Chapter 11 : Keanehannya

17 2 0
                                    

Setelah mengunjungi rumah Daniel yang ternyata tidak ada orangnya, Darel bersama Michael dan Edwin pergi ke kafenya Selena.

Di Kafe...

Wina sedang bermain Hp, dan sedang menunggu pengunjung tetapi tidak ada satu orang pun yang datang.

Pintu terbuka, dan suara lonceng di pintu itu berbunyi. Wina pun langsung berdiri dan langsung menyambut orang-orang itu. Ternyata orang-orang itu adalah Darel, Michael, dan Edwin.

Wina pun menegurnya.
"Halo Rel..."

Setelah menegur mereka bertiga, Wina melihat ada yang berbeda.

"Lohhh kok tumben bertiga doang... Daniel mana Rel?" Tanya Wina.

"Hahh? Kak dia gak main kesini gitu sendiri?" Tanya Darel.
"Hahh? Maksud kamu Rel?" Tanya Wina.
"Kami semua sedang mencari Daniel kak... emangnya Daniel gak kesini kak?" Jawab Darel dan bertanya lagi.

Wina menjawab hanya dengan menggelengkan kepalanya.

Darel bersama kawannya itu pun hanya diam.

"Rel..."
"Rel..."
"Darel..."
Wina memanggil Darel yang sedang bengong.

"Woyy Rel... itu kak Wina manggil" Michael menyenggol Darel.

"Ehhh iyaa kak?"

"Bengong aja kamu... mau mesen gak?" Tanya Wina.
"Hmmm boleh deh kak..."

Akhirnya Darel bersama kawannya itu sejenak beristirahat dan nongkrong di kafe itu.

"Kok gw aneh banget yaa sama pak Bian" kata Michael.
"Aneh kenapa?" Tanya Edwin.
"Gini yaa... entah kenapa gw merasa ganjel banget sama dia" jawab Michael.
"Perasaan lu aja kali" kata Edwin.

"Ehhh rel..." Michael memanggil Darel.
"Hmmm ya?" Tanya Darel.
"Lu ngerasa ada yang aneh gak sihh sama guru kesayangan lu itu?" Tanya Michael.
"Ahhh gak tau Kel... gw dari kemarin didatangin hal aneh terus gak jelas..." jawab Darel.

"Aneh kenapa?"
"Dari didatangin Kak Jave, kak Arini. Daniel menghilang"

Wina pun mendengar pembicaraan mereka, dan menghampirinya.

"Suami saya kenapa lagi?" Tanya Wina.

Darel pun mempersilahkan Wina untuk duduk terlebih dahulu.

"Kak... kakak ngerasa ada yang aneh gak sihh kak dengan pak Bian?" Tanya Darel.

Wina berusaha mengingat kejadian-kejadian apa saja yang dilihat olehnya.

Wina pun menjawab...
"Kakak ngerasa, Pak Bian akhir-akhir ini kayak berubah gitu"

"Berubah... maksudnya berubah itu gimana kak?" Tanya Michael.

~~~Wina mengingat kejadian sehari yang lalu...~~~

Bian sampai di rumah pada malam hari.
"Halo mas..." Wina menyapa Bian dan langsung mengambil tasnya.
"Hah... capek banget hari ini" kata Bian.

"Sini mas buka bajunya, biar aku cuciin bajunya, kan badan mas keringetan tuh" Wina menyuruh Bian membuka bajunya.

"Ohh iyaa nihh" Bian pun melepaskannya dan mengasihi bajunya.

Wina pun langsung membawa tasnya ke ruangannya, dan ia langsung ke belakang untuk mencuci baju suaminya itu yang baru pulang.

Saat menaruhnya Wina tiba-tiba saja melihat keanehan di bagian tangan pada kemeja suaminya itu. Ia melihat warna merah pada bagian itu.

"Hahh warna merah apa ini?" Wina melihatnya.

Wina pun mencoba mengendus-ngendus dan mencium dari warna merah tersebut.

"Darah?" Dalam hati Wina merasa itu adalah sebuah darah.

Wina pun dengan cepat langsung menaruh baju suaminya itu ke dalam mesin cuci tersebut.

Beberapa menit kemudian Wina pun akhirnya selesai mencucinya bajunya, ia pun langsung menuju ke kamar dan beristirahat. Saat dia masuk ia melihat suaminya selesai bermain ponselnya itu.

"Mas belum tidur?" Tanya Wina.
"Nunggu kamu" jawab Bian.

Sebelum ke kasur Wina pun merawat wajahnya itu setiap malam. Sambil merawat wajahnya itu ia bertanya-tanya tentang warna merah itu.

"Mas..."
"Yaaa?"

"Tadi aku lihat warna merah di baju kamu... itu merah apaan yaa?"
"Ohhh tadi itu pak Wilson kan dia guru Seni tuhh, pas dia masuk ke kelas tangannya beliau tuhh penuh ama cat gitu, nahh kena aku sama warna merahnya itu" jawab Bian dengan nada seperti orang yang sedang berbohong.

"Tapi aku ngerasa warna merahnya itu beda yaa mas..."
"Hahh maksud kamu beda?"
"Iyaa beda... aku ngerasa itu tuhh bukan cat... melainkan Darah"

Mendengar itu Bian (Arini) merasa sedikit panik.

Bian langsung bangun dari rebahannya itu.
"Win... apaansihh jangan ngaco deh kamu... itu tuhh warna cat win... lagian mana mungkin ada darah, emangnya aku apa-apain orang" Bian terus membantah dengan nada yang sedikit besar, dan dirinya seperti sedang ketakutan dan panik.

"Yaaa aku cuman nanya mas... cuman mastiin... kenapa harus jawabnya dengan nada yang besar gitu... Aneh kamu" Wina mengomel pada Bian, karena Bian menjawab dengan nada yang sedikit besar.

Wina pun akhirnya selesai merawat wajahnya itu, dan ia langsung menuju kasurnya dan menunjukan wajah ngambek pada Bian.

Kembali ke pembicaraan mereka.
"Ituuu sihh Rel... yang kemarin kakak lihat, kelakuannya sering banget ngomel dengam nada yang besar, kadang kayak... ahhh aneh lahh " kata Wina.
"Bentar kak... kata kak Wina warna Cat... terus guru Seni?" Tanya Darel.
"Iyaa"

"Kak... perasaan kita di sekolah belum ada lohhh kak materi praktek melukis gitu kak..." jawab Michael.
"Hahh?"

"Iyaaa... praktek melukis aja tuhh adanya di materi akhir nanti kak" kata Edwin.

Mendengar itu dari 3 siswa itu Wina hanya terdiam, dan merasa kalo apa yang dikatakan suaminya itu adalah bohong semua. Wina juga merasa tingkah laku suaminya ini seperti tidak biasanya, biasanya berbicara dengan nada yang halus, lembut, dan pelan. Namun tidak kali ini, akhir-akhir ini seperti senyum-senyum sendiri, selalu berbicara dengan nada yang besar dan sangat emosional.

Wina mencoba bertanya lagi pada 3 siswa itu.
"Pak Bian pernah berbicara dengan nada keras gak?"

"Iyaa kak" jawab Darel dan Michael secara barengan.
"Akhir-akhir ini emang pak Bian ada masalah apa kak sampai segitunya?" Tanya Michael.
"Tidakkk... tidak ada masalah apa-apa Kell... cuman akhir-akhir ini aneh banget" jawab Wina.

Michael dan Darel merasa ini semua ada apa-apanya, mereka merasa ini semua seperti permainan teka teki. Mulai dari tingkah laku gurunya yang aneh itu, didatangi 2 arwah yang belum tau maksudnya apa, dan sahabatnya yang hilang itu.

"Aku ngerasa ini kok seperti teka teki yaa" kata Michael.
"Maksud lo kel?" Tanya Edwin.
"Sama... gw juga ngerasakan hal sama kayak lu kel" kata Darel.

Wina hanya terdiam dan tidak mengikuti campur urusan mereka.

REVENGE AND CHAOS [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang