PART 23

339 39 6
                                    

TOLONG BERI VOTE DAN COMMENT!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TOLONG BERI VOTE DAN COMMENT!!!

MOHON MAAF JIKA TERDAPAT KESALAHAN KATA🙏

Jangan lupa follow...

🖤🖤🖤🖤🖤

✮✮✮

Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi jalanan, tepatnya dengan kedua remaja yang terjebak hujan dan memilih untuk berteduh disebuah ruko yang sudah tutup.

Perlahan-lahan hujan semakin deras dan lumayan banyak orang juga yang memilih untuk berteduh. Ada juga yang malah menerobos hujan tanpa berpikir panjang.

Pandangan Zazkia mengarah ke depan jalanan yang tengah diguyur oleh air hujan. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan, terlihat dirinya yang tengah tersenyum getir. Tatapan matanya terlihat datar. Kanigara yang disebelah gadis itu pun sedaritadi terus memperhatikannya.

Selang beberapa menit keduanya larut dalam pikirannya masing-masing. Kanigara tiba-tiba menggeser posisinya lebih mendekati Zazkia dan langsung merangkul bahu gadis itu, dan itu tanpa penolakan dari Zazkia. Tidak seperti biasanya, pikir Kanigara.

Zazkia hanya melirik nya sekilas lalu pandangannya mengarah ke depan lagi. "Kenapa?" Kanigara bertanya dengan deep voice nya. Merasa heran dengan gadis ini yang lebih banyak diam.

"Apanya?" Zazkia bertanya balik dengan nada santai.

"Kenapa Kia?" Zazkia langsung menghadap tubuhnya kearah lelaki itu. Keduanya saling bertatapan dengan posisi yang terbilang dekat ini.

Tak berselang lama, karena Zazkia langsung menjauhkan tubuhnya dari lelaki itu dan mengalihkan pandangannya kearah depan. "Gue gak papa," jawab Zazkia. "Gue mau pulang," lanjutnya cuek.

Kanigara menyampirkan jaket hitamnya ke bahu Zazkia. "Ayok," ajaknya.

"Pake jaket gue! Pulang ke apartemen gue dulu," ucap Kanigara berjalan menuju motornya terparkir. Zazkia melotot dengan ucapan lelaki itu barusan.

"Apaan sih?! Gak ya, gue gak mau!" tolak Zazkia dengan wajah galaknya.

Hujan sudah reda dan hanya tersisa gerimis kecil saja. Zazkia yang ucapannya tidak ada balasan dari Kanigara, langsung menarik seragam belakang lelaki itu dengan mata melotot kesal.

"Apa?" sialan! Wajah santai Kanigara benar-benar menyebalkan minta untuk ditampol.

"Lo---," geram Zazkia menunjuk lelaki itu. "Anterin gue pulang! Kerumah." Zazkia berucap penuh penekanan.

"Naik!" titahnya dengan intonasi dingin dan sorot mata tajam.

Zazkia tetap menaiki motor lelaki itu walaupun dirinya terus berdecak kesal. Bukan waktunya untuk berdebat. Tarik nafas, buang. Huh, tapi tetap saja Kanigara selalu saja bisa membuatnya kesal walaupun itu hal kecil sekalipun.

KANIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang