Eps 3

2.1K 21 0
                                    

Arianna terkejut ketika mendapati pintu rumahnya sedikit terbuka,Arianna yakin sebelum pergi mengunci pintu rumahnya dengan benar.
Perlahan Arianna masuk dan semakin terkejut ketika melihat ada beberapa pria yang sedang pesta minuman didalam rumahnya.

"si-siapa kalian?"
"akhirnya pulang juga"
Seorang pria dengan tato ditangan kanannya menghampiri arianna.bau alkohol menyeruak dihidung Arianna ketika pria itu membuka suara.
"kami datang kesini karena undangan seseorang yang mengatakan bahwa kamu kesepian"
Pria lainnya mengikuti dari belakang.
"a-apa maksud kalian?"
Arianna sangat ketakutan setengah mati.dipeluknya erat Azka yang sedang Arianna gendong.
"sudahlah jangan munafik,kami janji akan memuaskan kamu malam ini hahaha....."
Tiga orang pria itu kini berada didepan Arianna.
"to-tolong jangan mendekat atau aku akan berteriak"
"teriak saja,memangnya siapa yang akan perduli sama kamu hah....?"
Ancaman Arianna seperti gak membuat pria bajingan itu ciut.
Arianna semakin erat memeluk Azka.
"Ibu Aska tatut"
Azka membenamkan wajahnya di dada Arianna.
Seorang pria menyeret Arianna dan menyudutkan tubuh Arianna ditembok rumah.membuat Arianna semakin gemetar dan ketakutan.
"ja-jangan mendekat,aku mohon"
Air mata Arianna seakan tidak bisa dibendung lagi.

"apa yang harus aku lakukan?tolong aku tuhan"gumam Arianna memejamkan mata.
"Ibu...."

Tok Tok Tok
Pintu rumah tiba-tiba diketuk seseorang.
"Arianna apa kamu ada di rumah?ada kiriman paket dari panti"
Terdengar suara pemilik rumah membuat Arianna bisa bernafas lega dan ketiga pria bejat itu terdiam membisu.

"jika kamu buka mulut sedikit saja maka pisau ini akan mendarat di jantung anakmu.apa kamu mengerti?"ancam salah satu pria itu sambil merebut Azka dari gendongan Arianna dan menodongkan pisau di leher Azka
"Ibu huhu...."
"Diam atau kamu mau ibumu mati?"ancam pria itu pada Azka,lalu membungkam mulut mungil Azka.

Dengan pelan Arianna membuka pintu.
"ini paketmu"
Pemilik rumah menyerahkan paket itu.
"ada apa?"
Pemilik rumah melihat tangan Arianna gemetar hebat.
"a-aku baik-baik saja"
Arianna berusaha memberi petunjuk dengan tangannya pada pemilik rumah.
"kalau begitu aku akan kembali"

Arianna merasa kecewa dengan pemilik rumah yang seakan tidak mengerti dengan tanda yang dia berikan.
"bagus,aku suka wanita penurut"
pria bertato yang sembunyi di balik pintu dari tadi dan menarik tangan Arianna masuk lalu mendorongnys hingga membuatnya tersungkur.

"baiklah siapa yang akan mulai duluan?"
Ketiga pria itu duduk di sofa melihat Arianna dengan tatapan ingin melahap.
"aku mohon lepaskan aku,aku gak punya apa-apa untuk diberikan"
"kalau begitu berikan tubuhmu pada kami malam ini"
"a-aku...."
Arianna menatap Azka yang terisak dipangkuan salah satu pria bejat itu.
"sudahlah aku duluan"pria bertato itu akhirnya memutuskan dan berdiri menghampiri Arianna lalu menyeret Arianna kedalam kamar
"AAAAHH JANGAN AKU MOHON JANGAN, LEPASKAN AKU"
"IBU.....HUHUHU...."
Tangis Azka semakin kencang.
"DIAM BODOH"
Bentakan itu membuat Azka langsung diam dan menggigit jarinya.

Arianna berusaha berontak tapi sayangnya tenaga Arianna tidaklah cukup kuat untuk melawan tenaga pria itu yang sudah dipenuhi alkohol.
"TOLONG....."
"teriaklah, karena itu membuatku semakin bergairah"
Kedua tangan Arianna dicengkeram kuat,Arianna kini berada dalam kungkungan pria bertato.
Arianna hanya bisa memejamkan mata dan menangis.

Braaakkk

"HENTIKAN.....DASAR PRIA-PRIA BIADAB"
Terdengar teriakan seorang wanita yang membuat Arianna membuka matanya.
Seorang polisi masuk kedalam kamar Arianna dan menangkap pria bertato itu.
"apa kamu baik-baik saja?"
Arianna hanya mengangguk pelan dan menangis.

"Azka....."Arianna berlari keluar kamar dan langsung memeluk Azka yang masih ketakutan.
"maaf jika aku datang terlambat,aku harus menunggu polisi datang"
"terimakasih sudah menyelamatkan kami"
"tadi aku melihat isyarat tanganmu,belum lagi tanganmu gemetar hebat ketika menerima paket itu"
"aku benar-benar berterimakasih pada ibu"

Untunglah pemilik rumah peka dengan isyarat Arianna.jika saja pemilik rumah gak datang Arianna gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya dan Azka.

"dimana suamimu?kenapa dia belum pulang?"
"dia....kami sudah bercerai"
"apa??kenapa??"
"gak apa-apa Bu,mungkin mas Ardan butuh waktu untuk sendiri"
"baiklah,kalau begitu segera kabari aku jika terjadi apa-apa.aku harus kembali"
"sekali lagi terimakasih Bu"
"sudah sudah, selamat beristirahat.semoga para pria bejat itu dihukum berat"

Sentuhan Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang