Eps 28

1.1K 20 1
                                    

"Sebenarnya apa yang terjadi?kenapa baju kak Arin berserakan di lantai?dan tanda kecupan itu?siapa?siapa pria yang telah melakukan itu dengannya?kenapa?apakah kak Arin....?gak,gak mungkin ada pria lain didalam rumah,toh tadi yang buka pintu adalah azka.kalaupun ada pria lain harusnya aku bisa melihatnya tapi gak ada siapa-siapa disana"
Pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam benak Elvan.

"Maaf tadi malam aku gak bisa tidur,jadinya kesiangan"
Arianna yang sudah rapih keluar dari kamar.

"Gak apa-apa kok kak,ayo sarapan dulu"
Elvan menyiapkan sarapan untuk arianna.
Walaupun sangat ingin bertanya tapi Elvan hanya bisa memendamnya saja.
Selain gak sopan Elvan juga gak berani membuka mulutnya.
Toh Elvan bukanlah siapa-siapa disini.

Begitupun yang ada dipikiran arianna saat itu.
"Sejak kapan Elvan ada didalam kamar?apakah Elvan melihat tanda merahnya?apakah Elvan tau kalau aku gak pakai baju?dan baju-baju yang berserakan itu haiiss....memalukan sekali,Elvan pasti bisa menebak apa yang terjadi tadi malam?"

Sepanjang perjalanan gak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka berdua.
Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Hingga tibalah mereka dihalaman rumah Elvan,kedua orangtua Elvan sudah berdiri di teras rumah menunggu kedatangan mereka.

"Cucuku Azka,nenek kangen sama kamu"
Azka yang tadi masih dalam gendongan Arianna kini berpindah ke gendongan ibunya Elvan.

"Ayo masuk"
Ajak ayah Elvan.
Merekapun mengikuti dari belakang.

"Selamat datang kembali nyonya muda"
Sambut pak Karim ramah.

Kedatangan arianna memang selalu ditunggu di rumah itu.
Sayangnya arianna sudah lama sekali gak datang berkunjung.

"Ini oleh-oleh buat kamu"
Ayah Elvan menyodorkan paper bag berwarna hitam pada arianna.

Dengan ragu arianna menerimanya.
"Dibuka hadiahnya arianna"

"Baik"
Arianna mengeluarkan sebuah kotak dari dalam paper bag lalu membuka kotak hadiah itu perlahan.
Betapa terkejutnya ketika arianna melihat satu set perhiasan didalamnya.

"Ma-maaf om tante aku gak bisa menerima hadiahnya,i-ini....terlalu berharga"
Arianna meletakan kotak hadiah itu diatas meja.

"Kamu adalah hadiah yang paling berharga buat kami dan kamu pantas mendapatkan hadiah itu.jadi tolong jangan menolaknya"

"Tapi om..."

"Gak ada tapi-tapian,terima ya..."

Arianna melirik Elvan yang menatap keluar jendela terhanyut dalam pikirannya.

"Te-rima kasih om..."
Sebenarnya arianna sangat ragu,karena itu bukanlah haknya.

Rumah yang biasanya sepi kembali terasa ramai.
Suara canda tawa dan gelak tawa ketika melihat Azka mengoceh terdengar diruang keluarga.

Sementara ayah dan ibu Elvan bermain dengan Azka,arianna membantu mencuci piring di dapur.
Selain karena kebiasaan,arianna juga gak mau pak Karim mengerjakan pekerjaan ini.gak enak rasanya harus merepotkan pak Karim yang sudah cukup tua itu.
Walaupun sudah dilarang keras oleh pak Karim tapi arianna tetap mencucinya dengan alasan sembari mencuci tangan.

"Nyonya muda"
Panggil pak Karim.

Arianna menoleh dan menghentikan pekerjaannya sejenak.
"Kenapa pak?"

"Nyonya muda,ini adalah gelang yang saya beli kemarin dan saya pikir ini akan cocok di tangan nyonya muda dan tuan kecil"

"Untukku?"
Hari ini arianna merasa malu karena semua orang memberinya hadiah tapi dia malah datang dengan tangan kosong.

Sentuhan Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang