Chapter 14 : Dia Bukan Guru Kita.

19 2 0
                                    

Darel terbaring di UKS pasca kesurupan dan tiba-tiba mengamuk di kelas tadi.

Darel membuka matanya dan menarik nafasnya panjang-panjang.

"Relll" kata Michael yang disebelahnya Darel.
"Ehhh Kel..."

Tidak hanya Michael, ada juga Meira bersama 3 sahabatnya itu yang telah menolong Darel kerasukan tadi.

"Mei, Nom, Sher, Kei... kalian disini juga?" Tanya Darel.
"Iyaa Rel... lu tadi serem banget dahh" kata Keisha.
"Gw... serem? kenapa emangnya tadi gw?"
"Tadi lu tiba-tiba aja ngamuk ke Michael, terus lu cekik lehernya pak Bian... mana mata lu putih banget" jawab Naomi.
"Iyaa Rel... lu kerasukan yaa tadi?" Kata Sherly dan bertanya tentang kejadian tadi.
"Hahh? Kerasukan?"

Gorden yang di sebelah Darel terbuka, dan ada Edwin yang keningnya telah diobati oleh dokter yang berada di ruang UKS itu. Keadaan Edwin sedikit pusing dan keningnya terluka akibat dilempar oleh Darel tadi saat mengamuk.

"Edwin... lu kenapa?" Tanya Darel.
"Kepala gw pusing banget... tadi lu lempar gw" jawab Edwin sambil memegang kepalanya itu.
"Ya Ampun... gw minta maaf yaa Bro" Darel merasa bersalah, padahal yang melempar Edwin tadi bukanlah dirinya melainkan seseorang yang mengendalikan dirinya.

"It's okay bro... bukan salah lu juga... hahaha... lu juga pasti gak sadar apa yang lu lakuin tadi" jawab Edwin.

Pintu UKS terbuka dan datanglah seorang wanita berambut panjang memakai baju yang rapih, tidak lain tidaklah bukan itu adalah tantenya Darel.

"Darel..."
Tantenya Darel memanggilnya dari pintu UKS.

"Tante..."

Lalu Bella berjalan mendekati Darel yang duduk di kasur UKS.

Bella memegang kedua pipinya Darel dan memeluk Darel.

"Kamu kerasukan lagi?" Tanya Bella.
"Aku gak tau tan... tapi teman-teman kelasku ini pada bilang aku mengamuk tiba-tiba dan mencekik pak Bian"

Bella melihat teman-temannya Darel.
"Yang hubungi saya tadi siapa kalo boleh saya tau?" Tanya Bella.

Michael pun mengangkat tangannya dengan perlahan.
"Saaa... saya tan"

"Siapa nama kamu?"
"Michael tan..."

Bella menarik nafasnya panjang-panjang dan membuangnya.
"Saya sangat berterima kasih sama kamu Kel... kamu sudah menenangkan keponakan saya, dan saya juga berterima kasih pada kalian semua yaa yang telah membantu Darel"

"Dia bukan Pak Bian" Tiba-tiba Darel menyeletuk.

"Hahh? Maksud kamu Rel?" Bella bertanya.
"Tan... dia bukan guru yang biasanya kak itu bukan guruku kak"

"Maksud lu bukan pak Bian Rel?" Tanya Michael.
"Iyaa dia bukan Pak Bian"

"Rel... lu coba tenangin diri lu... lu mungkin masih shock" kata Edwin.
"Enggak Dwin... Kalian semua harus percaya... itu bukan guru kita" kata Darel.

"Rel... udah Rel... tenangin diri kamu dulu Rel" kata Bella.
"Gak bisa tan... dia... dia itu bukan guru aku yang kayak biasa tan"
"Iyaaa tante tau apa yang kamu rasakan"
"PAK BIAN DIPERANGKAP DI ALAM LAIN OLEH PEREMPUAN ITU TAN" Darel dengan kencangnya pada Bella.
"DAREL UDAH CUKUP!!!" Bella membalasnya agar Darel jadi diam.

Tidak lama Darel mengeluarkan sedikit air matanya.
"Itu bukan dia tan itu bukan dia..." Darel tidak kuasa menahan tangisannya.

Tidak lama pak Bian datang.
"Darel... gimana keadaan kamu?" Tanya Bian.

Darel hanya diam dan matanya berkaca-kaca, nafasnya juga tak terkendali saat melihat Bian.

Bian mendekati Darel, dan memegang pundak kanannya Darel.

"Kalo keadaan kamu belum membaik, pulang saja Rel" kata Bian.

"Kalo begitu saya boleh kan tuan untuk membawa Darel pulang?" Tanya Bella yang ingin membawa Darel pulang.

Bian tersenyum...
"Boleh saya izinkan"

Darel pun langsung diajak oleh Bella.

"Ayo Rel..."

"Kalian semua ngapain disini... dahh sana kembali ke kelas" kata Bian pada murid-murid lain. "Edwin biar saja istirahat sebentar kepalanya masih pusing" tambah Bian.

Akhirnya murid-murid itu pada keluar setelah dibubarkan oleh Bian, bahkan sebelum mereka masuk ke kelas mereka ingin mengantarkan Darel hingga ke tangga.

"Darel..." Bian memanggilnya tiba-tiba saat ia dah di pintu UKS.
Darel pun membalikkan badannya, Bian berjalan mendekati Darel.

Darel hanya pasrah dan diam.
Tiba-tiba saja Bian memeluk Darel.
"Pak bapak mengapa memeluk saya?"
"Nggak apa-apa... semoga cepat sembuh yaaa"

"Kamu sudah tau kan siapa saya?" Bian (Arini) membisikan ke telinga Darel.
Mendengar itu Darel melototi matanya dan terkejut.

"Makanya sudah saya bilang berapa kali ke kamu... sebaiknya tidak usah ikut campur" kata Bian yang membisikan telinganya Darel.

Mendengar itu Darel hanya terdiam dan pasrah dengan apa yang dibisikannya itu, dan Bian melepas pelukannya.

"Dahh cuman itu saja yang saya sampaikan... semoga cepat sembuh yaaa Rel..."

Darel hanya diam...
"Rel ayo Rel..." Bella mengajaknya lagi.

Lalu saat semuanya keluar.
Bian melihat murid-muridnya itu masih di depan UKS.
"Lohhh kenapa kalian gak masuk kelas??"

"Bentar lahh pak saya mau nganterin sahabat saya" kata Michael.
"Sok setiakawan banget" jawab Bian.
"Dihh emang aneh banget sihh si Pak Bian" celetuk kecil dari Sherly.

Pada akhirnya semua teman-temannya Darel pada ikut mengantarkan Darel hingga ke tangga.

"Bro..." Michael memanggilnya.

Michael berjalan dan memeluk Darel. Sekaligus berbicara dengan berbisik-bisik.
"Gw percaya ama lu kok Rel... kalo ada apa-apa hubungin gw aja... yaa"

"Daniel di gudang"

"Maksud lu?"

"Gw ketemu pak Bian di alam lain, dan pak Bian bilang Daniel dikunci di gudang"

"Astaga..."

"Dan ingat Kel... yang disini bukan pak Bian yang asli yaa Kel..."

"Iyaaa Bro... gw juga ingat gimana bentukan Pak Bian yang sebenarnya, dia gak seperti itu kok"

Michael pun melepaskan pelukannya itu.
"Dahhhh ya Bro... gw mau balik ke kelas dulu... dan... Semoga lu cepet sembuh yaaa"

"Yaa makasih Kel..."

"Rel... semoga lu cepat sembuh yaa" kata Meira.
"Iyaa Mei... terima kasih"

"Dahhh sono lu pada... balik ke kelas gihh daripada pak Bian marah nanti"

"Heheheh iyaa Bro..."

"Ohhh iyaa satu lagi" kata Darel.
Darel membisikkan telinganya pada Michael.
"Tubuh Pak Bian dirasuki oleh arwahnya kak Arini"

Michael terkejut mendengar itu.

"Dahh yaa... Byeee..."
Akhirnya Darel dan Bella pun balik dan menuruni tangga. Sedangkan Michael bersama para sahabatnya Meira balik ke kelasnya.

"Kel... lu ngomongin apa sama Darel tadi?" Tanya Meira.
"Dia bukan guru kita" jawab Michael.
"Maksud lu Kel?" Tanya Naomi.
"Nanti kita omongin ini di Kafe..."

REVENGE AND CHAOS [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang