Eps 21

1.2K 19 0
                                    

Pagi sekali kedua orangtua Elvan sudah berangkat.
Sementara arianna masih terlelap dalam dekapan Elvan.
Sepanjang malam Elvan terjaga dan berusaha menahan pegal di tangannya.

"Hoaamm...."
Akhirnya arianna terbangun dan ketika membuka matanya arianna melihat Elvan sedang memperhatikan dirinya.
"Selamat pagi Van"
Ucapan selamat pagi untuk pertama kalinya dari arianna membuat hati Elvan serasa copot.

Setelah arianna masuk ke kamar mandi barulah Elvan meregangkan tangannya yang terasa bebal.
Beberapa menit kemudian Arianna keluar dengan baju yang kemarin dia pakai.

"Aku mau lihat Azka dulu"
"Ya kak, aku juga mau mandi"
Ucap Elvan masih rebahan diatas tempat tidur.

Elvan terus mengingat kejadian semalam,siapa yang gak terkejut ketika mendengar wanita yang dicintai meminta peluk tiba-tiba.
Rasanya seperti dirinyalah yang sedang bermimpi,mimpi yang sangat manis.
Gak perduli seberapa pegal tangannya tapi jika itu bisa membuat arianna tenang maka Elvan bersedia melakukannya setiap malam.

"Hari ini tuan dan nyonya besar berangkat pagi sekali karena ada pekerjaan,jika ada sesuatu silahkan panggil saja"
Pak Karim menatap arianna dengan pandangan seperti semalam padanya.

Selesai sarapan mereka berangkat kerja seperti biasa dan beraktivitas seperti sediakala.

"Ngomong-ngomong kalian kemarin pergi kemana?kenapa ijin kalian bisa sama-sama gitu?"
Tanya sita sedikit curiga ketika Elvan dan Arianna tiba.

"Kemarin aku sedikit demam dan meminta Elvan menjaga azka"

"Kak arianna demam?kenapa gak bilang,aku kan bisa datang bawa makanan"
Seru Sita dengan raut wajah khawatir,dia gak mau terjadi apa-apa pada arianna yang akan membuat kakaknya marah padanya.

"Maaf,aku benar-benar gak mau merepotkan kalian"

"Kak arianna lain kali jangan sungkan untuk memberitahu aku ya"

"Iya"
Arianna menarik nafas panjang.
Dia pikir sita dan yang lainnya gak akan percaya dengan alasan itu tapi untungnya mereka percaya dan kejadian kemarin gak harus terpublikasi.

Elvan hanya tersenyum menanggapi kebohongan arianna.

Seperti biasa Elvan dan Arianna pulang bersama setelah restoran tutup.

Setibanya di villa mata Elvan terbelalak ketika melihat teras villa yang berantakan.

"apa tadi siang ada angin ribut?"

"Hah?"

Elvan menunjuk teras villa,dimana semua vas bunga jatuh berserakan dan pecah.

"Ya ampun,apa yang terjadi?"

Vas bunga yang harusnya berjejer di rak jatuh semua dan pecah di lantai,gak ada satu vas bungapun yang tersisa.
Kalaupun ada angin ribut gak mungkin sampai menjatuhkan semua pas bunga.

"Apa kak Arin menyinggung warga sekitar?"

"Apa maksud kamu?"

"Ya mungkin saja ada warga yang gak suka sama kak Arin"

"Gak mungkinlah van,aku gak pernah keluar rumah,apalagi bertemu warga sekitar.kamu juga tau sendiri villa ini jauh dari rumah warga"

"Benar juga,masuklah dulu kak tidurkan Azka biar nanti aku yang bereskan ini"

Arianna membuka kunci pintu, diikuti Elvan yang sedang menggendong Azka.

Keadaan didalam rumah malah lebih membuat arianna dan Elvan terkejut,sampai membuat mulut arianna menganga.
Isi rumah sudah seperti kapal pecah, buku yang seharusnya berada di rak berserakan dilantai,kursi sudah gak berada di tempatnya,pecahan gelas berserakan di lantai dan juga kaca meja yang tebal retak seperti kena pukulan kencang.

Sentuhan Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang