18. PANGGILAN?

17 4 0
                                    

Duduk dengan Menatap keluar jendela dengan fikiran yang kemana mana. Setelah kepergian Daren di beberapa saat lalu, Bel tanda istirahat selesai mulai bergema di seluruh kelas membuat Vincent Tak jadi melakukan apa yang ingin ia lakukan di kantin tadi.

Tetapi satu hal yang pasti, setelah kejadian putusnya hubungan pertemanannya dengan Teman temannya, Vincent juga tak bernafsu untuk makan.

"Ada pertanyaan?." Tanya Pak Hasan yang saat ini sedang mengisi pembelajaran Di kelas Vincent.

menghela nafas, mengangkat tangannya dengan mata yang awalnya menatap keluar jendela, lalu kemudian beralih melihat Guru tersebut.

Mengedarkan pandangannya, Dimana Seorang Pria yang mengangkat tangannya membuat Hasan menunjuk pemuda itu.

"Ha, yang di sana.." Tunjuknya ke arah Vincent..

Seluruh mata yang awalnya melihat kepada Pak Hasan tiba tiba beralih kepada Vincent yang mengangkat tangannya.

"Saya mau izin ke toilet pak."

Dia terdiam sebentar, lalu kemudian menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Bapak Kira kamu mau bertanya. Baiklah.. Jangan lama." Ujarnya dengan sedikit Nada Kecewa di sana.

Vincent yang sedikit tidak mengerti tentang situasi sekarang, melihat Teman teman sekelasnya juga bertindak aneh membuat Vincent Sedikit berpikir dengan apa yang terjadi. Tetapi Untuk menjawab ucapan Pak Hasan, Vincent menganggukkan kepalanya, lalu bangkit dari tempat duduknya.

setelah Kepergian Vincent, Pembelajaran pun kembali di lanjutkan Dengan Vincent yang sudah berlalu pergi dari ruang kelas.

Di perjalanan, Dengan tangan yang di masukkan kedalam kantong Celana, Vincent terus melangkahkan kakinya dengan Fikiran yang kemana mana, Situasi dan suasana yang berisik di sekitarnya pun tak khayal terabaikan oleh Fikirannya yang sekarang sedang berisik.

Terus mengikuti langkah kaki yang tak tahu akan kemana, Vincent tetap berjalan. Hingga beberapa saat, langkahnya membawanya ke Roftop dimana ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di sini.

Bukan Karena dia tidak suka Roftop, Tetapi Image jelek terhadap Siswa yang Sering ke roftop ini lah yang membuatnya tidak pernah mendekat.

Sudah di bilang bukan, Dia tidak ingin menjadi Pria yang populer. Baik itu karena Kepintaran, maupun kenakalan. dia hanya ingin menjadi Pria yang biasa saja.

"Yo, Tumben Lo ke sini." Sapa seseorang yangs udah berada di dalam sana.

Vincent mendongak, Melihat Andi yang sedang duduk selonjoran di tepi roftop, Jemari yang mengapit sebatang rokok bersama 5 orang teman temannya yang berada di sekitarnya.

Melangkah mendekat, Ia pun duduk di samping Andi, Duduk berselonjoran dengan sesekali menghela Nafas lelah.

Mungkin terdengar Aneh Dengan Vincent yang tidak menginginkan kehidupan yang tersorot, kenal dengan seseorang yang bernama Mahdani Andi. Berandalan sekolah yang tentu saja namanya sudah di kenal di penjuru sekolah.

Menghembuskan Hasap Rokok yang awalnya mengepul di mulutnya, Andi melakukannya ke arah Wajah Vincent, Menerimanya dengan pasrah tanpa komentar sedikit pun yang menjadi tanda tanya besar pada Diri Andi.

"Ndii, Apa yang bisa membantu dari merokok?." Tanyanya Tiba tiba Yang membuat Andi mengerutkan keningnya bingung.
"Merokok?." tanyanya.

Vincent hanya diam, mendongakkan kepalanya melihat ke arah langit Biru yang membentang di atas sana dengan lagi lagi menghela nafas.

Mulai Menyalakan Rokok yang kedua,  menghirupnya dengan sekali Hirupan, lalu kemudian memberikannya kepada Vincent.

"Kalau Gitu Cobalah sendiri." Ulurnya ke arah wajah Vincent.

Vincent melihat puntung rokok itu sebentar, lalu kemudian melihat ke arah Andi. Andi dengan senyum sumringahnya mengangguk. "Lo akan Baik Baik saja setelah itu." Ujarnya.

Melihat kembali ke arah Puntung rokok yang di tawari oleh Andi tadi, lalu kemudian mengambilnya. meletakkannya di antara Bibirnya, lalu mulai menghisapnya.

"Hisap perlahan, dan rasakan." intruksi Andi lagi yang membuat Vincent mengikuti.

Fikiran yang seperti benang kusut, dengan kebisingan yang terdengar. Kegelapan yang awalnya ia lihat tiba tiba berubah, Fikirannya tenang dan kebisingannya mereda, Untuk pertama kalinya ia merasakan hal yang setenang ini setelah sekian lama.

Apa ini? Apa dunia yang seperti ini benar benar ada?.

Hisapan demi Hisapan, membuat Dirinya tak bisa berhenti. Rasa Pahit dan manis yang tercampur terasa Enak.

Andi yang melihat Vincent menikmati apa yang pria itu lakukan tersenyum senang, menyalakan rokoknya lagi, lalu mulai melakukan hal yang sama dengan kebiasaan yang sudah pernah ia lakukan.

menikmati saat saat yang biasanya sangat mustahil terjadi, Skyler Vincent. apa yang menbuat Pria yang biasanya tidak ingin menyentuh bahan nikotin dan akhirnya malah seperti ini?. seberapa berat beban pikirannya?. mungkin dia sudah melakukan hal yang buruk, membuat Pria yang sangat benci nikotin akhirnya menjadi calon pencandu.

^~^

"Nes, Apa Vincent bakal baik baik saja?." Agnese yang melihat punggung Vincent yang melewatinya hanya diam.

ketika Punggung itu sudah tertelan di balik pintu, Barulah ia kembali melihat ke arah Pak Hasan.

Ntah, dia tidak tahu, Karena ini pertama kalinya ia melihat Vincent yang seperti ini, Sebenarnya Apa yang sangat mengusik Pria itu?.

Perkataan yang di ucapkan Oleh teman sebangkunya Pun, Agnese abaikan. memang Agnese jarang menjawab apa yang di ucapkan gadis nyinyir di sampingnya ini, Biasanya dia hanya malas untuk merespon, tapi  pertanyaan nya yang sekarang membuat dirinya benar benar tidak mau menjawab.

Pembelajaran terus berlangsung, Membuat Agnese yang awalnya bisa fokus kepada pembelajarannya, Mulai merasa terganggu, hingga apa yang di jelaskan oleh Pak Hasan di depan terasa kabur di pendengarannya, Sampai setengah Jam akhirnya, Suara nyaring yang menggema di seluruh Penjuru sekolah Membuat Fokus Semua siswa teralihkan.

"SELAMAT SIANG, DI BERITAHUKAN KEPADA SISWA YANG BERNAMA SKYLER VINCENT DIHARAPKAN UNTUK SEGERA DATANG KE RUANGAN KEPALA SEKOLAH SEKARANG."

Agnese membulatkan matanya sempurna, Ruang kepala sekolah? seperti yang di ketahui semua siswa, yang masuk ke ruang kepala sekolah adalah siswa yang memiliki kasus yang sangat berat. Jadi apa yang membuat Vincent masuk kesana?.

Dan Jika di Pikir, Permasalahan apa sampai Pertengkaran Waktu di kantin terjadi?

"Di ulangi, Untuk siswa yang bernama Skyler Vincent, Di harapkan untuk datang ke ruang kepala Sekolah Sekarang."

TBC

REWRITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang