"eemm, mohon maaf om Tante....aku...."
Baru saja Arianna membuka mulut ayahnya Elvan tiba-tiba memotongnya."Oh ya,malam ini kalian menginap saja dan besok kalian ijin kerja aku mau ajak kalian ke suatu tempat"
"Ijin??"
Ucap elvan dan Arianna bersamaan lalu saling pandang."Iya,lagian kita juga masih mau bermain sama Azka,iya kan azka?"
"Kita gak bisa ijin Bu, restoran itu karyawannya hanya kita.bagaimana kalau ramai?"
"Ibu gak mau tau,lagian kamu tuh aneh Van.kuliah jurusan hukum malah ngelamar kerja jadi karyawan restoran biasa.Azka kelak kamu gak boleh seperti ayahmu ya?"
"Kenapa ibu malah ngomongnya kemana-mana sih?"
"Sudah...sudah...maaf Arianna mereka memang selalu perang mulut"
Ayahnya Elvan berusaha melerai."Gak apa-apa kok om"
"Kalau bisa jangan panggil om,panggil ayah sama ibu saja seperti Elvan biar lebih akrab"
Hari ini banyak hal yang membuat Arianna terkejut dibuatnya.
"Aku....maaf sepertinya aku gak bisa dan ada yang ingin aku jelaskan sama om dan juga tante"
"Aku tau kamu pasti butuh waktu,dan untuk masalah yang sudah kalian lakukan dulu kamu gak perlu menjelaskan apapun.kami juga gak akan marah,kami ngerti kok.biar bagaimanapun Azka sudah lahir dan aku malah bersyukur karena kamu gak menggugurkannya dan merawat Azka dengan baik"
"Tante maksud aku....."
"Malam ini Azka tidur sama kami,arianna tidur di kamar Elvan saja karena kamar tamu sudah penuh oleh mainan Azka"
"Apa??"
Lagi-lagi Elvan dan Arianna bersamaan."Gak bisa Bu,kak....,Arianna gak bisa tidur di kamarku.ibu kan tau kalau aku punya kebiasaan buruk saat tidur"
"Kalian kan pernah tidur bersama,arianna pasti tau semua kebiasaan kamu.lagian pak Karim juga sudah tidur ibu gak mungkin bangunin dia buat beresin kamar tamu"
"Jangan seperti anak kecil Van,kamu itu udah jadi ayah harus bisa jadi contoh yang baik buat azka.kalian sudah pernah melewati malam bersama kenapa malam ini gak bisa? lagian ibu dan ayah lebih mengerti apa yang anaknya inginkan"
"Tapi Bu..."
Melihat arianna saja Elvan sudah deg-degan apalagi tidur satu ranjang dengannya bisa-bisa mati berdiri."Sudah Bu,biarkan mereka habiskan makan malam mereka dulu.ayo kita tidur duluan kasihan Azka sudah mengantuk"
"Om,Tante biarkan Azka tidur bersama aku"
"Setiap malam kamu selalu tidur sama Azka,kali ini biarkan Azka tidur sama kami"
"Ta....pi....Tante,om...."
Belum selesai Arianna bicara Ibunya Elvan langsung menggendong Azka dan membawanya masuk kedalam kamar.
"Aahh... bagaimana ini?kenapa sih orang tua kamu susah banget diajak ngomong Van?dengerin dulu kek orang ngomong sampai selesai?"
Elvan hanya tersenyum melihat arianna mengoceh.
"Aku ngantuk,aku tidur duluan ya kak"
"Tunggu,aku gak bisa tidur di kamar kamu van.aku tidur di sofa aja"
"Terserah kak Arin, sekedar informasi kalau tidur di luar kamar itu biasanya akan banyak gangguan"
"Gangguan?"
Elvan mengangkat pundaknya.lalu meninggalkan Arianna dengan senyum tipis.
"Elvan....."
Arianna berlari mengejar Elvan."Katakan padaku gangguan apa?"
"Kak Arin setiap rumah itu pasti ada penunggunya kan,terserah kak Arin mau tidur dimana.tapi maaf aku gak bisa tidur di sofa ruang keluarga"
Elvan masuk kedalam kamar meninggalkan Arianna yang mematung dan melihat keadaan sekelilingnya yang terlihat sangat sepi,lampu-lampu ruangan juga sudah mati.
Arianna berlari mengejar Elvan masuk kedalam kamar.Sesungguhnya lebih seram villa daripada rumah Elvan,tapi gangguan yang gak Elvan katakan tentunya membuat arianna sedikit takut lagian dia baru dua kali ke sini jadi gak tau juga situasinya seperti apa?
"Selamat malam kak Arin"
Elvan menyelimuti dirinya dan membelakangi arianna yang masih berdiri di samping tempat tidur.Dengan ragu arianna naik dan merebahkan tubuhnya.
Kasur ini lebih nyaman dari kasur yang ada di villa.
Arianna meraba permukaan seprai dengan bulu yang terasa halus dan lembut.
Matanya perlahan terasa sangat berat dan lalu tertidur.Elvan perlahan balik badan,ditatapnya arianna yang sudah tertidur pulas.
Jantungnya berdebar sangat kencang,ada perasaan bahagia dari dalam lubuk hatinya, bahagia karena dia bisa melihat arianna sepuasnya.Hari ini Elvan merasa sangat lelah karena harus terus menahan perasaannya yang campur aduk oleh wanita yang ada disampingnya ini wanita yang selalu membuat hatinya bergetar setiap kali menatap matanya.
Perlahan Elvan mengelus pipi arianna dengan lembut,lalu mencium keningnya pelan.
"Selamat malam Arianna"bisik Elvan.
Arianna melewati malamnya dengan sangat baik,gak ada mimpi aneh lagi yang selalu hadir dalam mimpinya.
Ariana mungkin memang tertidur pulas tapi lain halnya dengan Elvan.
Ketika Elvan akan memejamkan mata, arianna tiba-tiba memeluknya dan bergumam "anak ibu"
Mendapat pelukan dari Arianna mata Elvan yang tadinya mengantuk tentu saja jadi terbelalak.
Semalam Elvan memandang wajah Arianna yang terus memeluk dirinya.
Tanpa sadar Elvan menyentuh bibir Arianna yang terkatup rapat.Jam menunjukkan pukul enam pagi,masih belum ada tanda-tanda mengantuk di matanya.
"Eemm...."
Elvan berpura-pura menutup mata ketika melihat pergerakan kecil dari Arianna.
Ariana langsung bangun dari tidurnya lalu menutup mulutnya dengan kedua tangan ketika mendapati dirinya tengah memeluk Elvan.
Perlahan Ariana bangun dan ke kamar mandi.
Elvan memicingkan matanya lalu sebuah senyum tersimpul dibibirnya,dia terus memandangi jempolnya yang semalam menyentuh bibir Arianna yang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuhan Tak Kasat Mata
RomanceSeorang wanita single parent yang memiliki satu anak,pindah ke rumah baru demi menghindari teror selingkuhan dari sang mantan suami. Pintu hatinya yang tertutup untuk pria lain malah membuat seseorang yang tidak dapat terlihat terobsesi padanya. Ban...