4.

28.8K 3.8K 314
                                    







"Dimana sopan santun mu Vano?! Dia adikmu!" Hardik Kavin langsung tersulut emosi. Dia marah karena Alfa di katakan babi.

Alfa yang melihat ayahnya mendekat dan hendak melayangkan pukulan untuk Vano, dia mencegah duluan, "Ayah berhenti. Vano tidak bermaksud."

"Tidak bermaksud apa? Baby, kamu tidak bisa terus terusan membelanya. Dia sungguh keterlaluan." terbuat dari apa hati anak angkatnya ini.

Padahal dirinya sering di sakiti oleh putra kandungnya.

Vano ingin muntah melihat drama si depannya ini. Drama picisan. "Sorry gue kayaknya ngga punya keluarga, lo lo pada siapa sih?! Gue ngga mau ya di pedofilin! Ngga napsu gue sama kalian!"

Kendrick mengulum senyumnya, ia suka cucunya versi yang ini. Haruskah dia memberi sesuatu pada cucunya yang telah berubah?

"Heh aki aki! Ngapain lo senyum?! Demen lo ama gue?!" sinisnya ketika Kendrick tersenyum dan memandangnya.

Plak!

Buju buset, digampar!

"Dia kakekmu, bicaralah selayaknya berbicara kepada orang tua!"

Cok! Punya keluarga gini amat ya? Ringan tangan, seringan pahala hidupnya.

"Ga peduli! Sana kalian pergi, gue mau tidur ganggu aja lo pada. Apalagi liat muka si babi yang sok imut! Dih najis!" Vano membuat mimik wajahnya mengernyit jijik, sembari menatap Alfanjing.

"Sialan! Anak tidak tau diuntung. Berani sekali kau menghina putraku!" Baru saja Kavin ingin melayangkan lagi tamparan untuk Vano, Kendrick mencekalnya.

"Kau berani melawan ayah?" Sentak Kendrick yang tentu saja di balas gelengan lesu Kavin.

"Ayah ngundang kalian kesini cuman mau bilang bahwa Vano setelah sembuh akan tinggal bersamaku, toh kalian tidak menyayanginya," entengnya.

"Gelud yok kek! Siapa yang mau tinggal sama aki aki bau tanah seperti dirimu heh?!" Vano berkacak pinggang tak terima.

"Syut! Mau duit ngga?" Vano mengangguk cepat macam anak anjing.

"Jadi cucu penurut dan tinggal bersama kakek." Vano mendadak diam dan memandang Kendrick berbinar.

Sedangkang Kavin, menatap tak percaya Vano. Anak itu langsung menurut ketika di sogok dengan uang.

Kavin memandang Vano aneh, namun sarat akan ketidaksukaan. Dia tak suka, ada perasaan mengganjal di hatinya saat ia di abaikan seperti ini.

"Tapi gue punya syarat," ujar Vano.

Kendrick menatap Vano tertarik. "Sebutkan."

"Lo khianatin gue, lo mati?"

"Oke cuu!" Kendrick menyetujuinya tanpa beban.

"Heh!" Enteng banget nyawa sendiri di pertaruhan. Bolehkan Kavin menggampar kepala ayahnya yang gila?

Dengan ini Vano yakin, bahwa Kendrick akan menjadi babu setianya.

"Kak tidak boleh seperti itu, tidak baik berbicara dengan orang yang lebih tua dengan nada tak sopan," ujar Alfa membenahi tata cara bicara Vano.

Vano menaikkan alisnya, "Anak babi tidak di ajak." ia mengangkat bahu acuh.

Alfa menilin bajunya, dia sungguh bermaksud baik. Tapi kenapa Vano malah terlihat tak menyukai dirinya.

Brak!

Tubuh Vano terjerembab, dahinya terbentur lantai marmer yang semula putih kini menjadi merah.

Sementara pelaku, menatap tak percaya apa yang telah dia lakukan.

"Vano--

Sebelum menghampiri Vano, langkah Kendrick terhenti ketika cucunya itu menghajar Alden selaku pelaku yang membanting tubuh Vano.

"MAU LO APA ANJING!? LO MAU GELUD SAMA GW! AYO BANGSAT GW LADENIN!" teriaknya marah dan memukul wajah tampan Alden.

Alden tak bisa membalas, dia terkunci oleh Vano.

Alfa menangis di dekapan Aiden. Tak kuasa melihat betapa brutalnya Vano memukul Alden.

Aiden tak bisa membantu kembarannya, Dia tengah memeluk Alfa yang ketakutan.

Alhasil, Cassian sebagai sulung maju dan mengambil tubuh Vano dengan enteng.

Dia menjauhkan Vano dari Alden.

Vano menendang nendang udara, dia masih belom puas menghajar bocah kurang aja itu.

Berani sekali dia melukainya.

Jasver diam, wajahnya sangat datar. Dia langsung mengobati Vano yang sepertinya pingsan. Itu wajar, karena luka di dahinya setidaknya butuh beberapa jahitan.

Kavin? Tubuh pria itu membeku. Dia memproses apa yang telah terjadi.

"Apa yang kau lamunkan Kavin! Bawa putramu yang sekarat. Kau mau keturunanmu mati!" sentak Kendrick membuyarkan lamunan Kavin.

Kavin langsung mengangkat tubuh Alden dan membawa keluar dari ruangan Vano.

Tak mungkin dia menyuruh Jasver, karena anak itu sedang mengobati Vano. Dan ia juga tak bisa menunggu selama itu.

Kini Jasver mengobati luka di dahi Vano, dan ketika melihat wajah tenang Vano yang pingsan tak urung membuat Jasver tersenyum tipis. Adik bungsunya ternyata sangat manis bila diperhatikan dari dekat.

"Cepat obati saja Vano, ngga usah segala senyum dan merhatiin kaya gitu, kau seperti orang mesum cucuku!"

Jasver acuh, suara Kendrick bagai angin lewat.











Typo? Tandai..









My patner janiandme .. Kalian harus baca karyanya. Seru cuy..








Dah TBC.....

Bad Antagonis. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang