BAB 06 || 2 KABAR SEMESTA

162 51 12
                                    

“kelak, semesta akan menjadi saksi dari bahagia yang tertunda.”

__________________________________________________

Al-Birru by : Gitar_senja 🦋

__________________________________________________

Hempasan angin tak kunjung berhenti untuk membuat semesta menyejuk. Dedaunan pohon dan ranting kering yang sudah berjatuhan—meluruh menjadi beberapa bagian membuat panas kali ini tidak terlalu buruk untuk dilalui. Menenteng kembali sebuah tas punggung yang menyampir, buku-buku tebal yang menjadi beban di kedua tangan, membuat cowok dengan baju seragam yang sedikit memperlihatkan noda kuning itu berjalan pelan menelusuri setiap karidor kelas yang ia lalui.

“Tunggu dulu.”

Rentangan tangan yang melebar—menghalau kepergian Rafa yang terlihat tengah menghadapi masalah yang cukup serius membuat Angel menatapnya. Rafa menghela napas. Semesta kembali membuatnya harus berurusan dengan gadis yang selalu membuat ketenangannya terganggu.

“Gue ada urusan” dua mata Rafa menatap tajam. Dia menunggu gadis itu untuk tidak menghalangi jalannya.   

“Gue mau lo jawab dulu pertanyaan gue.”

“Apa?”

Dua tangan Angel menurun. “kenapa lo ga mau balas rasa suka gue?”

Pertanyaan konyol. Rafa sedikit terkekeh ketika mendengar hal itu. “karena gue ga suka sama lo.”

Rafa ingin bergegas untuk pergi. Namun tubuh Angel yang kembali menghadangnya membuat cowok itu mau tak mau mengalah. Dia benci situasi seperti ini.

“Kalau lo mau jadi pacar gue, perusahaan yang lo pimpin bakalan tambah lebih besar.”

“Lalu?” kening Rafa mengerut. Dia menunggu jawaban apa yang akan ia dapatkan dari gadis di depannya itu.

“Ya, siapa tahu, Mama sama Papa lo bakalan pulang buat ketemu sama lo. Selama ini, harapan terbesar lo di dunia ini Cuma hal itu, kan?”

“Kalau gue ga mau?”

“Ya, lo harus mau. Ga ada pilihan lain yang bisa buat lo ngelak dari ucapan gue.” Angel dengan dua tangan yang bersedekap dada.

Rafa sedikit memalingkan wajah ketika mendengar hal itu. Iris mata dengan kesenduan yang menatap lekat ke arah Angel mampu membuat gadis itu hanyut dalam diam ketika melihat akan hal itu.

“Sekalipun untuk membuat Papa sama Mama gue pulang itu dengan alasan kalau gue harus jadi pacar lo, gue lebih baik memilih untuk jadi anak yang terbuang.” Nada suara Rafa merendah. Titik sendu yang sudah tak setenang tadi itu seolah sebuah luka yang telah lama terpendam.

“Ga cape hidup dengan kasih sayang yang menghilang?”

“Kalau boleh jujur gue cape. Bahkan gue berharap kalau besok gue udah ga ada lagi di dunia ini.”

🦋


Usapan lembut yang menutupi wajah yang terlihat lelah itu merunduk. Rambutnya sedikit maju meski tumpukan berkas masih menggunung di bagian sisi kanan dan juga kiri. Menghela napas dengan embusan yang tidak teratur, berhasil membuat seorang pria jangkung dengan kacamata yang bertengger itu menatap sendu ke arahnya.

“Tuan muda oke?”

Rafa mengangkat wajah. Dia menatap pria jangkung yang tengah terduduk di atas sofa ruangan itu dengan kesenduan yang mengiringi. “saya oke.”

Al-BirruWhere stories live. Discover now