Fais Marah

28 36 5
                                    

Hii call me lulu

Selamat datang di cerita ketiga aku. Yang berjudul Kisah Fais. Hargai karya lulu, jangan berikan komen negatif berikan saja komen positif.

Jika ada kesamaan di cerita lain yang kalian temukan, mungkin kebetulan atau tidak kesengajaan.

Berikan vote and komen di setiap chapter.

...

Keesokan harinya Fais bersiapkan diri dengan seragam sekolahnya. Kini remaja itu tengah berdiri di depan cermin, menatap dirinya di pantulan cermin. Baju yang dimasukkan, rambut yang sudah di tata rapi. Dasi yang mengantung di lehernya, membuat kesan Fais semakin tampan.

"Fais bangun siap-siap ke sekolah" ucap Fira mengetuk pintu kamarnya.

"Gua udah bangun dari tadi bege" jawab Fais. Ia mengambil tasnya, dan berjalan keluar dari kamarnya.

Saat pintu dibuka Fais menatap sang kakak yang masih berada di depan pintu kamarnya. Sang kakak yang masih ngantuk, menempelkan tubuhnya di dinding, rambut yang beracak-acakan. Seperti gembel:v

"Ngapain lo disini? Sana pergi" usir Fais.

"Lo bau belum mandi" ujar Fira.. Yang masih belum sadar, mata yang masih setia di pejamkan.

"Ga nyadar" ucap Fais. Laki-laki itu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu.

"Pagi Yah" sapa Fais. Ia menarik satu kursi dan mendudukan bokongnya disana.

"Pagi anak ayah yang ganteng" sapa balik Reza.

"Rapi banget kamu nak" sahut Luvy, menaruh sop sayur di meja makan.

"Heheh, biar ga di hukum Bund" ucap Fais. Yang mulai mengoles roti tawar dengan selai coklat.

Kini hanya ada keheningan di antara mereka. Ketika makan, Fais teringat hal sesuatu yang ia inginkan. Cowok itu menaruh kembali rotinya di piring. Ia mengambil dua buah roti dan mengolesnya dengan selai roti. Setelah itu ia beranjak menuju ke kulkas untuk mengambil sesuatu di sana. Setelah di dapat, Fais mulai mengoles di roti dengan begitu banyak.

"Fais? Untuk apa itu nak?" tanya Luvy, tanpa menoleh kearah Fais.

"Gapapa Bund" jawab Fais.

Setelah melakukan kegiatan itu. Fais menaruh roti yang tadi di lakukannya di atas piring.

"Pagi dunia tipu-tipu" sapa Fira yang merentangkan tangannya. Gadis itu menuruni anak tangga satu persatu, dan melangkah ke meja makan.

"Pagi Bund Yah, pagi Fais"

"Hm" jawab Fais.

"Eleh cuek amat dek" ucap Fira.

"Wih udah ada roti nih, siapa yang buat?" tanya Fira menatap satu persatu yang ada di meja makan.

"Itu buatan gua kak" jawab Fais.

"Wih, makasih adek ganteng. Eh tumben lo buatin gua?"

"Ya, gapapa sekali-kali yekan" ucao Fais beranjak dari kursinya. Setelah itu menyalim tangan kedua orangtua nya.

"Aku pamit dulu ya. Assalamualaikum" teriak Fais, berlari keluar dari rumah. Sebelum dirinya benar-benar di amuk oleh sang kakak.

Sedangkan Fira yang siap menyantap makanan. Tidak menyadari hal itu, jika di dalam rotinya terdapat cabai bubuk yang telah diberikan oleh Fais.

"Bismillah"

"AAAAA,, BUNDAAA AIR BUND, PEDASS!!" teriak Fira.

"Kamu kenapa Fir?" tanya Bunda Luvy heran.

KISAH FAIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang