"VINCENT!!."
Mendengar Suara melengking memanggilnya membuat Vincent Mendengus serta memutar bola matanya malas. Hari Harinya selalu mendengar teriakan teriakan memekakkan telinga Dari Gadis itu.
Berusaha Untuk mengabaikannya, Vincent pun berjalan dengan mulai melebarkan langkahnya Untuk buru buru Pergi dari sana.
Gadis yang melihat tindakan Vincent pun mulai mengejar dengan berlari menyusul langkah pria itu. Ketika sudah mulai dekat, Ia pun memegang ujung Sweater hitam yang di pakai Vincent dari belakang.
Sehingga secara tiba tiba, Tarikan itu mampu membuat Vincent sedikit terhuyung kebelakang.
Hos Hos Hos.. Suara Deru nafas yang terengah engah dari Gadis itu terdengar.
"Vin, Jalannya jangan cepat cepat dong, Kan Ese mau bareng ke kelasnya." Ujarnya.
Vincent melirik Gadis itu sekilas. Gadis ini Bernama Azkadina Agnese, Gadis yang sayangnya satu kelas dengannya, Yang beberapa Bulan ini mulai mendekatinya dengan alasan dia menyukainya.
Sampai Sampai, Dengan Beraninya dia Menembaknya di hadapan teman kelas. Awalnya, Vincent baik baik saja dengan itu. Toh, Tidak hanya satu atau dua gadis yang mengungkapkan cintanya kepadanya. Ada Beberapa, tetapi tentu saja ia tolak, Karena Vincent Memiliki Alasan untuk itu.
Namun Biasanya, Gadis yang Vincent Tolak akan memilih Mundur dengan sendirinya, Dan tidak akan mau lagi berurusan dengannya, Tetapi kali ini berbeda, Malahan Gadis yang bernama Agnese Ini, Malah semakin Gencar mengejarnya secara Ugal ugalan. Yang lama kelamanaan membuatnya jadi terganggu.
"Kalau Gue nggak mau?." Ujarnya Cuek.
"Tinggal paksa." Balasnya
"Kalau Gue tinggalin?."
"Tinggal Susul"
"Kalau Gue Belok?."
"Ya tinggal di Lurusin."
Mendengar jawaban Spontan dari Gadis itu membuat Vincent lagi lagi menghela nafas lelah. Berapa banyak kosa kata aneh yang terukir di kepala gadis ini?. Sungguh, Berdebat dengan gadis ini Tidak akan menghasilkan Apa Apa.
Vincent yang awalnya masih melangkah, Tiba tiba saja Berhenti Lalu kemudian Berdiri menghadap gadis itu dan tatapan mata tak suka.
"Apa Lo bisa berhenti, Sekarang?."
Gadis itu mengangguk, Dengan sesekali menatap Vincent dengan Pandangan yang berbinar. "Bisa. Ini sudah aku lakukan."
Vincent menggeram marah. "Apa lo nggak bisa mengerti?. Stop mengejek Gue."
Agenese tersentak, "Mengejek?. Kapan aku melakukannya?."
Vincent melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah Agnese dengan pandangan Frustasi, "Sampai kapanpun, Gue nggak akan suka sama Lo. Sampai kapanpun, Perasaan Lo tidak akan terbalas."
Ese menggeleng. "Bukan Hanya kamu yang menentukannya."
Vincent Mengacak rambutnya Frustasi. kenapa Gadis di depannya ini tidak kunjung mengerti?, Kenapa dia sangat keras kepala?. Mau bagaimana lagi cara mengusirnya?. Dia seperti benar benar di rendahkan, Dan ini memalukan.
Vincent melangkah Lebih dekat, Lalu kemudian mencondongkan wajahnya lebih dekat dengan telinga Agnese. "Gue Gay!. Lo mengerti sekarang?. Jadi, Tolong berhenti!."
Hai.
Bertemu lagi dengan Jihan dengan Suasana yang Baru.Vote coment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWRITE
Teen Fiction"Vin, daripada sama batang mending sama Lubang." "Gimana Vin? Berminat Jadi pacar Ese?." Vincent menoleh, Menatap Agnese Barang sejenak. "Apa Lo bisa diam?. Lo berisik tau, nggak.." "Vin.. Kita Cocok Tau kalau Jadi pasangan, Laki laki dan peremp...