Suasana Kantin yang ramai sampai obrolan ibrolan kecil terdengar. Tidak membuat Agnese tidak berhenti memandangi Kaira yang sedang beradu mulut dengan Regan, Sebenarnya mau berapa jauh mereka melakukannya?.
"Hei, Kalian Cocok." Ujar Agnese melihat perdebatan Kaira dan Regan dengan wajah seriusnya.
"Amin."
"Najis."
Perkataan yang serentak dengan kata yang berkebalikan membuat Agnese terkekeh. Sedangkan Kaira langsung menoleh menatap Tajam Ke Arah Regan yang sedang tersenyum manis ke arahnya tanpa peduli dengan tatapan membunuh Kaira.
"Apa Kamu akan membiarkan mereka?." Tanya Agnese tiba tiba sembari memandangi Vincent yang lahap memakan makanannya dengan acuh. Vincent melirik Agnese sekilas lalu kemudian melanjutkan makannya lagi, mengabaikan Kaira yang berusaha untuk berbicara dengannya.
"Halo. Gue gabung yaa.."
Seorang pria tiba tiba datang dengan wajah ramahnya dan langsung mengambil posisi duduk di dekat Agnese yang membuat Agnese yang berada di dekat Vincent sedikit bergeser lebih dekat.
Agnese memandang wajah Pria Itu lalu kemudian mengangguk. "silahkan." Ujarnya.
Siapa yang tidak mengenal Pria yang baru saja datang Ini?. Namanya Aster Leonardo, Mantan Ketua osis yang sekarang sudah Berada di tingkat Tiga dengan mengambil jurusan IPS, Pria yang selalu mencoba mendekati Agnese yang tentu saja di Abaikan oleh Gadis itu.
"Pesan Yang gue kirim, Mau sampai kapan bakal lo anggurin nes?." Ujarnyan tiba tiba dengan mata yang senantiasa memandangi Agnese dengan menopang dagunya sehingga membuat Regan, daren, Dan Kaira seketika menoleh menatap Pria itu.
Tidak mengherankan, Ternyata ini alasan Aster berada di sini sekarang, padahal semua orang tahu bagaimana dia membenci Vincent dan teman temannya. Apakah Agnese menjadi inceran pria itu sekarang?. Tampaknya itu benar.
Agnese menoleh, menatap Aster lalu tersenyum canggung. "Kapan Lo ngechat?."
"Aku selalu ngehubungin kamu tau, Nggak ada satupun yang masuk kah?."
Agnese menggelengkan kepalanya polos, Lalu kemudian ia menatap Aster lagi. "Emang lo ngomong apa?."
"Tidak ada yang istimewa, aku hanya menyapa." Ujarnya yang membuat Agnese menoleh menatap Vincent yang masih memakan makanannya mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya.
Agnese mengangguk mengerti. "Baiklah, Sorry. Gue jarang Megang handphone." Ujar Agnese memberi alasan.
Hal yang dikatakan oleh Agnese membuat Kaira memutar bola matanya malas, Sudah jelas kalau itu bohong, Di zaman sekarang memang siapa yang bisa jauh dari benda itu?.
Begitupun dengan Vincent, Pria itu juga tahu kalau sekarang Agnese sedang berbohong karena Ia tahu bagaimana Agnese yang selalu menghubunginya tanpa henti.
"Nah,, kalau gituu.." Aster mengeluarkan handphone nya, mengetikkan nama seseorang di sana, lalu mengetikkan sesuatu lagi, kemudian mengirimkannya.
Vincent melirik kantong celananya, Karena malas untuk melihat. Ia mengabaikannya.
"sekarang Lihat handphone mu, Aku sudah mengirim pesan lagi." Ujar Aster lagi yang membuat Agnese terdiam sebentar, dengan perlahan mulai mengangkat handphonennya, lalu Melirik handphone nya yang tidak ada notifikasi masuk di sana. mengerutkan keningnya, kemudian memperlihatkan layar handphonenya ke arah Aster. "Tidak ada." Ujarnya,
Aster yang melihatnya pun mengerutkan keningnya, Kenapa bisa tidak ada?. Bukankah ini nomor Agnese?. Karena merasa tidak percaya, Ia pun mulai mendial nomor itu, Selang beberapa saat Aster mendial nomor itu, Nada dering telfon mulai terdengar di sekitar meja itu. Mendnegar nada itu, Aster tersenyum sembari menatap Agnese. Gadis ini berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWRITE
Teen Fiction"Vin, daripada sama batang mending sama Lubang." "Gimana Vin? Berminat Jadi pacar Ese?." Vincent menoleh, Menatap Agnese Barang sejenak. "Apa Lo bisa diam?. Lo berisik tau, nggak.." "Vin.. Kita Cocok Tau kalau Jadi pasangan, Laki laki dan peremp...