Chapter 3 : Kamu Kenapa?

52 4 1
                                    

"Makasih kak" mereka pamit setelah berbincang lama di kafe.
"Iyaaa" jawab Wina dan Selena.

1 Jam kemudian
Akhirnya Kafe pun tutup.

"Kak Sel... aku balik yaa kak" Wina berpamitan pergi.

Dan disaat yang pas Bian datang untuk menjemput Wina.

Membuka jendela mobil...
"Win" memanggil Wina.

Wina pun langsung membuka pintu mobil dan duduk.
"Halo mas" mencium pipinya Bian.
Bian tersenyum.

Mereka pun akhirnya berangkat pulang. Di jalan...

Wina masih memikirkan siswa siswi tadi, karena tadi mereka membicarakan Bian.

"Mas Bian..." memanggil Bian.
"Yaa?"

Wina menempelkan tangannya ke dahinya.
"Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Wina.
"Hemm iyaa... aku gak apa apa kok" jawab Bian. "Emangnya kenapa?" dan bertanya.
"Gak apa-apa... muka kamu kayak pucat aja gitu kukira kamu lagi demam atau apa" jawab Wina.
"Udah tenang aja... gak usah khawatirin aku" kata Bian dan tersenyum.

Sampai di rumah...
"Mas kamu mau makan?" Tanya Wina.
"Hmm... Boleh" jawab Bian tersenyum.
"Oke... aku siapin" kata Wina.

Wina pun akhirnya menyiapkan makanan buat Bian.

"Nihh mas makananannya" Wina menaruh makanannya di meja.
"Makasih" Jawab Bian tersenyum dan menatap Wina secara misterius.

Setelah Wina mengantarkan makanannya ia langsung kembali dapur. Wina pun langsung membereskan sekitar. Saat Wina melihat Bian.

Wina tiba-tiba terkejut kecil. Karena wajahnya tersenyum ke arah Wina.
"Mas?... kamu gak apa apa kan?" Wina memanggil dan bertanya.

Bian menjawab dengan menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Ya udah... dimakan mas makanannya" kata Wina.

Wina pun melanjutkan membereskan dapurnya. Dan Wina ngomong pada Bian.
"Mas kalo dah makan langsung taruh yaa piringnya, biar sekalian aku cuciin".

Saat Wina berberes, tiba-tiba Wina merasa merinding karena ia merasa Bian masih melihati dia.
Dalam hati Wina...
"Kok aku kenapa merinding gini yaa?"
Mengelus bagian lehernya.

Lalu Wina ke tempat cuci piring untuk membersihkan piring-piring.
Menghidupkan keran, dan memanggil Bian.
"Mas???"
"Mas???"

"Lohhh kok gak jawab" dalam hati Wina.

Wina pun mematikan kerannya dan berbalik badan.

"Win" tiba-tiba Bian muncul di depan Wina.
"Arghh..." Wina terkejut dikit dan menempelkan kedua tangannya ke dadanya. "Mas Biaaaannn... Ahh mas Bian ngagetin aku aja" kata Wina.
"Hahahahahah kaget ya" kata Bian dengan menunjukan wajah senyumnya. "Nihh piringnya" mengasihi piringnya.

Lalu Wina menatap Bian sebentar, dan langsung mengambil piring yang ada di tangan Bian itu.
"Makasih mas" kata Wina.

"Aku duluan yaa" kata Bian yang mau ke kamarnya.
"Iya masss" jawab Wina.

Dan Wina melanjutkan cuci piringnya lalu ia menarik nafasnya karena terkejut dengan hal tadi.

Setelah selesai berberes Wina pun langsung nyusul ke kamarnya untuk tidur.

Wina pun tidur...
Dan disaat ia tidur, Bian ternyata belum tidur.

Bian (yang dirasuki Arini) tiba-tiba membisikan sesuatu ke telinganya Wina.
"I'll kill you all"

Mendengar itu tidur Wina langsung berubah posisi menghadap kanan. Dan Bian terus membisikan hal yang tadi.

Karena suara itu terus terdengar di telinga Wina, Wina pun terbangun dan melihat ke arah Bian. Dan ternyata Bian masih tertidur.

Dan Wina pun akhirnya berjalan keluar kamar dan ke dapur untuk mengambil minum. Wina pun membuka kulkas dan minum.

Saat menutup kulkas...
"Win" Jave muncul dan memanggil Wina.
"Hahh hahh Jave?" Wina terkejut dan berjalan mundur karena ketakutan.
"Win... dia dah datang Win, dia sudah dekat dengan kamu" kata Jave.
"Jave... maksud lu apa?" Wina makin ketakutan.
Saat Wina sudah menempel pada jendela, dan semakin ketakutan.

"Jevvv pergi lu" menutup mukanya.
"Winnnn"

"Jevv pergi luuu"

Tiba-tiba...
"Winn" Bian datang.
"JEVV UDAH JEV" Wina ketakutan.
"Heii Win Hei... ini aku" kata Bian.
"Hahh mas Bian..." Wina langsung memeluk Bian.
"Kamu kenapa?" Tanya Bian.
"Tadi aku lihat Jave mas" jawab Wina.
"Hahh Jave? Jave aja sudah lama meninggal Win..." kata Bian.
"Tapi aku tadi lihat dia mas" kata Wina yang ketakutan.

"Shhttt shtt... dahh sana... mungkin kamu kecapean kamu tidur sana" kata Bian.

Lalu Wina diantarkan Bian ke kamar. Dan Bian ingin mencari-cari yang dimaksud Wina.

"Mas kamu mau kemana?" Tanya Wina.
"Kalo kamu merasa dia datang, aku mau lihat-lihat sebentar" jawab Bian.

Bian berjalan ke seluruh tempat dan ia jalan ke arah taman belakang.

"Jev... dimana lu Jev?" Tanya Bian (aka Arini)

Lalu Jave memunculkan dirinya.
"STOP LU JANGAN GANGGU DIA!!!" kata Jave.
"HAHAHAHAHAHA... Jave... Jave... lu mau ngapain... mau bantu mereka... hahh? Hahahaha" Bian (aka Arini) tertawa.
"CUKUP... LEBIH BAIK LU KELUAR ATAU GW KIRIM LU KE NERAKA" kata Jave.
"Gw gak peduli Jev... lu mau bilang bawa ke neraka... mau ke akhirat... gw gak bakal takut... gw cuman mau balas dendam ke mereka semua, biar kematian gw ini menjadi tenang setelah menghabisi mereka semua" jawab Bian.
"Anjing lu..." Jave ingin memukul Bian tapi tangannya tembus pandang.
"Hahahaha... Javee... Javee" Bian (aka Arini) tertawa.

"Awas kalo lu datang lagi dan macam-macam untuk ngasih pesan ke Wina" kata Bian (aka Arini)

Bian pun langsung masuk kembali ke rumah.
"WOYYY SETAN..." kata Jave.

Bian pun kembali ke kamar...
"Mass ada apa?" Tanya Wina.
"Gak ada apa-apa kok" jawab Bian.
"Kok lama banget" kata Wina.
"Ohhh tadi aku abis dari toilet makanya lama" jawab Bian dengan tersenyum.

"Dahhh yuk mas tidur lagi... nanti kamu kesiangan" Wina mengajak Bian kembali tidur.

—^—^—^—
PAGI HARI

Wina bersiap-siap untuk berangkat kerja dan menyiapkan makanan untuk Bian.
"Mas dimakan mas" kata Wina.
Bian menjawab dengan senyum.

Wina pun kembali ke dapur untuk berberes. Tiba-tiba ia mendengar Bian tertawa sendiri. Wina pun menengok kearah Bian.

Wina mengerutkan dahinya karena heran dengan Bian.
"Mas..." memanggil Bian.
"Yaaaa" Bian menjawab dan tersenyum.
"Mas kenapa? Kok ketawa sendiri?" Tanya Wina.
"Gak apa-apa... ada yang lucu aja" jawab Bian.

Melihat tingkah laku Bian yang aneh seperti itu, Wina tidak mempedulikannya. Dan Wina pun tetap melanjutkan berberes dapur, tetapi ia merasa merinding lagi dengan perilaku suaminya yang aneh seperti itu.

REVENGE AND CHAOS [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang