BAB 23

30 3 0
                                    

KERAGUAN
💜
💜
💜

"Menjauhlah darinya."

Aku mendengar teriakan amarah seseorang pada para wartawan. Dan tiba tiba lengan seseorang melingkar di tubuhku, membantuku berdiri. Dengan susah payah aku berdiri, menopang diriku dengan bantuan pelukannya erat di pinggangku. Aku mendongak menatap jimin dengan rahang Jyang terkatup, dari mana dia tiba tiba datang?

"Tuan Jimin. Apakah Anda membayarnya untuk berkencan dengan Anda?" "Apakah dia menjual dirinya padamu?"

"Seberapa cantik dia hing,...."

Rengkuhan di pinggangku terlepas membuatku terhuyung ,Reporter itu tidak bisa menyelesaikan apa yang dia katakan. sebuah tinju mendarat di rahang nya .

"Beraninya kau mengatakan itu, bajingan?"

Suara Jimin yang keras dan marah itu menakutkan. Aku belum pernah melihatnya semarah ini, Dia meninju reporter itu sekali lagi dan lagi Para reporter lain mundur sambil merekam kejadian di depan mata mereka, aku menghampirinya untuk menghentikan apa yg terus dia lakukan terhadap reporter itu. Orang orang mulai berkerumun menyaksikan kejadian itu Dan Aku berteriak sekuat yang aku bisa.

"Jimin khajima jebal."

Seseorang menyenggol ku sampai tubuhku terhuyung dan jatuh Kepalaku berdenyut nyeri, begitu juga telapak tanganku. Aku yakin tanganku berdarah, tapi saat ini aku tidak peduli. Jimin tidak menghiraukan teriakanku Kepalaku terasa berat penglihatan ku mulai kabur dan hal terakhir yang keluar dari mulutku sebelum pingsan adalah:

"Jimin, hentikan jebal....!!"

💜💜💜

Aku terbangun karena suara mesin mobil dan Jimin berbicara dengan suara rendah di handphone nya, aku melihat sekelilingku ,dan menyadari berada di mobilnya terparkir di luar sebuah mansion besar. Mobilnya selalu memiliki aroma khas musk, asap rokok, dan aroma yang hanya dimilikinya Dan aroma ini yang membuatku gila,
Saat aku duduk lebih tegak, Jimin melihat ke arahku, matanya melebar, dan rasa lega terlihat di wajahnya.

"Aku akan bicara denganmu nanti,"

tatapannya masih menatapku sebelum menutup panggilannya dan mematikan handphone nya.

"Di mana aku?"

Aku berkata tanpa menatap nya ,pandanganku tertuju pada tangannya. Buku-buku jarinya memar. Mataku terbelalak mengingat kejadian wartawan serta reporter yang menuduhku sebagai jalangnya dan dia entah datang dari mana menyelamatkan kan ku . Mataku rasanya panas menahan air mataku namun pada akhirnya berhasil lolos keluar dari mataku.

"Hye jin ! Kwenchana?"

Aku menggelengkan kepalaku menarik gagang pintu mobil namun terkunci tapi aku terus menariknya kasar tidak peduli seandainya pintu mobilnya rusak , Aku hanya ingin keluar dari mobilnya dan menghilang dari hidup nya,
Namun semakin aku menghindari nya ia semakin mendekat padaku seolah olah ada kekuatan tertentu yang selalu menyatukan kami.

"Hye jin aa ..."

Dia meraih pundakku lembut , dan aku tidak menghindari nya . membiarkan air mataku mengalir bebas di wajahku. Aku menghindari tatapannya .

"Biarkan aku keluar. Buka pintunya. Jebal,..!?

"Tidak. Kamu tidak baik-baik saja. Dan aku tidak akan membiarkan mu pergi . Tidak untuk saat ini,"

"Annie Kamu tidak mengerti. Aku ingin kamu . Menghindari ku jeball."

"Tidak. Setidaknya, sampai aku yakin kamu baik-baik saja,"

Aku menatapnya. Begitu banyak emosi terlihat di matanya, Aku menyeka air mataku menggelengkan kepala.

"Lepaskan aku, Jimin. Buka pintu sialan ini"

ADDICTED ROMANCE PJM (BTS) 🔞 (Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang