Olaaaa
***
'Duh kok gini sih?'
Anjani menyenggol lengan sahabatnya itu, gelisah? Pasti. Tersemat dalam hati mereka. Renjana menaikan kedua alisnya sebagai kode, dan dimengerti oleh sahabatnya. Mereka pun berlari keluar dari gedung itu, untuk saja jaraknya tidak terlalu jauh dari pintu keluar dan mereka sudah selesai kuliah, mereka menjadi pusat perhatian mahasiswa di sana.
Seorang lelaki yang tampak memerhatikan gerak gerik kedua cewek itu dari dalam gedung. Wajahnya santai, senyum licik terukir diwajahnya, "Baru segitu doang udah kabur"
Dua cewek itu berkeringat penuh membasahi wajah mereka, sambil terengah-engah setelah berlarian duduk dibawah pohon rindang, di atas rumput kecil sambil menegak air mineral dengan lahapnya, "Huhhh... Ren, emang harusnya kita tuh hati-hati sih sama kating, behhh licik banget," kata Anjani.
"Bener banget, bodoh banget sih gue. Besok kuliah gimana, ya? Gue takut," ujar Renjana.
Anjani membuang napas dengan kasar, "Kalau gue sih biasa aja... Yang terjadi hari ini hanya terjadi di hari ini, kalau besok gak perlu dipikirin karena kita enggak tahu apa yang terjadi besok"
Renjana terbelak mendengar jawaban sahabat nya, senyum terpaksa ia lontarkan didepan sahabat nya itu, "Yang benar aja, sulit di mengerti." Cewek itu dengan geram menoyor kepala Anjani, "Lu denger nih ya. Suara gue saja sudah ketahuan bahkan satu gedung juga tau, berarti tuh kating tau lah, otomatis kita kena hukum besok," lanjutnya.
"Kita? Lo aja kali, kan lu yang ngomong," ketus Anjani.
"Parah lu ya"
"Gak lah, bercanda kok." Anjani tersenyum menatap sahabatnya yang terlihat murung. Sepertinya Renjana sedang menggerutu dihatinya terlihat dari raut wajahnya.
***
Gadis cantik berpakaian sederhana dengan tas selempang berwarna cokelat itu masuk kedalam sebuah toko yang berisi banyak buku yang tertata rapih pada rak nya. Gadis itu seperti mencari sebuah buku, ia melihat satu per satu buku di sana. Tatapannya berhenti pada sebuah buku yang letaknya agak tinggi darinya, ia mencoba untuk menyentuhnya. Namun, tidak sampai. Hingga, seorang lelaki muda yang mengambil buku itu dan memberikannya kepada cewek itu.
Saat gadis itu menerima buku dari lelaki itu, ia menatap wajah cowok itu, "Aksa? Eh kak Aksa." Gadis itu menggigit bibirnya karena gugup, tak disangka bisa bertemu dengan cowok itu disini.
"Santai aja, Ren. Diluar kampus ini," kata Aksa.
Renjana menelan ludahnya susah payah, karena teringat kejadian di kampus tadi, ia menundukkan wajahnya, "Eumm... Aku mau bayar ini dulu, ya? Terimakasih, kak, sebelumnya"
Aksa tersenyum menatap tingkah Renjana yang terlihat gugup didekatnya, "Sama-sama. Oh ya, lain kali kalau ngomongin orang, pastikan dulu di luar toilet udah sepi atau belum"
'Tuh kan kena lagi gue' batin Renjana. Ia langsung berjalan cepat sambil menundukkan kepalanya ke arah meja kasir. Ia merogoh tasnya untuk mencari dompet, namun tidak ada jantungnya berdebar karena panik. Ia terus mencarinya di tas tersebut.
Dari arah lain, cowok itu datang memberikan dompet tersebut kepada Renjana, "Percuma, kalau kamu rogoh terus tasnya. Tadi jatuh di lantai, lain kali jalannya santai saja, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On [On Going]
Ficção AdolescentePertemuan Aksa si anak sastra Indonesia dengan Renjana si anak kedokteran pada satu kampus yang sama dimulai pada masa ospek mahasiswa. Bisa dibilang pertemuan mereka tidak terlalu baik. Ia berasal dari kalangan menengah kebawah, yang membuat hubun...