BAB 12 || CERITA AYLA

100 18 12
                                    

"Semua yang kamu miliki sekarang tidak selamanya bisa dimiliki oleh orang lain."

__________________________________________________

Al-Birru By : Gitar_senja 🦋
__________________________________________________

"Yang kemarin itu dijebak sama Papa, maafin."

Kepala Rafa terasa berdenyut setelah mendengar ocehan yang keluar dari gadis disampingnya. Dia menatapnya sekilas bermaksud menyuruh gadis itu untuk tetap diam. Dia sendiri juga tidak terlalu mempermasalahkan. Toh, bukan urusannya juga, kan?

"Rafa ko diem sih! Ga mau maafin aku?"

"Gimana mau maafin, lo bicara hampir seratus kali ngucap minta maaf sama gue!"

Wajah Rafa menekuk sebal. Dia menatap gadis itu kembali lebih lama dari sebelumnya. Afra yang mendapati tatapan itu terdiam. Mulutnya yang mengaga kecil karena belum sempat menyelesaikan ucapannya, berakhir membuat Rafa mencondongkan wajahnya menjadi maju lebih dekat. Afra yang mendapati hal itu mengerjapkan dua matanya lucu. Dia mengedipkan dua matanya beberapa kali dan berakhir menampar pipi Cowok itu kembali tanpa sengaja.

Plak

"Aish.." Rafa sedikit mendesis. Ketiga kali gadis itu menampar pipinya tanpa sebab.

"Hobi banget lo nampar pipi gue."

Afra tersenyum kikuk. Dia merasa malu sendiri dengan tingkahnya yang selalu menampar cowok di depannya itu tanpa sebab.

Pukul tujuh pagi di SMA ZEYANDA, senyum gembira rupanya menjadi suatu hal indah tersendiri bagi Rafa untuk memulai kehidupannya yang baru. Memang tidak ada yang berubah, hanya saja, kedatangan Ghata juga kehadiran Gavin yang pada akhirnya bersekolah di SMA yang sama, hal itu menjadi suatu hal unik tersendiri untuk Rafa melalui hari-harinya.

Rafa sempat memberitahukan letak kelas yang akan di isi oleh Gavin. Dia harus berpisah dengan Laki-laki itu ketika harus mengurusi pendaftarannya terlebih dahulu akan kepindahannya yang memang cukup berisiko. Satu tahun menuju kelulusan, Siswa mana yang akan berani memilih untuk pindah sekolah selain Gavin? Bisa dibilang dia merupakan salah satu siswa jenius di sekolah lamanya itu. Tak heran jika sebagian guru banyak yang menyayangkan akan kepindahannya yang hanya akan menempuh pendidikan akhir selama satu tahun lagi. Sifat Cowok itu memang tidak pernah berubah dengan wajah datar tanpa adanya sebuah senyum. Tak heran jika karena hal itu juga dia termasuk kedalam salah satu siswa populer dengan jutaan cinta kaum hawa yang selalu membuat hidupnya tak tenang.

"Raf, minta maaf, ya, sumpah ga sengaja. Tangan aku nya nakal." Afra kembali bersuara dengan tatapan mata yang menatap lekat cowok di depannya. Sudah hampir satu minggu melakukan sebuah komunikasi juga mengenal sedikit sifat tentang Rafa, hal itu tak menjadikan Afra untuk berhenti bersikap usil dan cerewet. Rafa sendiri hanya bisa diam dan memaklumi dengan senyum yang tertahan. Akhir-akhir ini juga, hidupnya terasa lebih berwarna dengan asupan suara cerewet dari gadis pindahan itu. Cukup unik.

"Permintaan maaf dari aku..," suara yang tertahan itu membuat atensi Rafa menatap gadis di depannya itu lekat. Dia menatap penuh tanda tanya ketika melihat sebuah kotak bekal yang disodorkan oleh Afra di atas meja.

"Apaan?" Tanya Rafa dengan satu alis yang terangkat.

"Makanan buatan aku. Khusus sebagai permintaan maaf aku sama kamu." Deretan gigi Afra terlihat ketika senyum gadis itu mengembang manis. Dia sempat memikirkan hal apa yang harus dia berikan terhadap Rafa untuk mengurangi rasa malunya yang tertahan. Bergelung dengan kejengkelan juga sebuah ide yang tak kunjung dia dapat, dengan keberanian yang dia bangun, membawakan kotak bekal dengan hasil masakan sendiri adalah pilihan yang pada akhirnya menunjukkan titik terang.

Al-BirruWhere stories live. Discover now