════════════════
“Don't ever get twisted about making love. It seems could to clear your head, it gives your body a pleasure, and it's like a solver for every problems you have. However, there'll be a consequence.”
════════════════
CAHAYA bulan separuh tampak buram karena diselimuti awan kelabu. Genangan air di sana-sini memantulkan cahaya redup lampu jalanan. Wilayah jantung kota telah dilanda hujan lebat dari kemarin sore hingga dini hari. Tiga jam ke depan adalah pukul enam, maka saat ini adalah waktunya Joe untuk bermimpi indah.Mimpi singkat yang berulang di malam-malam tertentu, yakni memori saat kedua orangtuanya membinasakan diri.
Pertama-tama, Joe menyaksikan rumahnya dikelilingi api merah yang panas. Tak ada celah untuk melarikan diri ataupun menghalau api. Terdengar sorak-sorai kegaduhan yang bergemuruh di luar rumahnya. Dalam keadaan caos itu, Joe melihat kedua orangtuanya beradu cumbu sambil menangis, lalu mereka berpisah dan pergi ke posisi yang mereka kehendaki.
Ayahanda duduk gemetaran di meja kerja, lalu menenggak cairan berwarna kuning keruh dari botol kaca seukuran ibu jari. Tampak jelas di depan mata, bahwa pria paruh baya itu langsung menggelepar di lantai dan mengerang kesakitan. Sedangkan, ibunda Joe juga melakukan hal serupa, lalu dibubuhi dengan aksi frontal menusuk dadanya sendiri dengan pisau, lalu dicabutnya paksa. Darahnya, yang semburat ke mana-mana, sampai tak dapat dibedakan dengan gaun tidurnya yang berwarna merah.
Dua manusia yang sekarat di depan mata Joe, mereka memandangnya dengan tatapan nanar. Entah benci atau sesal, karena si insan tak melihat segaris rasa sayang sedikitpun.
Tepat ketika si insan mendapati ibunda melemparkan pisau dengan sisa tenaganya ke arah Joe, pada saat itulah si insan tersentak bangun dari mimpinya.
Mandi keringat dengan napas terengah-engah serta jantungnya berdegup kencang, ialah keadaan nahas ketika Joe bangun dari mimpi indah akan memori terakhir tentang orangtuanya.
Kedua orangtuanya adalah orang yang paling pengecut daripada siapapun di dunia ini. Tetapi, para keparat sampah yang membuat mereka jadi pengecut, merekalah manusia—ah, iblis—merekalah iblis pengecut yang sebenarnya.
Tangannya mengepal kuat sampai gemetar. Rahangnya mengeras sembari rasa benci di dalam hati menggelora sekali lagi. Pemandangan langit-langit motel di atas Joe terbayang bagai terbakar seperti rumahnya. Si insan sangat ingin menghabisi satu persatu para iblis yang menghancurkan hidupnya ini.
Percuma bila dia hanya membenci orangtuanya. Mengutuk mereka, yang terbaring di dalam tanah, mau sebanyak apapun takkan mengubah hidupnya. Dan Joe pikir akan terlalu bodoh untuk pergi meninggalkan dunia, karena tak ada arti dalam hidupnya selain kebencian ini. Joe memilih untuk bertahan hidup daripada meniru kelakuan bodoh orang tuanya di masa lalu.
Tetapi, hidup dengan berpegangan tekad saja, tidaklah cukup. Dan kebencian dengan menggenggam api saja, hanya akan menyakiti diri sendiri. Demikian, Joe telah menyusun rencana strategis untuk membalas dendam. Meskipun, tak ada yang tersisa dari rumahnya yang sudah menjadi bangkai dan abu itu. Satu petunjuk mutlak yang masih Joe punya sampai detik ini, Hurdqe.
Darah bangsawan mengalir dalam tubuhnya sedari Joe lahir ke dunia.
Marga sialan miliknya ini dibenci masyarakat Herybie, bukanlah tanpa alasan. Di negara sampah ini, bisa dibilang bangsawan punya sejarah kelamnya sendiri. Eksistensinya seperti ada dan tiada, seperti mitos dari jaman dahulu. Tetapi, tak pernah terekspos secara gamblang seperti yang dialami si insan seumur hidupnya. Joe adalah kasus langka yang merepotkan. Karena keterlibatan bangsawan tak dapat dipisahkan dengan pemerintahan kotor para penguasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐀𝐆𝐄 || 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧
FanfictionA Jung Jaehyun's Original Fiction | On Going "𝐼'𝑙𝑙 𝑔𝑜 𝑎𝑛𝑦𝑤ℎ𝑒𝑟𝑒 𝑤𝑖𝑡ℎ 𝑦𝑜𝑢 ... ." "𝐴𝑛𝑦𝑤ℎ𝑒𝑟𝑒, 𝑏𝑢𝑡 ℎ𝑜𝑚𝑒 ." Joe, 21, 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 memiliki lika-liku kehidupan yang rumit dan merepotkan sejak menjadi mahasis...