Epilog

4.3K 221 19
                                    

Semuanya telah berakhir

᯽ • • •᯽ AFKARA ᯽ • • • ᯽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

᯽ • • •᯽ AFKARA ᯽ • • • ᯽


"Ini anak mana, dah? Lama bener." Gerutuan itu kembali terdengar dari seorang remaja yang tengah duduk bersandar di salah satu bangku halte yang terletak tak jauh dari persimpangan jalan.

"Keburu lumutan gue disini." kesalnya, lagi.

"Sabar, Bang. Astaga." sahut remaja lainnya yang juga tengah terduduk di sana.

Adnan yang mendengar hal itu mendengus pelan, cukup kesal karena seseorang yang sedari tadi ditunggunya tak kunjung datang. "Jangan jangan belum bangun tuh anak."

Gerutuan yang kembali keluar dari sang tertua itu hanya di tanggapi dengan helaan napas pelan oleh yang lebih muda. Lelah juga membujuk sang kakak untuk sedikit bersabar.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un," gumam Bima tanpa sadar, kala mobil dengan irama sirine panjang dan tak berulang itu tak sengaja melewati keduanya.

Tak keras, namun gumaman itu masih mampu masuk ke dalam indera pendengaran Adnan. "Siapa, Dek?"

Bima menggeleng singkat. "Gak tau juga. Tapi tadi bunyi sirine nya udah nanda in kalo dia udah nggak ada."

"Jadi, lo gak kenal?" tanya Adnan menatap sang adik heran.

"Nggak."

"Lah, terus?"

Bima mengalihkan atensinya pada sang kakak yang ternyata juga tengah menatap heran kearahnya. "Kenapa?" tanya nya bingung.

"Gak paham gue." jawab Adnan singkat.

Lantas, remaja itu kembali mengedarkan pandangannya ke depan. Menyibukkan mata dengan menatap kendaraan yang sedari tadi berlalu lalang. Mengabaikan tatapan sang adik yang masih menatapnya heran.

Bima tersenyum tipis, ia juga turut meletakkan pandangannya ke depan. Kembali berkelana dengan pemikiran yang baru saja sempat tertunda karena pertanyaan tak jelas sang kakak.

"Kita di dunia ini cuma numpang singgah, Bang. Sedangkan yang abadi itu adalah hidup setelah kematian. Akan ada masanya nanti kita akan kembali ke pangkuan Tuhan. Meski kita sendiri juga gak tau, kapan masa itu akan datang." ujar Bima tiba tiba.

"Kenapa tiba tiba lo ngomong gini?" Tatapan Adnan kembali terjatuh pada Bima yang masih terfokus dengan jalanan.

Bima menatap Adnan sebentar, sebelum kembali melanjutkan perkataan. "Gak tau. Kepikiran aja, sih. Pasti orang yang dibawa sama mobil tadi sebenernya juga gak bakal tau 'kan kalo ternyata dia bakalan meninggal?"

Oh astaga, masih seputar mobil ambulance yang tadi melintas itu rupanya?

"Hmm, bener juga. Kematian itu gak ada yang tau. Bahkan orang orang yang meninggal hari ini itu sama kayak kita sekarang. Banyak dari mereka yang ngira kalau mereka masih bisa hidup besok."

AFKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang