Chapter 23 : Kekacauan

13 2 1
                                    

Semuanya pun terdiam setelah mendengar cerita itu dari Edwin.

"Dan gw... gw juga udah lebih awal ketemu dengan hantunya kak Arini sebelum kalian semua" kata Edwin.

"Dan saat itu gw akhirnya kerjasama dan yaaa gini lahhh dendam kami berdua hahahah" tambah Edwin dan tertawa.

Lalu Edwin berjalan ke Daniel dan menceritakan kejadian waktu itu.
"Niel... lu ingat gak kalo yang mukulin itu gw?"
"Maksud lo?"
"Ahhh masa lupa sih..."
"ANJING... JADI..."

Edwin mengeluarkan pisau dan mengarahkan pisaunya ke Daniel.
"Ehhhh ehhh tenang Niel... Tenang..."
"BANGSAT LU..."

Edwin berjalan ke arah Michael...
"Michael... lu tau kan..."
"Tau apa?" Tanya Michael.
"Foto gw yang lu lihat waktu itu..."

Michael mengingatnya...

"Foto... foto lu ama hyung lu waktu itu?" Tanya Michael.
"Inget juga lu..." jawab Edwin.

"Itu adalah terakhir kalinya gw bahagia bersama dengan Hyung gw dan pacarnya itu" tambah Edwin.

"Tapi Pacar Hyung lu itu GAK BENER... DIA JAHAT SAMA ORANG" kata Nathan.
"Jahat... kalian gak sadar apa... yang kalian lakuin ke dia... udah bunuh orang... jadi saksi mata... lebih jahat siapa? Hah?"
"KALO DIA GAK JAHAT SAMA KITA, KITA GAK BAKAL KAYAK GITU KE DIA"
"YA TAPI GARA-GARA LU SEMUA, HYUNG GW JADI IMBASNYA"
"Hyung lu... itu Hyung lu sendiri yang lakuin, HYUNG LU TERLALU GILA CINTA SAMA KAK ARINI... makanya dia bunuh diri"
"BACOT LU BANGSAT GAK USAH BAWA-BAWA HYUNG GW DALAM URUSAN INI"

Edwin membalasnya dengan suara yang membentak ke Nathan dan mengarahkan Pisaunya, karena Nathan berdebat membawa-bawa soal kakaknya itu.

"Udahh Nathan Udahhh" kata Bella

"Edwin... tolong lepasin aku" kata Bian (Arini).

Edwin langsung berjalan ke arah Bian yang terikat karena sedang kerasukan.

Lalu Michael, Meira, Daniel, Naomi, dan Keisha yang melihat itu langsung ingin mencegat Edwin.

"Dwin lu jangan gila" kata Michael.
"Diem luuu" kata Edwin dan terus mengarahkan pisaunya.

Lalu semua orang yang disitu langsung berjalan ke arah Edwin untuk mencegatnya.

"DIEM LU... DIEM LU SEMUA JANGAN DEKET-DEKET" kata Edwin yang sedang berusaha melonggarkan ikatannya Bian itu.

"HEH EDWIN" Wina berjalan dan mendekati Edwin.

Edwin berbalik badan, dan Wina langsung menampar Edwin 3 kali.

"Anjing..." Edwin memegang pipinya yang habis ditampar oleh Wina.

"BANGSAT LU" Edwin langsung mengarahkan pisaunya ke arah matanya Wina. Dan pisau itu hampir mengenai arah matanya Wina.

"Apa... kamu mau bunuh saya? Bunuh aja bunuh... saya tidak akan takut sama manusia lemah seperti kamu yang karena kehilangan abang kesayangannya itu..." kata Wina.

"Kamu pikir saya bakal takut dengan kamu... saya lebih takut sama yang di atas. Tampang aja pendiam... aslinya ternyata Brengsek BANGSAT... kelakuan lu gak bener juga dasar ANJING" tambah Wina.

Edwin tidak membalasnya dan hanya diam. Ia terus menatap Wina.

"Saya juga pernah kok kehilangan orang yang saya sayangi... ayah saya meninggal saat saya masih yaaa seumuran kamu kehilangan abang kamu lahhh" kata Wina.

REVENGE AND CHAOS [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang