Prolog

4.4K 176 4
                                    

-
-
-
-
-

Happy reading

.
.
.

"Ayah!!"

Seorang pria masuk kedalam rumah sambil berteriak.

Sementara seorang pria paru baya nampak tengah duduk dengan santai memegang sebua iPad di tangannya dan meminum secangkir teh.

Dia menatap kedatangan sang anak dengan wajah tegasnya.

"Kenapa kartu kredit Pond ayah blokir?! Pond masih pake ayah!" Kesal seorang pria yang diketahui namanya.

"Kenapa kartu kredit Pond ayah blokir?! Pond masih pake ayah!" Kesal seorang pria yang diketahui namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pond Naravit Romsaitong, seorang anak rentenir sekaligus anak tunggal kaya raya. Pemilik wajah tegas, pemilik tatapan tajam, dan pemilik rahang tegas percis seperti sang ayah.

"Kamu harusnya sadar, mengapa saya memblokir kartu kreditnya" ucap pria paru baya itu dengan nada santai sambil meletakkan cangkir teh yang dipegangnya keatas meja.

"Ck! Ayolah yah, Pond gabisa nikmatin pesta sama temen-temen!" Pond berdecak kesal.

Mile Phakphum Romsaitong, Ayah Pond sekaligus rentenir dan pembisnis terkaya itu meletakkan iPad yang dipegangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mile Phakphum Romsaitong, Ayah Pond sekaligus rentenir dan pembisnis terkaya itu meletakkan iPad yang dipegangnya. Dia mengangkat sebelah alisnya menatap sang anak.

"Baiklah, Ayah tak akan memblokir kartu kreditmu" ucap Mile.

Pond nampak terlihat senang, tapi belum sampai sedetik, senyumnya kembali menghilang.

"Tapi sebelum itu, ayah akan memberimu tugas" lanjut Mile.

"Tapi ayah-"

"Yasudah kalau kau tak mau kembali menikmati hidup" potong Mile.

Pond menatap kesal sang ayah, dia tak punya pilihan lain selain menerima tugas sang ayah.

"Apa tugasnya?" Tanya Pond dengan raut tak ikhlas.

Mile tersenyum miring. Dia lalu mengotak-atik sebentar iPadnya.

"Kau siap menjadi calon rentenir?" Tanya Mile.

"Huh!" Pond tersenyum miring. "Kau bercanda ayah, itu hal yang mudah"

"Oke, kalau begitu ini klien pertamamu" ucap Mile menunjukkan biodata dan foto seorang pria yang terlihat muda.

"Oke, kalau begitu ini klien pertamamu" ucap Mile menunjukkan biodata dan foto seorang pria yang terlihat muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Namanya Phuwin Tangsakyuen, putra seorang buruh. ayahnya, Tuan Yuen yang belum lama ini meninggal, terlilit hutang banyak pada keluarga kita, dan kau harus membuat anak dari buruh ini membayar lunas semua hutang mendiang ayahnya" jelas Mile.

Pond memperhatikan lama foto Phuwin.

"Ah oke, kasih waktu Pond satu bulan"

"Oke, satu bulan. Ayah tunggu" sepakat Mile.

"Ayah, kembalikan dulu kartuku seperti semula" ucap Pond.

"Hm, besok" balas Mile.

Pond tersenyum senang, dia berjalan meninggalkan sang ayah.

Pond tersenyum senang, dia berjalan meninggalkan sang ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia menuju kearah lantai dua, yaitu kamarnya. Di tangga, dia bertemu dengan Apo Nattawin Romsaitong, papahnya.

"Sawatdii krab Pa" sapa Pond.

"Sawatdii" balas Apo.

"Oh ya nak, papah sudah daftarkan kamu ke kuliah yang kamu inginkan" ucap Apo.

"Wah, Kop Khun krab Pa!" Pond memeluk Apo, lalu tak lama melepaskannya.

"Kalo gitu, Pond masuk ke kamer dulu ya Pa. Pond ngantuk mau tidur"

"Uhm, yasudah fandii na Pond"

"Fandii na Pa"

Pond melanjutkan perjalanan menuju ke kamarnya, dia ingin segera merebahkan dirinya di kasur empuk kesayangannya.

Sementara Apo turun ke lantai bawah untuk menemui sang suami.

"Sayang" Apo memanggil Mile.

Mile menoleh, dia melihat Apo yang berjalan kearahnya.

"Oh kau belum tidur?"

Apo menggeleng. "Aku tak bisa tidur"

"Kemari" Mile menggeser tubuhnya, dia memberi tempat untuk sang istri.

Apo duduk di sebelah Mile, dia menyandarkan kepalanya di bahu Mile.

"Aku tadi dengar kau berbicara serius dengan Pond, ada apa sayang?"

Mile menghela nafasnya. "Saya hanya memberinya sedikit pelajaran, dia akhir-akhir ini terlalu boros dan berpesta sana-sini"

"Mile, bukankah itu hal wajah yang dilakukan remaja? Kau juga dulukan seperti itu" Ucap Apo membela sang anak.

"Sayang, kalau saya tidak mengajarinya bagaimana sulitnya mencari uang, maka dia tak akan mengerti" final Mile.

Apo mengangguk setuju.

"Jangan terlalu memanjakan anak kita sayang, dia sudah dewasa" lanjut Mile.

"Uhm, aku akan bersikap tegas lain kali" balas Apo.

Mile tersenyum, dia mengelus lembut kepala sang istri.

-
-
-
-
-

Don't forget to follow akun Author, vote and comment ya.

Semoga kalian suka sama prolognya, mwehehe

Maaf kalau prolognya masih kurang:(

Next chapter>>>

THE LOVE OF A MONEYLENDER'S CHILD (PONDPHUWIN) *COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang