Parkiran

27 36 5
                                    

Hii call mee lulu

Selamat datang di cerita lulu yang ketiga. Yang berjudul Kisah Fais. Hargai karya lulu, jangan berikan komen negatif berikan saja komen positif.

Jika ada kesamaan di cerita lain yang kalian temukan, itu mungkin kebetulan atau tidak kesengajaan!

Berikan vote and komen di setiap chapter. Di kisah ini.

...

Aulia memutuskan untuk keluar dari aplikasi instagram miliknya.

"Apa postingan ku akan rame, seperti postingan mereka?" batin Aulia. Ia memperhatikan satu persatu sahabatnya. Yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Kringg...

Kini jam pulang telah berdering, membuat para siswa-siswi berteriak di dalam kelas mereka masing-masing. Jam yang di tunggu-tunggu oleh mereka.

"Yuk kekelas, ambil tas" ajak Naifa.

Aulia hanya menganggukan kepalanya. Sedangkan Key dan Halia masih sibuk, mengamati hasil foto mereka.

"Woi! Kalian mo pulang apa kagak?" teriak Aulia. Membuat kedua manusia itu langsung menoleh kearahnya.

"Hah? Emang udah jam pulang?" tanya Key. Yang sedari tadi tidak menyadari bunyinya bel.

"Belum, ya udahlah dodol. Lo tuli ape gimana?" tanya Aulia sekaligus kesal dengan Key.

"Oh, yaudah ayo"

"Kapan bel bunyi?" tanya Halia. Halia persis dengan Key. Sama-sama bengong jika sudah sibuk dengan dunia sendiri.

Aulia hanya memutar bola matanya malas.

Sedangkan di sisi lain, Fais dan Ezra yang baru keluar langsung di hampir oleh Marcel. Dengan menampilan yang tidak bisa dikatakan anak sekolah lagi. Baju yang di kasih keluar, rambut yang acak-acakan, dasi yang diikat di dahinya. Itu membuat penampilan Marcel semakin tampan. MasyaAllah.

"Contoh kakak kelas yang patuh di contoh" ujar Ezra, memberi jempol kepada Marcel.

"Iya, ntar kalau lu kelas 12, penampilan lo harus kayak gini" ucap Marcel.

"Siap" hormat Ezra.

Sedangkan Fais hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sungguh kenapa ia harus punya teman kayak Ezra, yang sifatnya rada aneh dilihat.

"Fis, ntar lu kay-" belum sempat Marcel bicara. Fais langsung pergi meninggalkan dua sejoli tidak jelas itu.

"Sungguh dingin banget tuh bocah" gumam Marcel.

"Dingin?" tanya Ezra kepada Marcel. Fais dingin? Apakah laki-laki yang di depannya tidak mengetahui tingkah laku Fais, jika sudah berada di dalam kelas. Apalagi bersamanya.

Ezra ingin mengatakan bahwa Fais sangatlah bego dan kekanak-kanakan   jika bersama dirinya.

"Hm, lo ga tau?"

Bukannya menjawab Ezra hanya terkekeh. Ia melangkahkan kakinya, meninggalkan Marcel sendirian di sana. Yang masih terdiam diri.

"Eh tungguin anjir"

Sesampainya di parkiran. Marcel dan Ezra langsung menghampiri yang lain.

"Halo ges, lama ga nunggu?"

Halia menatap jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan kananya. "Hanya beberapa menit saja"

"Fis"

Fais menoleh kearah samping, dengan tatapan datar andalanya.

"Tuh bocah kalau diluar dingin banget kek es batu. Kalau di dalam kelas, kek bocil" batin Ezra kesal. Dengan respon tatapan Fais.

KISAH FAIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang