Fourteen

1.2K 94 4
                                    

-
-
-
-
-

Happy reading

.
.
.

Mobil yang Joong kendarai sampai di sebuah rumah yang jauh dari seluk beluk perkotaan.

Dia memarkirkan mobilnya di lahan luas di depan rumah itu, lalu Joong turun dari dalam mobil bersama Phuwin, dia kembali menggandeng Phuwin dan masuk kedalam rumah itu.

Tak lama kemudian, Mobil milik Neo menyusul. Neo memarkirkan mobilnya di samping mobil Joong. Pemilik mobilnya turun disusul yang lain.

Boss menatap rumah itu dan terdiam.

"Rumah siapa ini? Kenapa Joong bawa Phuwin kesini?" Bingung Noeul.

"Markas rahasia, sesuatu pasti terjadi" Boss menatap Noeul.

"Rumah ini adalah markas rahasia gue, Joong dan Pond. Kita kesini kalo punya sesuatu yang mendesak, sebelumnya gaada satupun yang tau lokasi ini selain kita bertiga" jelas Boss.

"Sesuatu apa yang terjadi sama sahabat gue?" Tanya Dunk.

"Kalo kita mau tau, Kita harus masuk" Jawab Boss.

Akhirnya mereka semua ikut masuk kedalam rumah itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bunuh?!"

Noeul langsung menoleh kearah Phuwin,  dia melihat wajah Phuwin yang berubah menjadi pucat pasi.

"Jadi Phuwin diamanin kesini karna bokap lu mau bunuh Phuwin?" Dunk kini bertanya dengan nada sesantai mungkin.

Pond yang penuh luka itu mengangguk.

Dia baru saja menjelaskan apa yang terjadi, pada mereka yang datang ke markas rahasia.

Phuwin terduduk lemas di sebuah sofa, dia di temani Neo yang memeluknya erat.

"Langkahin dulu mayat aku, aku ga akan biarin ayah kamu nyentuh sahabat aku sedikitpun!" Neoul nampak kesal.

Boss segera meredakan amarah Noeul.

"Noe, sabar. Kita harus nyari jalan keluar masalah ini dulu"

"Telpon polisi, ini urusan nyawa!" Saran Neo.

"Bahkan polisipun ga berani nangkep Khun Mile, lapor polisi gaada gunanya" balas Joong.

"Shiaa!" Umpat Neo.

Pond mendekati Phuwin yang duduk di sofa.

"Kasih gue waktu ngomong berdua sama Phuwin, please" ucap Pond pada Neo.

Neo menatap Phuwin.

"Lu gapapa gue tinggal berdua sama dia? Kalo lu gamau, gue bisa larang dia" ucap Neo lembut.

Phuwin melepas pelukan Neo, dia mengangguk pada Neo.

"Lu bisa pergi dulu" balas Phuwin.

Mendengar balasan Phuwin, mau tak mau akhirnya Neo bangkit dari sofa dan berjalan kearah teman-teman lain. Membiarkan Pond duduk di sebelah Phuwin dan mengobrol berdua.

"Biarin mereka ngobrol berdua, kita harus nyusun rencana" usul Dunk.

Mereka semua mengangguk, lalu mereka pergi kearah luar markas untuk berdiskusi.

Sementara itu Pond berusaha berbicara dengan Phuwin.

"Pukul gue Phu!"

"Pukul gue sepuas lu sekarang!"

THE LOVE OF A MONEYLENDER'S CHILD (PONDPHUWIN) *COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang