19.

17.7K 2.6K 87
                                    









"INDONESIA AKU KEMBALI.. DU YU HIR MI.. I MIS U!!!" Teriak Vano melengking dengan bahasa inggris bahasa inggris yang 'bagus'

Dia melebarkan senyumnya, menatap lurus kedepan. Tangannya bertaut dengan wajah yang berbinar. "Akhirnya.. Akhirnya gw pulang yeayyy!" serunya.

Satu bulan terlewati begitu saja sehingga dia akhirnya di bebaskan maksudnya pulang. Sedangkan Kendrick harus menetap di Canada karena ada sesuatu penting yang harus di lakukan kata kakeknya. Entahlah, Vano ga ngerti.

Para manusia yang berlalu lalang menatap Vano iba. Mereka mengira jika Vano telah kehilangan akal.

"Mah, abang itu kenapa?" tanya seorang anak kecil pada mamanya.

Sang mama menutup kedua mata si anak dan berkata, "Jangan di hiraukan ya sayang. Mama pastikan akan memberimu makanan sehat agar tak seperti abang itu." Si anak mengangguk polos. Anak dan ibu itu pun pergi menjauh.

Tom.. Dia harus menutup wajahnya malu. Dalam batinnya dia menyumpah serapahi sang tuan muda yang bersikap alay.

"Tuan muda, sebaiknya kita segera pulang."

Vano yang baru saja ngeh dengan kehadiran tom pun langsung berteriak, "TOM! BABU GW!" Vano berlari dan melompat kepelukan Tom. Tom yang tak siap harus terjungkal ke belakang.

Yak!! Tenggelam saja Tom, Dia malu.

"Tuan tolong tenang."

Vano menatap Tom aneh, "Gw sangattt tenang."  namun sedetik kemudian, "Kyaaa... Mas Tom gagah bengete!" pekik Vano Alay.

Tom? Dia tak sadarkan diri karena malu.

.

"Pamann!!!!" Vano berlari ke arah Jarrel yang merentangkan tangannya. Mereka berpelukan layaknya teletubies.

Vano pun senang. Dia sangatt senang. Meski hidup Stevano menyedihkan tapi dia masih bisa bahagia dengan adanya backingan yang kuat.

Ya seperti kata pepatah.. Hidup ini seperti sungai yang mengalir.. Ada aja tai yang lewat.

Tentang si babi? Bisa di pikirkan nanti.

"Udah lepasin dulu pelukannya, sesak nih..." saking eratnya pelukan sang keponakan, untuk bernafas saja sulit.

"Hishhh! Paman merusak moment!" Vano merengut sembari menguraikan pelukannya.

"Gitu aja marah, ayo paman antar ke kamar sekalian beres-beres," Jarrel merangkul pundak Vano selayaknya teman akrab, mereka menaiki tangga dengan senyum merekah.

Tom yang melihat kedua tuannya naik, ia pun undur diri untuk menyelesaikan pekerjaannya yang lain.

Sesampainya dikamar, Vano bukannya beberes ia justru langsung rebahan. Melelahkan sekali, mau tidur tapi perjalanan dari Kanada ke Indonesia itu full tidur! Lihat awan? Ah lewat, tidur lebih berfaedah!

"Mau ngapain ya paman? Gabut banget!" Jarrel berdiri sembari bersedekap tak jauh dari Vano.

"Istirahat sih, kamu kan abis pulang. Ngga jet lag?" Vano menggeleng.

"Ah ngga asik! Ayo paman kita buat keseruan yang tiada tara!" Vano mendudukkan dirinya, ia mengetuk keningnya dengan jari telunjuknya sembari mengerutkan kening.

"Mau ngapain sih?" Tanya Jarrel tak habis pikir pada Vano.

"Tunggu sebentar!" Vano menuruni ranjang lalu berlari keluar kamar, entah kemana.

Jarrel semakin dibuat heran akan kelakuan keponakannya itu, "Semoga tidak ada kekacauan yang terjadi."

Setelah beberapa saat, Vano kembali memasuki kamarnya dengan baskom berisi tepung.

"Lihat nih gw bawa apa?!" Dengan antusias Vano duduk lesehan di lantai sembari meletakkan apa yang ia bawa.

Vano kembali berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi, ia keluar lagi dengan segayung air ditangannya.

Jarrel masih tetap mengawasi, entah apa yang akan Vano lakukan.

Vano kembali duduk, ia menuangkan airnya pada baskom yang berisi tepung.

"Nah sekarang tugas paman!" Vano menyerahkan racikan adonan tepung pada Jarrel.

"Ngapain Van?"

"Taruh diatas pintu, lalu nanti kita prank Tom biar masuk ke kamar ini. Okey?" Jarrel pun mengikuti perkataan Vano. Dia penasaran tengang bagaimana reaksi Tom nanti.

.

"TOM CEPAT KEKAMAR VANO! DIA PINGSAN! Jarrel berteriak kencang seperti apa yang telah Vano perintahkan.

Tak berselang lama, Tom yang panik pun membuka pintu dan boom!

"HAHAHA! TOM LO KENA PRANK!" Vano tertawa terbahak-bahak menatap Tom yang sudah berlumuran cairan tepung.

Sedangkan Jarrel ia terdiam, ia jadi takut. Tatapan Tom tak main main, ia tak pernah melihat Tom seperti itu.

"KAU PIKIR INI LUCU TUAN MUDA?! MEMPERMAINKAN PERASAAN BAWAHAN SEPERTI SAYA?!" Vano menghentikan tawanya perlahan.

Vano terkejut. "AAAA... TOM. AKU DI PAKSA OLEH PAMAN!!" Segera dia berlari keluar kamar meninggalkan Tom yang kembang kempis menatap Jarrel. 

Jarrel? Dia sudah berkeringat dingin. Bagaimana bisa Vano meninggalkan dirinya dan menumpahkan kesalahan pada dirinya.

"Hehehe.. Peace Tom."
























Typo? Tandai..

Thanks.

My partner?? Ah tentu janiandme...





Tbc.

Bad Antagonis. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang