HOME ✔

2.

Besoknya saat Hanan tidak ada kelas lagi, lelaki itu pergi ke apartemen Nina untuk membantu gadis itu berfoto dengan endorsannya.

Hanan tidak perlu mengetuk pintu apartemen Nina karena gadis itu sudah memberikan password kepadanya.

"Hi!". Sambut Nina dengan riang saat Hanan masuk ke apartemen gadis itu.

Hanan tersenyum sebagai balasan, "Sejak kapan kamu warnain rambut?".

Nina memegang rambut blonde nya, "Oh ini tadi pagi, gimana? Cocok gak sama aku?".

Hanan mengangguk. "Cocok aja".

Nina tersenyum, "Sebentar ya aku ganti baju dulu sama make up dikit".

Hanan mengangguk lalu duduk di sofa gadis itu. Selagi menunggu, ia bermain game di ponselnya.

"Han, udah".

Hanan segera berdiri mengikuti Nina ke spot biasa gadis itu melakukan pemotretan.

Hanan menyiapkan kamera ponselnya kemudian bersiap untuk memfoto Nina.

"Udah?".

Hanan mengangguk dan Nina mulai berpose. Beberapa kali gadis itu berganti pose dan Hanan memotretnya.

"Coba aku liat hasilnya". Nina mendekat dan melihat hasil foto yang diambil Hanan.

"Bagus, kamu ternyata punya bakat jadi fotografer ya".

Hanan mengangguk saja. Tiba-tiba Nira mendekat kearahnya dan mengendus-endus.

"Kamu ganti parfum ya?".

Hanan terdiam kemudian mengangguk, "Kenapa?".

"Kenapa diganti?, aku suka parfum yang lama. Yang ini gak cocok sama kamu".

"Gak cocok?".

"Gak cocok dihidung aku lebih tepatnya hehe". Nina nyengir membuat Hana tersenyum kecil.

"Yaudah nanti aku ganti".

"Makasih. Kalau gitu, kita ganti ke baju berikutnya".

Pemotretan menghabiskan waktu sekitar 1 jam, setelah mereka selesai, Nina memesan makanan.

"Biar aku yang pesen, kamu mau makan apa?". Tanya Hanan.

Nina berpikir, "Ehmm apa ya?".

"Jangan laper mata". Ucap Hanan memperingati gadis itu. Kemarin saja gadis itu yang membeli banyak makanan namun hanya mencicipinya sedikit. Akhirnya dirinya juga yang harus habiskan.

"Hehe, yaudah aku sama kayak kamu aja".

"Aku mau mesen richeese".

"Oke aku mau juga, tapi level 2 aja".

Hanan mengangguk lalu memesan makanan yang mereka ingin makan.