28. HUKUMAN

48 6 0
                                    

Kring!!!!!.

Suara bel menggema di seluruh penjuru sekolah membuat siswa yang berada di luar, langsung berhamburan masuk kekelas dan siswa yang yang berada di kelas langsung duduk di tempatnya masing masing menunggu Guru yang mengajar untuk masuk.

Ada yang sudah rapi duduk di meja masing masing, membuka buku di depan nya lalu ada juga yang masih santai santai belum mengeluarkan bukunya bahkan ada yang masih berjuang dengan menyalin tugas dari buku siswa lain.

Dan Agnese masuk kedalam jajaran Itu, Vincent yang tanpa sengaja memperhatikannya menggelengkan kepalanya tak percaya. padahal Tugas yang di berikan sungguh banyak, dia saja butuh dua jam menuliskannya, apalagi gadis seperti Agnese, dan di tambah Pr itu akan di kumpulkan pada pelajaran pertama ini. bagaimana tidak keriting itu tangan?.

Hanya butuh waktu saja bagi gadis itu untuk menerima hukuman.

"Selamat pagi."

Sudahlah, seperti yang dia duga. Guru yang mengajar sudah masuk, dan tidak ada yang bisa lolos dari guru itu. Guru FISIKA yang bernama Buk Feli yang terkenal dengan pemberi hukuman yang tak masuk akalnya. 

Habislah gadis itu.

Karena baru masuk saja, Matanya yang besar itu sudah melihat kesana kemari untuk mencari targetnya. "AZKADINA AGNESE!."panggilnya

Sudah ia duga, kalau gadis itu akan jadi target yang pertama. Vincent hanya diam tetap melihat kedepan tanpa menoleh ke arah Agnese yang sudah menjadi pusat perhatian.

"Ah iya buk." Ujar gadis itu cengengesan mendongakkan kepalanya melihat ke arah Buk Feli yang menatapnya dengan nyalang.

"Tidak membuat Tugas lagi?. MAJU KEDEPAN!." Perintahnya mutlak membuat Agnese yang awalnya masih menulis, dengan ragu ragu pun bangkit dari duduknya. dengan menggaruk tengkuknya, ia pun melangkahkan kakinya maju kedepan. 

"hampir selesai kok buk." alasannya dengan masih melangkah maju

"Apa apaan hampir selesai!. Tidak ada membantah Agnese, kamu harus di beri hukuman supaya sadar akan kesalahan kamu." Ujarnya, setelah Agnese udah berdiri di depan. Buk Feli kembali melihat ke arah siswa lain yang masih duduk di bangkunya masing masing.

"Baiklah, siapa lagi yang tidak membuat Pr?. Yang jujur! kalau nanti ketahuan. Ibuk akan menggandakan tugasnya!." Ancamnya, dan seperti yang di duga, tidak ada yang mengangkat tangannya pertanda bahwa tidak ada lagi yang melanggar.

Feli yang melihat tak ada lagi pun menganggukkan kepalanya. "Bagus!." Ujarnya, lalu kemudian melihat ke arah Agnese. "Hukuman apalagi yang akan ibuk berikan ke kamu ini, Agnese."

Cukup lama Buk Feli diam, memikirkan hukuman yang bagus, Hingga dia mendapatkan ide. "Ha, bagaimana ka-."

"Buk." 

Belum sempat Feli melanjutkan perkataan soal hukuman yang ia berikan kepada AGnese, Suara yang memanggilnya memotong pembicaraannya membuatnya langsung menoleh ke sumber suara. dimana Seorang Pria yang mengangkat tangannya dengan menatapnya.

Buk Feli diam sebentar, lalu kemudian memperbaiki posisi berdirinya dengan seluruh tubuhnya menghadap ke arah Kursi pemuda itu."Ada Apa Vincent?." tanyanya.

Vincent yang mengangkat tangannya, dengan wajah tak bersalahnya berujar. "Saya juga, Saya melupakan buku Pr saya Buk. Padahal semalam sudah saya kerjakan."

Semua siswa yang di kelas seketika terdiam, sangat jarang seorang Vincent bisa seteledor itu, padahal mereka semua tahu, bagaimana seorang skyler Vincent sebenarnya.

Feli yang mendengar hal itu, wajahnya tiba tiba berubah masam menatap Vincent dengan tajam. "Tidak ada alasan SKYLER VINCENT!. Kamu juga maju!." Perintahnya.

Dan tanpa membantah, Ia bangkit dari duduknya dan melangkah maju ke depan papan tulis, ketika sudah dekat ia pun berdiri di samping Agnese, Agnese menatap Vincent bingung, kenapa?.
"Kamu bohongkan?."Bisiknya

Vincent yang mendengar hal itu seketika menoleh, melihat ke arah Agnese sejenak, lalu kemudian menggeleng. "Itu benar. Buku gue ketinggalan."

"Apa yang kalian bisikkan berdua?."

Agnese seketika berdiri tegak, melihat lurus kedepan mengabaikan pertanyaan Buk Feli. 
"Baiklah Baiklah. Ibu capek." Feli menduduki tubuhnya di kuris Guru, dengan memijit keningnya. "Kalian berdua bernyanyilah!. Awas saja suara kalian jelek." Ujarnya pasrah yang membuat seisi kelas menganga tak percaya. 

"Ibu hamil?." Celetuk salah satu murid yang membuat Feli langsung menoleh ke arah siswa itu.

"Apa kelihatan begitu?."

Tanpa di duga, seluruh siswa menganggukkan kepalanya, bagaimana tidak. ini pertama kalinya Feli memberikan hukuman yang seperti ini. Setidaknya paling kurang, siswa yang dia hukum akan di suruh hormat tiang bendera 2 jam. kalau tidak berlari 10 putaran dengan lapangan yang seluas itu, dan paling ngerinya, Buk Feli akan memberikan Hukuman dengan menyuruh siswa membersihkan seluruh lapangan di bawah terik matahari, bahkan ada siswa yang pingsan karenannya, gimana nggak killer?.

Tapi sekarang apa?. apa Guru ini sedang bercanda?. Bernyanyi?. yang benar saja!. Sungguh, ini sangat aneh.

"Ibuk Hamil kan buk?. Ya kan buk?." Suara desakan dari siswa membuat Kelas menjadi bising, Feli yang tidak suka kebisingan seketika bangkit dan mencoba mendiamkan seluruh siswa. 

"Sutss diam diam."

Aneh nya, suara yang lemah itu mampu membuat suara kebisingan tadi langsung lenyap, tak sabar mendengarkan jawaban dari apa yang mereka tanyakan,Bukan tanpa alasan, Setelah cuti selama sebulan kemarin, dengan alasan karena Buk Feli yang menikah, Bukankah kecurigaan bahwa Buk Feli hamil bisa menjadi kebenaran?.

Itu juga salah satu alasan, kenapa Kelas Mipa 2, bisa di berikan Pr Fisika sebanyak itu.

"Jangan bercanda. Ibuk tidak hamil."

Jawaban yang mengecewakan, Yang membuat Siswa di kelas itu mendesah kecewa. tetapi dalam hati mereka, mereka masih ragu dengan jawaban itu. Toh, Sangat mustahil rasanya kalau Buk Feli bisa berubah secepat itu.

"Pasti karena ibuk belum periksa kan?." masih ada yang berani menyangkal.

"Nah benar."
"benar tuh."

Jawaban Protes membuat Feli memijit keningnya kembali, dia yang merasakannya kenapa siswanya yang bersikeras?.

"Kalian jangan bercanda."

"kalau ibuk nggak percaya, coba check!." Saran dari siswa perempuan membuat Feli diam sejenak, benar juga. kapan dia terakhir Pms?. Hah. bukannnya baru kemarin dia selesai. nggak mungkin hamil kan. sungguh, siswanya ini ngaco sekali.

"Sudah sudah. hamil atau tidak, biar ibuk coba check nanti. kalian diamlah, Kalau kalian berisik, kapan ibuk bisa mendengar nyanyian mereka berdua."

"Ibuk beneran hanya ingin memebrikan hukuman berupa nyanyian?."

Feli dengan kesadaran penuh menganggukkan kepalanya. "kenapa tidak?."

"Sudah jelas!. Ini pasti ngidam!." Batin sebagian siswa yang mengerti, menganggukkan kepalanya berbarengan.

"Sepertinya Buk Feli sudah berjuang keras. selamat buk." Gumam mereka dalam hati dengan menganggukkan kepalanya bangga.

"Sekarang kenapa kalian diam?!." Tanyanya sensi menatap seluruh muridnya nyalang yang membuat siswa di sana bergidik.

"Serba salah." Gumam mereka barengan membuat Buk Feli mengerutakn dahinya bingung, kemudian menoleh ke arah Vincent dan Agense. "Kenapa belum mulai??!." Tanyanya nyolot membuat Agnese dan Vincent yang hanya diam tanpa berkomentar pun tersentak.

"lah, kena juga, padahal diem doang." gumam mereka dalam hati tapi tetap menganggukkan kepala berbarengan.

TBC

REWRITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang