BAB 16 || PACAR?

108 16 15
                                    

"Kamu hanya perlu melangkah untuk menggapai cahaya terang itu, berlarilah."

__________________________________________________

Al-Birru By : Gitar_senja 🦋
__________________________________________________

"Semuanya indah jika kita bisa melihat dengan benar." __Al-Birru Rafandra Bagaskara__

Malam dijakarta, bulatan rembulan dengan bayaknya taburan bintang malam itu rupanya ingin sekali menyaksikan bagaimana manisnya Rafa yang terlihat gagah memakai kemeja putih dengan jas hitam yang menutupi tubuhnya yang nyaris dikatakan sempurna. Rambut hitamnya yang tersisir rapi terlihat menambah kesan tampan berkali-kali lipat bagi siapa saja yang melihatnya untuk malam ini. Dia terlihat berbeda dengan kharisma mahalnya yang tidak pernah tertandingi oleh siapapun juga.

Mobil hitam dengan kilatan warna yang cukup mengkilap itu terparkir sempurna dihalaman depan rumah yang telah dibukakan oleh seorang satpam rumah yang tengah bertugas. Rafa lekas menyapa ramah pria itu untuk beberapa saat. Dia tidak mempunyai banyak waktu untuk menghabiskan waktunya untuk berbincang dengan orang lain.

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, malam ini dia akan menghadiri sebuah pesta besar bersama dengan seorang gadis yang sebetulnya tidak terlalu dekat dengannya. Tidak ada kata lain untuk mengungkapkan perasaannya selain keterpaksaan besar yang harus dia lakukan. Jika saja Angel tidak mengancam gadis polos seperti Afra, sudah dipastikan jika dia akan menolak mentah-mentah sebuah undangan pesta yang turut mengundangnya dari pihak perusahaan.

Tok tok tok

Ketukan pintu rumah dengan desain putih yang mendominan itu membuat Rafa sesekali menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia masih setia menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu supaya dia bisa menjemput Afra dengan cepat.

"Loh, calon mantu Papa."

Rafa sempat tertohok ketika mendapati ucapan Bhumi yang mengatakan hal demikian kepadanya. Dia tidak bisa melakukan hal apapun juga selain menerima dan memilih untuk diam. Urusannya disini hanya untuk menjemput Afra dan membawanya pergi. Iya, itu saja.

"Om," sapa Rafa hangat dengan sebuah tangan yang dengan segera dia raih. Bhumi tersenyum senang ketika melihat akan hal itu. Sangat jarang melihat anak muda di zaman sekarang yang mau melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Rafa tadi.

"Rapi banget. Mau kemana?" Bhumi memulai percakapannya kembali. Dia hanya ingin mencairkan suasana yang hening setelah sapaan hangat diantara keduanya terjalin.

"Saya mau minta izin buat bawa Afra pergi. Saya--"

"Mau pergi kemana?" Bhumi terlebih dahulu menyela. Dia sendiri sebenarnya sudah menduga kemana perginya mereka berdua. Dres putih juga gaya pakaian yang dikenakan oleh Rafa layaknya seorang kekasih yang tengah melakukan caupel busana, membuat pikiran Bhumi lekas tertuju kepada sebuah pesta.

"Saya--"

"Papa." Serua Afra terlebih dahulu menyela ucapan Rafa yang ingin bersuara. Iris mata berbeda itu nampak terpusat di satu titik ketika melihat penampilan Afra yang sangat berbanding terbalik seperti biasanya. Rafa mengerjapkan dua matanya cepat. Kepalanya menoleh ke sembarang arah guna mengusir perasaan aneh yang tiba-tiba hinggap.

"Kamu ngapain keluar?" Bhumi menatap lekat Afra yang hanya diam dengan senyumnya yang melebar. Tak sengaja juga dia sempat melihat Rafa yang beberapa detik menatap Putrinya tanpa berkedip. Gengsi ketika mulai menyadari sebuah perasaan ternyata semenyenangkan itu. Dia jadi teringat kembali bagaimana semesta mempertemukannya dengan sang istri yang saat itu sangatlah enggan untuk berdekatan dengan seorang Laki-laki.

Al-BirruWhere stories live. Discover now