Special Chapter 1

3K 173 4
                                    

About Aksara

᯽ • • • ᯽ A F K A R A ᯽ • • • ᯽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

᯽ • • • ᯽ A F K A R A ᯽ • • • ᯽

Banyak orang bilang, menjadi anak pertama itu merupakan sebuah keberuntungan yang sangat besar. Selalu dijadikan prioritas utama di antara anak anak yang lain. Selalu didahulukan jika ada sebuah kebutuhan maupun keinginan. Dan lagi, selalu bisa dengan gampang menyuruh sang adik melakukan sesuatu untuknya.

Mungkin, itu memang benar. Tapi...

Jadi anak pertama tak selamanya menyenangkan seperti yang mereka katakan. Mengemban banyak tanggung jawab dan menjadi panutan untuk adik adik bukanlah suatu kemudahan.

Banyak kerja keras dan tuntutan yang harus ia emban.

Aksara Zaidan Fandesta, resmi menyandang anak pertama dari tiga bersaudara. Meskipun sebenarnya ia dan Askara merupakan kembaran, tetap saja, ia lahir lima belas menit lebih cepat dari sang saudara. Membuat dirinya di cap sebagai si sulung keluarga.

Padahal banyak orang bilang, seharusnya yang menjadi anak pertama diantara saudara kembar itu adalah yang dilahirkan terakhir. Tapi hal itu tetap tak berlaku untuk Aksara. Karena sang ayah, Bagaskara_ lebih menganut sekte "Lebih dulu menghirup udara, dia lah yang tertua."

Jadi, apa boleh buat? Mungkin takdir Aksara memang harus menjadi anak pertama.

"Kalau jadi anak pertama itu, harus kuat dan bertanggung jawab, Bang. Kamu harapan pertama keluarga ini. Kamu juga harus memberikan contoh yang baik untuk adik yang lain."

Kata kata yang pernah diucapkan Bagaskara saat dirinya masih berusia lima tahun saat itu, masih sangat melekat pada dirinya. Dan tetap Aksara terapkan prinsip itu hingga ia beranjak dewasa seperti saat ini.

Tumbuh menjadi sosok anak yang tegas, kuat, dan tegar menghadapi segala tanggung jawab yang harus ia laksanakan. Aksara, berhasil tumbuh bersama rasa luka yang ia sembunyikan dari semua orang.

"DIA YANG DULUAN DADDY. DIA YANG NAKAL IN ABANG DULUAN!!"

"Semuanya bisa dibicarakan baik baik, Aksara. Kamu tidak seharusnya bersikap kasar seperti itu. Ingat, kamu itu harus memberikan contoh yang baik. Bukan malah merusak seperti ini!" sarkas Bagaskara pada si sulung.

Beberapa jam yang lalu, Bagaskara mendapat panggilan dari sekolah menengah, tempat si kembar menimba ilmu. Ia mendapat laporan bahwa si sulung Aksara telah terlibat perkelahian dengan teman satu kelasnya.

Memang bukan Aksara yang memulai. Anak itu hanya berusaha membela diri saat bukunya hendak di robek oleh sang teman.

"Abang gak salah, Daddy!" bela Aksara tak terima disalahkan.

"Masuk! Masuk ke kamar kamu, sekarang!" titah Bagaskara tak tahan. Mati matian pria itu menahan diri agar tak sampai kelepasan.

"Daddy jahat!" teriak Aksara sebelum pergi meninggalkan ruang kerja sang ayah.

AFKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang