13.

572 70 0
                                    

Besoknya, tiba-tiba kantin fakultas Fisip dipenuhi anak-anak Fakultas Seni Rupa dan Desain karena ternyata kantin mereka lagi di renovasi. Nina dan kedua sahabatnya berjalan mencari meja yang masih kosong. Beberapa kali mereka ditawari oleh sekumpulan laki-laki namun mereka menolak.

Yona menyenggol lengan Nina ketika dirinya melihat meja tak jauh dari mereka yang berisi Hanan dan ke 3 temannya.

Nina tersenyum dan segera menghampiri meja tersebut.

"Permisi. Ehm boleh nggak kami gabung di meja kalian?. Meja lain penuh". Ucap Nina sambil tersenyum.

"Eh?". Ajuy melihat wajah teman-temannya terlebih dahulu kemudian mengangguk setelah mendapat persetujuan dari mereka.

"Thank you". Ucap Nina yang langsung duduk di samping Hanan.

"Hi!, Hanan kan?".

Hanan mengangguk lalu Nina mengulurkan tangannya.

"Kenalin gue Nina Reverie dari jurusan HI".

Hanan menerimanya. "Hanan Arkhama, DKV". Ia mengikuti saja alur yang dimainkan oleh Nina

Nina juga mengenalkan dirinya ke teman-teman Hanan, dan mengenalkan kedua sahabatnya.

"Nice too meet you guys. I hope we can be a good friends".

Hanan dan teman-temannya mengangguk. Gadis itu kemudian makan dan sesekali mengajak semua yang ada di meja makan mengobrol.
Mengakrabkan diri ceritanya.

.

"Gimana? Aku udah dapetin hati temen kamu belum?". Nina bertanya pada Hanan. Gadis itu berdiri disamping Hanan yang sedang bermain game online.

Hanan mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari game. "Kata mereka, kamu cantik dan humble".

Nina mengibas rambutnya. "Oh jelas".

Hanan melirik Nina sekilas kemudian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Oh iya, berarti semua teman band kamu udah punya pacar ya?".

Hanan mengangguk.

"Ih pasti seru kalau kita semua kumpul bareng, makan-makan atau gak nonton bareng". Membayangkan nya saja sudah membuat Nina excited.

Nina memeluk kepala Hanan yang lagi anteng main game dengan erat.

"Aku gak sabar!"

Lelaki itu harus merelakan permainan nya kalah karena Nina. Dia harus meladeni kesenangan gadis itu.

Nina meletakkan tangannya di bahu Hanan. "Oh iya, cuma mau ingetin kalau besok hari Valentine".

Hanan menatap Nina lalu mengangguk. "Iya, aku tau".

Keduanya kemudian larut dalam tatapan masing-masing. Nina memutuskan untuk menjauh, dia tidak bisa menatap Hanan lama-lama. Entah kenapa tatapan lelaki itu sekarang membuatnya salting. Apa karena rambut merah maroon nya yang acak-acakan?.

"A-aku mau ke dapur dulu".

Hanan kebingungan ketika Nina langsung ngacir dapur untuk mengambil minum.

Dia mengibaskan wajahnya yang memerah. "Gosh, he looks so fine".

HOME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang