Spesial Chapter 2

3.1K 189 6
                                    

About Askara

᯽ • • • ᯽ A F K A R A ᯽ • • • ᯽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

᯽ • • • ᯽ A F K A R A ᯽ • • • ᯽

________________________________

"Mama pulang!!"

Seorang anak kecil segera berlari menuju pintu utama kala suara tersebut terdengar di telinga.

"Adek!! Hati hati jangan lari, Nak." Peringat wanita yang baru saja meletakkan beberapa macam kantung belanja di atas meja.

"Mamaaaaa!!" teriak anak itu merentangkan kedua tangan.

Adara, wanita itu membuka tangan lebar lebar, siap menerima pelukan sang putra. "Aduh, gemesnya anak Mama. Jangan dibiasakan lari lari ya Adek, nanti jatuh loh. Adek mau memangnya jatuh?" ucapnya menatap intens mata bulat itu.

"Jatuh sakit 'kan Mama?" tanya nya memiringkan kepala.

"Iya dong. Kalau Adek jatuh, nanti bisa sakit. Nanti bisa luka dan berdarah. Adek mau?"

Afkara menggeleng cepat, dengan wajah takutnya, ia segera menjawab. "Ndak mau. Adek ndak mau beldalah Mama."

"Nah makanya, Adek jangan lari lari lagi ya? Nanti jatuh." peringatnya mengecup pipi gembil sang putra.

"Iya Mama, Adek ndak lali agi." Jawab si kecil bersungguh sungguh.

Adara tersenyum mendengarnya, tangan cantiknya terangkat membuat sebuah simbol perjanjian. "Mau janji sama Mama?"

"Mauu!!" Afkara menjawab dengan lantang. Tangan kecilnya bertautan dengan tangan sama mama, membentuk sebuah perjanjian.

"Pintar anak Mama." puji Adara mengelus gemas rambut si bungsu. "Ini para kakak nya kemana Adek?" lanjut Adara mencari atensi kedua putranya yang lain.

"Di atas," jawab Afkara kecil menunjuk kamar si kembar.

"ABANGGG AKSALAAA!! MAS ASKALAAA!! MAMA DATANGGG!!" pekik si kecil menggelegar.

Adara reflek menutup telinga saat teriakan sang anak tiba tiba terlontar. "Adek, jangan teriak teriak sayang. Nanti tenggorokannya sakit."

Si kecil itu menyengir lebar. Menunjukkan gigi gigi putihnya yang mulai berlubang. "Im solly, Ma."

"Sorry sayang," Adara terkekeh membenarkan. Gemas mendengar sang anak yang masih tak bisa mengucap dengan benar.

"Ada apa Adek?" Suara Aksara terdengar menghampiri. Membuat kedua insan tersebut menoleh spontan.

"Mama datang."

Aksara mengangguk pelan, perlahan menghampiri bersama Askara disampingnya. "Mama habis darimana?" tanya nya.

"Habis belanja bulanan, Bang."

"Mama bawa oleh oleh?" sahut Afkara ikut penasaran.

Adara mengangguk cepat. Tangan wanita itu terlihat membuka kantong belanjaan dengan cepat. "Mama beli susuuu." ujarnya tersenyum lebar.

AFKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang