PART 21

734 56 13
                                    

Hallo guysss!

Ada yang kangen gak nih?

Aku minta maaf banget banget banget sama kalian yang udah nunggu lama. Selama 2 bulan itu aku ngilang gak ada kabar. Ada hal yang gak bisa aku jelasin disini kenapa aku bisa ngilang gitu aja dan gak buka wattpad lagi selama itu bahkan sampe baru update sekarang.

Huhuuuu:( sebenarnya aku juga sedih karena baru bisa update lagi sekarang...

Disini aku mau ngasih tau. Kalo aku update tuh gak tentu yaa guyss, jadi mohon maaf banget sama kalian.

Makasih yang udah mau bantu support, makasih buat kalian, buat para pembaca aku😭😭😭😭😭😭

Terimakasih banyak bestieee! Lopelope pokonya❤❤❤❤❤

Terimakasih banyak bestieee! Lopelope pokonya❤❤❤❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TOLONG BERI VOTE DAN COMMENT!!!

MOHON MAAF JIKA TERDAPAT KESALAHAN KATA🙏

Jangan lupa follow...

🖤🖤🖤🖤🖤

✮✮✮

"KANIGARA!" teriakan penuh marah itu datang dari orang yang baru saja turun dari mobil mewah. Tepatnya diujung jalan dengan jarak yang lumayan dekat.

"Masuk mobil!" titah pria paruh baya itu menatap tajam Kanigara saat sudah berada di hadapannya.

"Dan kalian! Urus orang-orang itu!" perintahnya kepada anak buahnya.

Dareen. Pria itu masih menatap tajam Kanigara. Saat sampai rumah pun, tatapan tajam Dareen tidak lepas dari putra satu-satunya itu.

"Papa kenapa nggak kasih tau aku kalo pulang sekarang?"

"Kamu gak dengerin omongan Papa?!" tanpa menghiraukan pertanyaan putranya itu, Dareen balas bertanya lain. Terlihat ada sorot kekhawatiran di mata pria itu walaupun tatapannya sedaritadi masih terus menghunus tajam.

"Aku minta maaf Pa," ungkap Kanigara.

Dareen menghela nafas. "Gara, ini demi kebaikan kamu. Kamu ngerti kan?"

"Iya," ucap pelan Kanigara.

Dareen menghela nafas panjang. Lalu kemudian merentangkan kedua tangannya. "Gak mau peluk Papa?" Dareen menaikkan sebelah alisnya dengan tersenyum.

Sontak saja, Kanigara langsung menubruk tubuh Dareen. "Papa...," lirih Kanigara.

"Kenapa hm?" Dareen mengusap rambut putranya itu dengan penuh kasih sayang.

"Aku kangen...,"

"Kangen Bunda."

Dareen langsung terdiam dengan ungkapan putranya itu. Suara Kanigara lirih sarat akan penuh kerinduan.

KANIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang