19] Hari sial

25 4 3
                                    

Annyeong

Update lagiii

Puasa sangat malas update.

Selalu berpuasa bagi yang menjalankan 🤗

***

"Hmmm. Dia tau banget seleraku seperti apa." Ia mengangkat gaun itu, menyetarakan dengan tubuhnya di depan cermin. Membayangkan dirinya memakai gaun itu. Senyuman manis khas miliknya terukir jelas di wajahnya.

"Aaaaaa. Bagus banget," gumamnya.

Tok ... Tok ... Tok

Ketukkan pintu membuyarkannya. Ia melihat ke arah pintu yang tertutup itu, lalu meletakkan kembali gaun itu ke sebuah kotak dan menyimpannya, sangat tertutup di antara kotak-kotak lain di lemarinya. Jika keluarganya tahu, habislah hidupnya.

"Renjana?" Suara berat khas cowok yang berada di belakang pintunya membuat diri itu panik.

Ia semakin cepat merapikan semuanya. Berjalan cepat, memutar kunci yang tergantung pada pintu itu untuk membukanya. "Sabar, kenapa?" Katanya, setelah melihat seseorang di depannya.

"Ck, lama sekali"

"Tadi aku sedang mengumpulkan niat dan mental untuk bertemu denganmu," balas Renjana.

Pria itu memutar bola mata malas. "Ikut ke ruangan saya." Ucapnya datar, lalu pergi dari hadapan gadis itu. Di ikuti oleh Renjana yang menutup pintu kamarnya dahulu.

Sepanjang perjalanan, gadis itu tak hentinya ngebatin tentang apa yang ada di pikiran pria di depannya. Mau ngapain? Ada apa? Tumben sekali. Pertanyaan itu berkumpul dipikirannya.

Setibanya pada ruangan pria itu. Sudah ada Amanda dan juga Rayanka yang sudah duduk di sofa. Hal itu semakin membuatnya bingung. Ada apa ini?.

"Duduk." Pinta pria itu kepada Renjana untuk duduk di sofanya. Pria itu pun ikut duduk bersebelahan dengan anak laki-laki nya.

"Informasi ini sangat penting. Kamu harus tahu, Renjana," kata pria itu.

Renjana mengerutkan alisnya, mengedarkan pandangannya kepada semua orang di ruangan itu. "Sebenarnya, ada apa ini, pa?"

Raditya mengambil napas dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar. "Perusahaan saya bangkrut. Ini semua ulah Aksa. Dia tak suka cara didik saya terhadapmu, maafkan saya sering berbuat kasar kepadamu, Ren"

"Aksa? Gak mungkin"

"Mungkin saja, Renjana. Dia menutupi identitas aslinya. Dia seorang pengusaha," sambar Rayanka.

"Jadi, kalian akan memperlakukanku dengan adil?" Gadis itu tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya.

Mendengar itu, mereka semua saling menatap.

"Hanya untuk mengembalikan perusahaan papa? Kalau seperti itu, aku mendukung tindakan Aksa. Masih bersyukur dia tidak melaporkan papa dan Rayanka ke polisi," cibir gadis itu.

Kesabaran Raditya seolah tak ada artinya. Napasnya kian memburu, dan tangannya mulai mengepal. Ia berdiri dan langsung melempar vas bunga yang berada di atas meja yang bersebelahan dengan sofa. "Anak kurang ajar".

Hal itu membuat Amanda dan Rayanka kaget dan ikut berdiri di sebelah Raditya untuk menenangkannya.

Vas itu mengenai lengan Renjana hingga mengukir luka lecet yang lumayan panjang. Gadis itu sedikit meringis, ia memegangi lengannya dengan darah yang terus mengucur. " Jelas mengapa aku seperti ini. Karena tidak mendapatkan peran dari seorang ayah".

Life Goes On  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang