Hii call me lulu
Selamat datang di cerita aku yang ketiga semoga kalian menyukainya. Aku berterima kasih banyak yang sudah membaca cerita ini. Jangan lupa pencet tombol bintang gratis, jangan lupa komennya bestie ❤
...
"Itu mereka" tunjuk Fais.
Sudah terdapat para sahabatnya yang sedang kumpul di arena parkiran. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka, sejak pertemanan mereka.
"Yuk samperin mereka" ajak Aulia menarik pergelangan tangan Fais. Sedangkan cowok itu hanya bisa pasrah.
Sesampainya disana Aulia menyapa mereka, begitupun sebaliknya mereka menyapa kedatangan Aulia dan Fais. Sedangkan Rayyan hanya bersikap bodoamat, dan memasang wajah datar seperti tempo dinding.
"Pagi Rayyan" sapa Aulia.
Bukannya menyapa balik Rayyan malah pergi meninggalkan sahabatnya, yang bingung dengan sikap Rayyan seperti itu.
"Rayyan kenapa?" tanya Aulia pada yang lainnya.
Semuanya menaikkan bahunya bertanda mereka tidak tahu.
"Apa mungkin Rayyan cemburu liat Aulia dekat sama Fais?" batin Halia. Ia masih menatap punggung Rayyan yang perlahan menghilang dari pandangan mereka.
"Kelas" ucap Naifa. Ia melangkahkan kakinya meninggalkan parkiran motor.
"Hadeh, pacar lo dingin banget Mar" ujar Mahesa.
Marcel hanya terkekeh dan menggaruk tekuknya yang tak gatal. Dirinya juga bingung kenapa ia bisa mempunyai pacar yang sangat dingin? Dulu ia kesampet apaan menembak Naifa? Dan kenapa gadis itu menerimanya saja? Jangan bilang Naifa menerimanya hanya merasa kasihan.
Marcel menggeleng-gelengkan kepalanya. Semoga saja tidak seperti pikirannya, ia tahu betul kalau Naifa sangatlah mencintainya. Tapi hanya saja tidak diperlihatkan oleh orang lain.
Marcel berjalan menyusuli Naifa. Saat tiba di samping Naifa, Marcel langsung merangkul pundak kekasihnya. Tidak lupa ia memberikan senyuman manisnya kepada Naifa, dan dibalas oleh senyuman Naifa yang tipis seperti kertas.
"Untung sayang" batin Marcel sabar.
"Ay, kamu maukan jalan bareng sama aku nanti sore?"
Naifa mengangguk sebagai jawaban.
Marcel menghela nafas. Ketika Naifa ditanya sesuatu, gadis itu hanya menganggukkan kepalanya tanpa ingin mengeluarkan suara sepatah katapun.
"Kamu kenapa sih irit bicara mulu? Bicara sekali-kali kek" ucap Marcel.
"Ya"
"Ya doang? Sekali panjang lebar kek, aku kangen sama suara kamu" ujar Marcel.
Naifa menghentikan langkahnya dan menatap Marcel.
"Kenapa ay?" tanya Marcel pada Naifa.
Naifa menggelengkan kepalanya. Ia menghela nafas, dan kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kelasnya
Sedangkan para sahabatnya berada di belakang mereka. Mereka menatap dua pasangan itu, hanya Marcel saja yang mengeluarkan suara, sedangkan Naifa hanya diam dan terkesan cuek.
"Mereka kenapa?" tanya Halia pada yang lain.
"Mereka ga punya masalahkan?" tanya Mahesa.
"Ga tau" sahut Aulia.
"Tapi diliat-liat mereka cocok ya?" ujar Fais. Masih dengan tangan yang sama, selalu bergandengan tangan dengan Aulia. Tanpa ingin melepaskan tangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH FAIS
Ficção AdolescenteSEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AKUN LULU DULU🤗❤ NO COPY! HASIL PIKIRAN SENDIRI! DI LARANG PLAGIAT CERITA INI! ~~~ Tinggal lapak dengan bijak. Hargai karya author. Jika ada kesamaan di cerita lain yang kalian temukan, mungkin itu kebetulan!! ~~~~...