═══════════════
"She can't break her bad habit of an apology without guilt in it; while he can't to not fell for it, then he makes an excuse to love her all over again."
════════════════
ULASAN bintang lima selalu menjadi prestasi gemilang sepanjang sepak terjang rekan seperjuangan sang ia dalam meniduri banyak wanita. Jeffrain tahu sendiri, karena dirinyalah yang memasangkan mereka. Tetapi, tidak untuk pasangan Joe dan Johan.Tontonan amoral di depan mata sang ia adalah seburuk-buruknya adegan mesum daripada film biru manapun. Meski sang ia memaksakan diri untuk menutup mata, rungu Jeffrain diserbu suara-suara desah yang terus-menerus dilontarkan lisan Joe ataupun kadang suara erangan Johan yang puas akan pelayanan wanita itu. Padahal, Jeffrain paling benci kebisingan.
Lekuk tubuh Joe yang indah itu dinikmati oleh seseorang selain dirinya. Wajah pasrah wanita itu dengan pipinya yang memerah amat erotis untuk diperlihatkan kepada pria lain. Dan bagaimana pria lain mengetahui letak tanda lahir Joe yang berada di dekat pusarnya.
Joe menggigit bibir seraya memacu kecepatan gerakan naik-turun pinggulnya. Kebiasaan lama wanita itu tidak berubah, walaupun dari tadi si insan berusaha bersikap di luar karakternya. Atau ketika tangan Johan mencoba menggerayangi Joe, namun wanita itu buru-buru menahannya dan mengalihkan fokus Johan dengan memainkan rudal pria itu dengan jemarinya.
Tidak berbeda jauh dari apa yang dulu selalu si insan lakukan bersama Jeffrain.
Kedua netra coklat Jeffrain nyalang ke arah mainan kesayangannya yang rusak. Entah apa tujuan Joe menyuruhnya duduk terikat di kursi kayu dan dipaksa menyaksikan kelakuan cabulnya itu. Apakah Joe ingin pamer kalau dia punya kuasa di atas Jeffrain? Ataukah Joe ingin menunjukkan betapa beraninya wanita itu untuk mengambil keputusan tanpa persetujuan Jeffrain?
Dan dengan sengaja Joe selalu memosisikan dirinya untuk menghadap ke arah Jeffrain dalam kegiatan seksualnya bersama Johan. Entah saat mereka beradu cumbu, entah tatkala Joe menyesap kulit dada bidang Johan yang diwarnai tato hitam bergambar tengkorak, atau pada momen ini di mana Joe telah memegang kontrol penuh dalam permainan lacurnya.
"Johan ... Johan ... Johan ... Johan ...," rintih si insan dengan kedua manik matanya yang memicing ke arah Jeffrain. Tatapan angkuh dan juga mengejek terpatri pada kedua manik mata beriris hitam obsidian. Dari dulu Joe sudah agak bejat dan gila, tapi tak pernah sampai seperti ini.
Kontradiktif, namun tidak fiktif. Di titik ini Jeffrain yakin pada dugaan, bahwa Joe sengaja memancing emosinya, sampai sang ia sudah tak dapat menahannya lagi dan mengamuk untuk menghentikan aksi mereka. Ironis, karena itulah kemauan sang ia di penghujung rencana hebatnya itu. Meski posisi Joe dan Johan terbalik dan parahnya si insan melakukannya atas kemauan sendiri.
Apa rencananya mudah ditebak Joe?
Dan kalau Jeffrain jadi menghentikan mereka, bagaimana cara sang ia melunasi utangnya?
Lain dari utang, adapun hal yang direnggut Jeffrain dari Johan untuk menjalankan rencana hebatnya itu. Yang tak senilai dengan sekian jumlah uang, karena yang Jeffrain pinjam bukanlah materi, tetapi nyawa.
Untuk Johan menampilkan wujudnya dan dapat berinteraksi penuh dengan si insan, itu sepadan dengan memangkas 2/4 masa hidup Johan. Hampir sama seperti saat Jeffrain berusaha merebut Joe dari dekapan si mata empat. Sedangkan, hal itu bukan termasuk dalam rincian hutang Jeffrain.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐀𝐆𝐄 || 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧
FanfictionA Jung Jaehyun's Original Fiction | On Going "𝐼'𝑙𝑙 𝑔𝑜 𝑎𝑛𝑦𝑤ℎ𝑒𝑟𝑒 𝑤𝑖𝑡ℎ 𝑦𝑜𝑢 ... ." "𝐴𝑛𝑦𝑤ℎ𝑒𝑟𝑒, 𝑏𝑢𝑡 ℎ𝑜𝑚𝑒 ." Joe, 21, 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 memiliki lika-liku kehidupan yang rumit dan merepotkan sejak menjadi mahasis...