Eight

1.2K 99 0
                                    

-
-
-
-
-

Happy reading

.
.
.

"Nara, khotot na..."

"Janhae minta maaf karna mutusin kamu gitu aja"

Janhae mendongak menatap Pond dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hm, gue ngerti kenapa lu putusin gue" Pond tersenyum tipis.

"Awalnya gue mungkin gabisa terima, tapi sekarang gue ngerti kenapa Pa minta lu buat mutusin gue" jelas Pond.

Janhae terdiam, dia kembali menunduk.

"Apa Jan dimata keluarga kamu seburuk itu Nara? Maaf..."

"Jan, Gue ga pernah terbebani pacaran sama lu dulu. Gue juga ga ngerasa kalo lu cuma manfaatin gue. Justru, gue ngerasa beruntung karna setidaknya gue pernah pacaran sama lu" Pond mengangkat dagu Janhae, menyuruh gadis itu untuk menatapnya kembali.

Air mata gadis itu sudah turun deras membasahi pipinya.

"Hiksss.... Pa mau aku nikah sama Sing..."

Pond terdiam. Mendengar itu jujur saja hati Pond merasa sakit, tapi dia dan Janhae sudah tak punya status apapun lagi sekarang.

"Kapan, hm?" Tanya Pond lembut.

"Bulan depan..."

"Nara... Sing suruh aku undang kamu, tapi kalo kamu ga bisa dateng, aku ga maksa kamu Nar"

"Soal rumor tentang aku dan Sing yang selingkuh, maafin aku tentang itu. Sebenernya aku mau ngomong sama kamu dari dulu, tapi aku ga pernah berani buat putus sama kamu, Nara..."

"Aku sama Sing itu temen kecil, jadi keluarga kita ngejodohin kita"

Janhae menjelaskan semuanya.

"Gue bakal dateng ko" Pond tersenyum lembut pada Janhae.

"Dan soal kita, tolong lupain aja ya. Semoga lu bahagia sama Sing, gue ikhlas Janhae..."

Mendengar ucapan lembut dari Pond, membuat Janhae semakin merasa bersalah, dia menangis menerjang tubuh Pond. Gadis itu memeluk erat Pond dan menangis disana.

Pond terdiam sejenak, sebenarnya dia merasa sakit hati dan kecewa terhadap Janhae. Tapi dia masih bisa menahan itu. Tangan Pond bergerak mengelus punggung Janhae yang bergetar karna menangis, dia berusaha menenangkan Janhae.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah berbicara dengan Janhae, Pond kembali ke tempatnya duduk bersama Phuwin. Tapi dia tak menemukan sosok Phuwin disana, Pond hanya melihat bubur yang dia berikan untuk Phuwin ada disana.

Pond segera membuka ponselnya, dia berniat menelpon Phuwin. Pond sesekali melihat sekitaran, barangkali dia menemukan pria yang tengah dia cari itu.

'nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, coba beberapa saat lagi'

Nomor Phuwin tak aktif.

"Apa dia balik ke kelas ya?" Gumam Pond.

Phuwintang

Gue suruh tunggu

Kenapa lu pergi?

Lu ada dimana?

Kenapa buburnya ga lu habisin?

THE LOVE OF A MONEYLENDER'S CHILD (PONDPHUWIN) *COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang