Lembar Ke Sebelas

3.3K 307 31
                                    

Membolos?

᯽•••᯽ AFKARA ᯽•••᯽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

᯽•••᯽ AFKARA ᯽•••᯽

Detik demi detik telah terlewati. Tak terasa, bel sekolah telah berbunyi menandakan waktu bagi para siswa untuk kembali pada rumah yang mereka singgahi.

Tak lama, terlihat siswa siswi yang berhamburan keluar dari ruangan kelas, menuju pintu gerbang sekolah besar nan megah itu. Ingin segera pergi mengistirahatkan daksa yang tampak lelah setelah belajar seharian.

Begitu juga dengan Jingga. Remaja cantik itu kini tengah duduk di jajaran bangku yang berada tepat di depan sekolah. Tempat yang memang dikhususkan bagi para siswa yang sedang menunggu penjemputan.

Baru saja gadis itu ingin membuka aplikasi guna memesan taksi online, sebuah mobil yang tampak familiar berhenti tepat di hadapannya. Membuatnya memicingkan mata guna memperjelas penglihatan.

Ah, benar ternyata dugaannya. Mobil itu salah satu kendaraan milik keluarganya. Terlihat dari stiker family bertuliskan 'Pranata' yang menempel pada sisi kendaraan tersebut.

Tak membuang waktu lama, Jingga segera beranjak dari duduknya. Berjalan menghampiri dan langsung memasuki mobil tersebut.

"Loh? Mama? Kapan pulangnya, Ma?" Ujar gadis itu terkejut saat mengetahui bahwa sang ibu lah yang menjemputnya saat ini.

Tumben sekali?

"Tadi, sayang."

"Papa juga? Terus kok Mama tiba tiba jemput Jingga?"

Adara terkekeh pelan mendengar pertanyaan beruntun dari putrinya. Sepertinya, tuan putrinya ini masih terkejut dengan kepulangannya yang lebih cepat dari perkiraan.

"Iya, Kak. Sama papa juga. Tapi tadi papa harus ke kantor pusat dulu, ngambil berkas katanya." Jawab Adara mulai menancapkan gasnya. "Mama juga tadi kebetulan lagi belanja buat stok bulanan di daerah sini. Terus Mama inget, kalo ternyata daerah ini, daerah sekolah kalian,"

"Eh ternyata Mama liat ada kamu yang keliatan lagi duduk duduk di sana. Sekalian aja Mama samperin. Kakak tadi emang lagi nunggu jemputan, ya?" Jelas Adara melirik sebentar pada Jingga yang tengah nyaman bersandar di bangku sebelahnya.

Jingga terlihat mengangguk, meng-iya kan pertanyaan sang mama. "Tadi Jingga mau pesen taksi online sebenernya. Soalnya abang lagi ada kegiatan, jadinya pulang agak malem an. Terus tiba tiba ada mobil yang nyamperin. Eh ternyata ada Mama, ya udah ga jadi deh naik taksi online nya. Lumayan Ma, ngirit, hehe."

Adara turut tertawa mendengarnya. Ada ada saja memang kelakuan anak bungsunya ini.

Anak bungsunya, ya? Lalu dikemanakan anak dengan posisi bungsu yang sebenarnya?

"Oh iya Ma, habis ini mampir apotek sebentar, ya. Ada yang mau Jingga beli." Jingga kembali bersuara setelah hening beberapa saat yang lalu.

"Loh? Kamu sakit, Nak? Kok gak bilang apa apa ke Mama. Sakit apa sayang? Langsung ke dokter aja, ya, sekarang?" Raut wajah Adara seketika berubah. Suaranya menggambarkan sarat akan kekhawatiran.

AFKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang