2] kating galak

48 10 5
                                    

Selamat membacaaaa
.
.
.

***

Di siang hari yang terik oleh sinar matahari, seolah hanya angin panas yang menyapu universitas Jakarta. Tapi di lain sisi, dilingkungan universitas terdapat taman yang memiliki banyak pohon dengan rumput hijau yang nyaman diduduki. Para mahasiswa baru dengan mengenakan almet SMA nya masing-masing. Disertai dengan name tag yang mengalungi leher mereka. Para lelaki yang merupakan maba pun memakai topi yang terbuat dari bola yang dipotong menjadi setengah, sedangkan para cewek maba memakai kepang rambut dengan pita merah.

Anjani, yang merupakan sahabat Renjana di masa SMA duduk bersama mahasiswa lain diatas hamparan rumput itu, termasuk bersama Renjana. "Eh, ren. Lu tau gak sih, katanya ada kating yang galak berkedok kutu buku?"

Renjana memegangi perutnya,"Gak tau. Aduhh... Jan, perut gue mules." Ia lalu berdiri dan menghampiri salah satu kating perempuan, "Kak, saya boleh ke kamar mandi?"

"Yaudah sana, jangan lama-lama"

Tanpa berlama-lama, ia langsung berlari masuk ke gedung kampus untuk mencari toilet.

Salah satu cowok bertubuh tinggi, memakai almet kampus. Dan, merupakan salah satu kating di sana tanpa sengaja melihat Renjana berlari masuk ke gedung dan langsung masuk ke toilet, 'mau ke mana dia? Apa mau kabur?' batinnya. Ia lalu menunggu cewek itu keluar dari gedung kampus di depan gedung itu. Sesekali ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Brukk

"Awsss"

"Siapa sihhh." Renjana menatap laki-laki itu dengan seksama, "kamu, ngapain disini?"

"Sejujurnya, aku maba di sini, tapi aku gak tau kalau disuruh pakai almet SMA," ungkap Aksa.

"Hati-hati loh, katanya ada kating galak berkedok kutu buku," peringat Renjana.

"Oh, kating galak, ya? Terimakasih udah kasih tahu, yaudah aku pergi dulu ya...." Dengan jalan cepat, Aksa berjalan membelakangi Renjana yaitu semakin menjauh dengan raut wajah senyum yang tidak bisa diungkapkan didepan gadis itu.

"Ketakutan amat." Renjana mengerutkan alisnya karena terheran. Tanpa mempedulikan cowok itu lagi, dia langsung berjalan kembali di tempat pertemuan itu, dan duduk disebelah Anjani.

Anjani menepuk pundak sahabatnya itu dan mendekatkan bibirnya ke telinga Renjana, "Lu liat kating yang baru datang itu?" Bisiknya sambil menunjuk ke arah kating tersebut.

"Yang itu?" Renjana pun menunjuk ke arah yang ditunjuk sahabatnya, "Dia maba tau. Tapi salah almet"

Anjani memukul lengan Renjana dengan geram, "Itu kating galak," ucapnya pelan.

Renjana membulatkan matanya dan refleks ia menutup mulutnya yang menganga, "ih serius?" . 'Haduh mati gue' batinnya. Keringat sudah membasahi keningnya. Panas dingin disertai jantung yang berdebar, ia beberapa kali menggigit bibirnya.

Sahabatnya kemudian menyenggol lengan Anjani, "Heh, lo kenapa?"

Dengan satu tarikan napas dan nada yang berbisik, ia menceritakan pada saat ia menemui kating yang bernama Aksa dibus dan juga depan gedung kampus.

"Ih, ternyata ada yang lebih bodoh dari gue," ujar Anjani.

"Renjana Amelia." Aksa memanggil cewek itu dengan suara lantang yang membuat Renjana semakin ketakutan, "Maju ke depan"

"Gue sih gak ikutan ya, ren," ucap Anjani.

Perlahan, Renjana berdiri dengan kaki gemetar dan memainkan jarinya agar tidak gugup. Dengan langkah pelan ia berjalan mendekati Aksa dengan kating lain sambil menundukkan kepalanya.

Life Goes On  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang