Selamat membaca kawan-kawan
.
.
.***
Aksa Nabastala
Saya Aksa Nabastala. Kelahiran tahun 1972, di Bandung. Saya suka jahil, tapi tak sembarang orang. Renjana pun ikut menjadi korban kejahilan saya, hehe. Dibesarkan tanpa orang tua dan tumbuh di panti asuhan tidak lah mudah, ayah saya meninggal karena gugur dalam tugasnya sebelum saya lahir. Ya, dia seorang tentara, dan jasadnya tidak ditemukan sampai sekarang. Sedangkan, bunda... Dia merantau ke luar negeri dan tidak pernah berkomunikasi selama 2 tahun, ketika saya sukses nanti, saya akan mencarinya, dan itu juga yang menjadi tujuan hidup saya. Saya menyukai sastra, karena itulah saya mengambil jurusan sastra dikuliah saya, karena saya berpikir sastra itu indah, seindah saya mengingat wajah Renjana, hehe. Saya kutu buku, hingga banyak yang tidak menyukai saya karena saya selalu membaca buku. Pendidikan saya bergantung pada beasiswa dan kepintaran, karena tidak memiliki banyak biaya.
Renjana Amelia
Perkenalkan, dia Renjana Amelia. Dia mempunyai nama panggilan spesial dari si kutu buku Aksa, yaitu Reren. Tidak ada yang bisa memanggilnya dengan panggilan itu selain Aksa. Dia kelahiran 1973 di Jakarta. Hanya berbeda setahun dengan Aksa. Ayahnya sangat menuntut dirinya untuk menjadi siswi yang sangat pintar. Dia penyuka senja, laut, dan Aksa. Dia berasal dari keluarga terpandang, ayahnya seorang pengusaha yang berpengaruh di Indonesia. Hal itu juga yang membuat cowok minder untuk mendekati Renjana. Dia gadis yang gampang akrab dengan orang, sehingga ia mempunyai banyak teman yang sangat baik padanya, dia sangat ceria ketika bersama temannya. Dia sangat menyukai makanan manis hingga si penyuka sastra sering memperingatkannya untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi.
Huhhh... Rasanya ingin menulis semua tentangnya.
***
1995, Jakarta.
Seorang gadis dengan memakai almet SMA nya berlari mengejar sebuah bus 'kopaja' dengan khasnya yang berwarna hijau, "PAK, BERHENTI PAK!" Ucap gadis itu dengan napas yang memburu.
"Pak, ada yang mau naik," kata cowok muda yang berparas tinggi dengan wajah yang tampan.
Bus tersebut pun berhenti, gadis itu naik kedalam bus tersebut. Dadanya naik turun, jantungnya berdegup kencang. Dengan cepat, dia merapikan rambut dan bajunya yang kusut karena berlarian.
Lelaki muda tadi memperhatikan gadis itu dengan tatapan sendu, tanpa disadari ia tersenyum. Matanya tertuju pada almet gadis itu, "Renjana Amelia," cowok itu mengeja
"Ada apa ya, mas?" Tanya Renjana yang merasa diperhatikan. Tatapan gadis itu kepada Aksa, membuat cowok itu merasa tidak tenang. Entah perasaan apa itu.
Lelaki itu tersenyum, "Ah, tidak apa. Di rambut mu. Ada daun," jawabnya dengan gugup.
Renjana membulatkan matanya, ia langsung mengambil daun tersebut dan periksa kembali penampilannya, "Ada lagi, tidak?
"Tidak, sudah cantik"
"Apa?!"
"Tidak, hanya berujar pada diri sendiri," tutur lelaki itu.
Perasaan yang aneh, canggung, cewek itu kepada Aksa, wajahnya terlihat tidak asing baginya. Namun, ia sulit untuk mengingatnya kembali. Renjana menatap almet yang dikenakan lelaki itu, "Aksa Nabastala, nama yang bagus, arti dari nama itu juga tidak kalah bagusnya"
Aksa tersenyum, "Terimakasih"
"Kamu kuliah di universitas Jakarta juga?" Renjana menunjuk almet yang dikenakan Aksa.
Aksa tersenyum sambil menggeleng, "Tidak, ini almet kakak saya, saya hanya mencoba saja"
Renjana mengangguk. Tatapannya, kini beralih pada luar jendela pada bus, dari satu gedung ke gedung lainnya yang dilewati bus tersebut.
'Kok dia percaya sih?' batin Aksa
"Kamu kuliah disana? Tapi kok pake almet SMA?" Tanya Aksa, membuyarkan tatapan Renjana kepada gedung-gedung itu.
"Oh, ini. Saya mahasiswa baru, saya disuruh kating saya untuk memakai almet SMA"
Aksa berhenti dihalte yang tidak seharusnya ia turun, karena dia mempunyai rencana lain untuk gadis itu. Tatapannya tak lepas dari bus hijau itu yang mulai jauh darinya, 'Entah kenapa, jantung saya berdebar didekatnya, padahal kita hanya bertemu secara tidak sengaja' batinnya.
Flashback on
Toko buku, dengan ramainya orang disana, tapi suasana sunyi, dipenuhi dengan mereka yang membaca buku, membeli kaset jadul, dan lainnya. Seorang Aksa yang sedang membaca buku dipojok toko sambil duduk dan mendengarkan musik, sangat fokus membaca buku-buku itu, ia tidak membeli karena uangnya yang hanya cukup untuk ongkos pulang ke kostnya dan beberapa koin, maka dari itu ia datang dan membaca banyak buku secara diam-diam dipojok toko. Biasanya, ia hanya membeli komik yang harganya sangat murah, untuk menutupi semua itu.
Dia menggoyangkan kepalanya tanpa arah mengikuti irama lagu yang didengarnya dengan earphone sambil membaca buku.
Brukk
"Eh, maaf." Seorang gadis menjatuhkan beberapa buku yang ia bawa dan mengenai kaki Aksa. Dan, dia segera mengambil buku-buku itu kembali ke tangannya.
"Iya, gapapa." Aksa pun turut bantu mengambil buku-buku itu.
"Terimakasih." Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya.
"Sama-sama." Aksa menatap gadis itu yang mulai berjalan pergi menghilang dari hadapannya. Perlahan, senyuman terukir dari wajahnya disela ia terus menatap Renjana.
Flashback off
***
Part awal masih dikit😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On [On Going]
Fiksi RemajaPertemuan Aksa si anak sastra Indonesia dengan Renjana si anak kedokteran pada satu kampus yang sama dimulai pada masa ospek mahasiswa. Bisa dibilang pertemuan mereka tidak terlalu baik. Ia berasal dari kalangan menengah kebawah, yang membuat hubun...