BAB 12

36 2 0
                                    

KESEMPURNAAN

💜
💜
💜

Setelah memakai kembali pakaianku, aku mengambil gaun itu dan keluar dari ruang ganti. aku duduk di bangku di sisi ruang ganti dan mencoba menenangkan jantungku yang berdebar kencang. Dan wajahku rasanya seperti terbakar. Aku mengibaskan kedua tanganku sambil mengatur nafasku yang sedang tidak beraturan .dari tempatku duduk aku melihat jimin berbicara dengan seseorang dengan suara rendah. Begitu matanya tertuju padaku, aku langsung merasakan panas menjalar dari leherku ke pipiku. Aku mengalihkan pandanganku. Dan Dia mengakhiri pembicaraan nya di ponsel nya.

"Kau sudah selesai?"

suaranya tanpa emosi. Aku menatap matanya dan mengangguk pelan.

"Nee aku sudah selesai,"

"Kaja kalau begitu kita pergi."

Resepsionis wanita berjalan ke arahku. Menatapku dingin dia berpura-pura tersenyum dan berkata,

"Sini biarkan aku membungkus gaun ini."

Aku mengangguk dan menyerahkan padanya.
Jimin membayar gaun itu, yang Aku saja tidak akan mampu membelinya , Aku mengambil tas belanjaan. Dan Ada dua tas belanjaan bukankah tadi aku hanya membawa satu baju untuk di bayar, Aku menatap Jimin dengan tatapan bertanya. Dia hanya mengangkat bahunya.

"Gaun ini memiliki sepatu yang serasi juga"

Jadi itu sebabnya dia menanyakan ukuran sepatu ku ketika aku di ruang ganti. Dia mulai berjalan keluar dari toko dan aku mengikutinya

"Terima kasih telah berbelanja. Silakan datang lagi,"
resepsionis itu berkata dengan suara yang terlalu genit,Jimin tidak memperhatikannya dan anehnya itu membuatku puas. Aku bergegas mengejar Jimin yang beberapa langkah di depanku. Saat kami berjalan keluar dari mal, mobil Jimin sudah ada di sana. Saya pikir dia akan membukakan pintu untukku ketika dia mulai berjalan menuju mobil.

Tapi ternyata aku salah ketika dia mengitari mobil dan membuka kursi pengemudi, ini bukan kebiasaannya karena Setiap kali aku bersamanya, dia selalu membukakan pintu untukku meskipun aku tidak menginginkannya. Dan sekarang, ketika aku membawa tas belanjaan, paling tidak yang bisa dia lakukan adalah membuka pintu untukku,

Akhirnya aku tidak terlalu memikirkannya aku memegang kedua tas belanjaan di satu tangan dan membuka pintu dengan tangan satunya lagi,aku duduk di kursi penumpang. meletakkan tas belanjaan di kursi belakang dan memakai Seat belt.

Dia menyalakan mobilnya Satu tangan di setir dan tangan satunya memegang sebatang rokok yang ada di antara bibirnya yang montok. Aku memperhatikan setiap gerakannya. Dia Menghisap sebatang rokoknya menghembuskan asapnya dan bahkan terlihat sangat seksi padahal merokok itu buruk untuk kesehatannya. Dia pasti menyadari aku memperhatikannya ,dia menoleh ke arahku mengerutkan alisnya sambil Menghembuskan kepulan asap dari bibirnya.

"Whee,,??"

" tahu kan merokok itu berbahaya bagi kesehatan, berhentilah merokok. Itu bisa membunuhmu,"

Dia tertawa pahit dan berkata
"Itulah tepatnya mengapa aku merokok. Tapi terima kasih sudah mengkhawatirkan ku,."

Aku bingung dengan jawabannya ,rahangku ternganga mendengar kata-katanya yang dengan sengaja merusak dirinya sendiri.

"Tutup mulutmu chagiya. Lalat akan masuk berterbangan di sana"

"Kamu bercanda kan ?"

Aku masih tidak mempercayai pendengaran ku, Dia secara langsung mengatakan bahwa dia merokok karena dia ingin mati. Apakah ini salah satu leluconnya? Karena itu sama sekali tidak lucu.

ADDICTED ROMANCE PJM (BTS) 🔞 (Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang