Chapter 3: Teori Kehormatan Teman (III)

11 4 0
                                    

Menemukan tempat yang tidak jauh dari perpustakaan, aku memeriksa kembali koridor kosong ini untuk memastikan tidak adanya calon – calon penguping. Setelah mengamati sesaat, aku akhirnya mengangkat ponsel yang terus mengeluarkan bunyi mendengung itu.

{...Halooo. Apakah meja hijau ada di sana? Saya mulai khawatir karena Dika lama untuk mengangkat telpon ini.}

"Telah menjadi tugas yang sulit untuk mencari ruangan sepi pada sekolah ini... Bagaimanapun, aku berharap Kochi telah mendapatkan informasi yang telah kuminta."

{Baik. Dengarkan ini, Dika. Jadi seperti yang kita ketahui, Hanashima adalah perusahaan besar Kusumajaya yang menawarkan berbagai macam jasa terhadap konsumennya. Sopir, koki, pelayan, kurir, pengawal, joki tugas, tukang kebun, pesuruh, namakan saja... Cukup normal dalam standar dunia perjasaan. Besarnya perusahaan itu didorong pesat dengan media periklanan yang dapat anda lihat di setiap sudut jalan Kusumajaya... Namun berdasarkan pantauan Detasemen Gagak, mereka juga mempekerjakan migran – migran mancanegara tanpa izin... Haah... Sayangnya Hanashima memanfaatkan kemiskinan mereka melalui kebijakan insuransi perusahaan itu.}

"Jadi mereka hanya memedulikan penghasilan itu tanpa menyadari biaya kecil yang mengikat dari Hanashima?"

{Itu adalah gambaran besarnya, Dika. Akan terlalu ribet jika saya menguraikannya semua saat ini juga.}

"Dapat dimengerti."

{Tidak hanya itu, Hanashima juga memiliki kaitan dengan beberapa perusahaan lokal Kusumajaya... Hanya saja, mereka terpaksa membayar "dana perlindungan" dari komplotan preman yang dirumorkan datang dari Hanashima sendiri.}

"Pemerasan. Aku menduga mereka juga menyisihkan dana untuk membayar oknum – oknum polisi, melihat tidak ada satu pun penyelidikan yang dilakukan kepada Hanashima hingga saat ini."

{Kami akan menyelidikinya lebih lanjut... Berdasarkan retasan ponsel yang telah dilakukan, rupanya Takeshi Kaoru hanya akan menggunakan pelayan anda sebagai kepuasan semata.}

Sebuah berita bagus bahwa rencana bejat itu digagalkan oleh aku dan Bagas... Namun ini bukan akhir dari pembalasanku. Kochi juga melampirkan dokumen resmi Hanashima dengan beberapa politikus, pengacara, dan pemilik saham – saham besar. Sungguh perlindungan yang besar, namun dengan berita tumit Achilles ini aku dapat meruntuhkan perusahaan ladang bermainmu, Takeshi Kaoru.

"Kerja bagus, Kochi. Informasi ini lebih dari cukup."

{Baik. Jadi bagaimana, Dika?}

"Berdasarkan dokumen yang telah kamu sertakan, Kochi, ia memiliki ikatan kepada satu usaha pada Jalan Kalimas. Apakah kamu dapat menyusupkan surat palsu sehingga Takeshi Kaoru geram untuk memeriksa usaha itu secara langsung? Tempat itu selalu ramai oleh para pelancong lokal maupun luar sehingga dapat menjadi lokasi penculikan yang baik. Siapkan ruangan pemecah itu, Kochi. Aku akan mengurus dirinya nanti."

{Haha! Akan saya sediakan secepat mungkin di kediaman kami. Beberapa personil elit saya akan menculik Takeshi Kaoru mengikuti perintah anda. Itu saja. Kochi keluar.}

*Tut*

"...Pora."

...

"..."

"..."

"...Sepertinya itu terlihat susah, Kak Bagas..."

"G-Gahh!! Sylvie! Fuuhh..."

"Ah! M-Maaf, Kak Bagas..."

"T-Tidak apa... Apa..."

Tanpa aku sadari, pelayan menawan Dika—S-Sylvie—mendekatiku yang sedang terpaku dengan materi ribet berupa kalkulus ini. A-ASTAGA AKU BISA MENCIUM AROMA PARFUMNYA! M-Memikirkannya sekarang, kenapa aku merawat Sylvie pada hari itu?? Melihatnya cukup untuk membuat jantungku berdetak... Kurasa karena peran Dika sebagai tuannya, perawakan Sylvie telah berubah jauh semenjak pengamatanku sebagai panitia ospek kala itu. T-TAHAN DIRIMU, BAGAS! Aku akan dibunuh Dika jika sesuatu terjadi dengan Sylvie!! S-S-Sebaiknya aku segera merubah keheningan canggung ini!

Nagara NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang