Pukul 3 pagi, Hanan terbangun dan mendapati Nina masih anteng menonton drama dari laptopnya.
"Na, belum tidur juga?".
"Nanggung babe, tinggal 1 episode lagi".
Hanan menggelengkan kepalanya. "Kamu yakin kan besok gak ada kelas?".
"Hu'um".
"Yaudah". Hanan kemudian melanjutkan tidurnya.
Sepertinya yang di katakan Nina, gadis itu mematikan laptop setelah menyelesaikan 1 episode terakhir. Nina segera berbaring disamping Hanan dan memeluk laki-laki itu.
"Udah selesai?". Tanya Hanan dengan suara serak, terbangun karena Nina memeluknya.
"Hum!".
Hanan lalu menepuk-nepuk punggung Nina agar gadis itu tertidur.
Nina memajukan wajahnya lalu mencium pipi Hanan. "I love you bunny".
"Hm".
.
Ajuy mengetuk pintu Hanan pukul 8 pagi, Hanan yang sedang mengeringkan rambutnya langsung membuka pintu.
"Nan urgent!". Ajuy langsung masuk ke kosan Hanan.
"Lo kenapa dah?".
Ajuy langsung ingin membuka pintu kamar Hanan namun Hanan langsung mencegatnya.
"Mau ngapain?".
Ajuy kebingungan, tumben sekali Hanan melarangnya memasuki kamar lelaki itu. Biasanya ia fine-fine aja.
"Minjem laptop lo dong, laptop gue ngelag anjir. Mana ada tugas deadline nya jam 10 lagi".
"Ya udah, tunggu disini".
"Gue juga mau masuk".
Hanan menggeleng. "Tunggu disini aja".
"Emang napa sih? Tumben amat".
"Tunggu disini atau gue gak pinjamin". Ucap Hanan final.
"Ya udah, cepetan".
Hanan segera masuk dan mengunci pintu kamarnya supaya Ajuy tidak mencoba mengintip karena masih ada Nina yang terlelap di kasurnya.
Lelaki itu segera memasukkan laptop serta cas-an nya kedalam tas. Setelah itu ia keluar kamar.
"Nih". Hanan memberikan tas berisi laptop kepada Ajuy.
Ajuy menerima nya dengan senang hati. "Makasih bro. Oh ya lo ada roti atau apa kek buat di makan. Gue laper belum makan dari semalam".
"Nggak ada".
"Jahat banget, gue serius belum makan dari semalam loh, Nan".
"Ngapain lo emangnya belum makan dari semalam?".
"Gue tidur dan gue malas keluar".
"Kenapa gak minta Ruwa? Lagi marahan ya?".
Ajuy mengangguk. "Tau aja. Gue gak sengaja matahin lipstik nya, mana lipstik nya dari sepupunya di Jepang, marahlah dia".
Hanan menggeleng. "Semangat deh".
"Jadi mana makanannya?". Ajuy menadahkan tangan nya.
"Itu di bawah meja samping lo ada roti".
"Hehe makasih, Nan. Ya udah gue cabut dulu".
"Hm".
Hanan kemudian mengantar Ajuy kedepan.
"Hanan?".
Keduanya menoleh, dan mendapati Nina ke luar dari kamar sambil mengusap-usap matanya.
"Hanan". Gadis itu merentangkan tangannya meminta pelukan, sepertinya ia tidak melihat Ajuy bersamanya. Namun Hanan tetap menyambut Nina dengan memeluknya.
Ajuy yang menyaksikan itu menutup mulutnya tak percaya. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya lalu menepuk pundak Hanan membuat lelaki itu menoleh.
"Cukup tau Nan", Ajuy memberikan Hanan senyum menggoda. "Dah ya gue cabut dulu, selamat bersenang-senang".
Hanan menatap tajam Ajuy dibalas lelaki itu dengan mengangkat alisnya sambil tersenyum mengejek.
Hanan menutup pintu kosannya menggunakan kakinya, kemudian ia beralih kepada Nira yang lanjut tidur di pelukannya.
"Na?".
Tidak ada jawaban dari Nina. Kemudian Hanan memanggil gadis itu lagi.
"Ninaya".
"Hmmm?". Gumam Nina.
"Lanjut tidur di kamar gih".
"Mau, tapi sambil di peluk kamu ya?". Ucap Nina yang teredam.
Hanan mengelus rambut Nina. "Tapi aku mau buat sarapan".
Nina mendongak untuk menatap Hanan. "Sebentar aja, please?". Ia juga memberikan bread smile nya.
Hanan menghela nafas. "Fine".
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME ✔
Nouvelles-junhan x ningning short story Ninaya Reverie adalah selebgram dengan 500 ribu followers di Instagram. Ia sangat terkenal di lingkungan kampus maupun di luar kampus karena keramahan nya. Dibalik itu, ada satu rahasia yang ia sembunyikan yaitu fakta...