekarang"
Elvan berusaha merebut ponsel itu dari tangan pelanggan dan berniat menghapus semua gambar arianna disana.

"Jangan kak,aku bersumpah cuma mengambil gambar pemandangan kok"

"Jangan macem-macem ya kamu,aku bisa laporkan kamu ke polisi,perbuatan kamu itu merupakan salah satu tindakan yang melanggar hukum.kamu akan dijerat Undang - Undang ITE pasal 32 ayat 2 mengerti?"
Elvan berkacak pinggang.

"Aku cuma mengambil beberapa foto kakak itu kok,gak berniat macem-macem,sumpah"
Pemuda itu mengangkat jari tengah dan telunjuknya ke atas.wajahnya terlihat ketakutan.

"Jangan bilang kamu akan memanfaatkan kak Arin dan mengedit fotonya dengan foto bugil?"

"Gak kak,sumpah...aku janji gak akan mengedit foto kakak itu,aku cuma....."

"Cuma apa?katakan?"
Elvan mulai membentak pemuda itu.

Arianna dan sita menoleh karena mendengar teriakkan elvan.lalu bergegas menghampiri mereka.

"Kenapa Van?"

"Dia kak,dia dari tadi mengambil gambar kak Arin"
Elvan berusaha menjelaskan.

"Sini aku lihat"
Sita memeriksa ponsel pemuda itu,beberapa gambar arianna memang ada disana.

Dengan sopan arianna bertanya untuk apa mereka menyimpan dan mengambil fotonya.
Lagi-lagi pemuda itu bilang hanya mengambil gambar saja dan mengagumi arianna.

"Aku,aku cuma suka aja lihat kakak.kakak cantik dan ramah"

"Hah alasan??"
Elvan menimpali ketus

Arianna merampas ponsel yang ada ditangan sita lalu menghapus satu persatu fotonya.

"Lain kali kalian harus minta ijin dulu sebelum mengambil gambar,karena gak semua orang suka di foto.kalian faham kan?"
Ucapan Arianna masih lembut dan sopan lalu menyerahkan ponsel pemuda itu setelah menghapus bersih foto miliknya.

"Kak,apa aku boleh minta nomor ponsel kakak?"

"Aku akan berikan jika kalian bersikap baik"
Arianna berlalu dari hadapan para pemuda itu.

"Anak muda zaman sekarang gak bisa dikasih hati malah minta jantung"
Gumam Arianna sedikit kesal begitupun Elvan yang benar-benar marah saat itu,entah kenapa? rasanya isi kepala Elvan mau pecah.

"Kenapa kak Arin masih bersikap ramah sama cucunguk itu?"tanya Elvan ketus.

Biar bagaimanapun mereka adalah pengunjung restoran dan arianna gak bisa bersikap dingin apalagi marah takutnya itu akan berdampak gak baik bagi restoran ini.

Elvan mengerti akan hal itu, tapi entah kenapa hatinya masih dongkol sama pemuda itu dan ingin rasanya memukul mereka satu persatu.

Sentuhan Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang