Juan kembali dengan isak tangis yang sama, dengan pinggang yang dirangkul oleh lelaki yang membawanya pulang kerumah. ''Juan.. Udah ya nangisnya?'' Ujar Reyhan sambil mengusap air mata Juan lalu memeluknya. Dengan nafas yang tak teratur akibat menangis, Juan bertanya.
''Kak.. Kakak apain Sean dulu?'' Juan memberi pandangan yang tidak biasanya pada Reyhan. Seakan menyuruhnya jujur, apa yang ia lakukan. ''Juan.. Kakak gamau buat kamu nangis lagi, Juan gaperlu tau ya?'' Tangis Juan menjadi jadi, nafasnya makin terengah engah.
''Kalau kamu mau kakak jujur, dia pernah bikin pacar kakak tertarik sama dia. Sedangkan kakak udah sayang banget sama dia? dan parahnya kakak ditinggalin gitu aja. Dari dulu sampai sekarang kaka main fisik sama dia karena ada alasannya. Mungkin bagimu sepele, Masih banyak alasan lain kenapa kakak main fisik ke Sean.'' Reyhan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, dengan nada yang semakin tinggi dan semakin tinggi.
''Kak..'' Bisik Juan sambil melepaskan pelukan Reyhan dan melangkahkan kakinya mundur. Dia memegang bagian ujung sofa dan perlahan meletakan badannya kelantai. Tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Reyhan, Juan makin ketakutan akan perilaku Reyhan yang biasanya ia lihat di sekolah. ''Ayo, berdiri. Kenapa?'' Reyhan mendekat kearah Juan yang terletak di lantai menangis sesak mengingat apa yang dikatakan Sean tadi.
Reyhan makin memaksa Juan untuk berdiri dan duduk di sofa yang ada, tapi semakin Juan mundur menjauhi Reyhan, dia kehabisan ruang dan akhirnya mencapai tembok. Kepala dan punggungnya terbentur dinding keras yang ada dibelakangnya. Reyhan mendekat kearahnya dan berkata ''Maafin kakak.. Kalau kamu gasuka, kakak bisa berubah'' Secara tiba tiba Juan mendorong Reyhan sambil berteriak. ''PEMBOHONG! JUAN GA PERCAYA..''
''Itu temen ku, Kak! Kalau mau, main fisiknya ke Juan aja, jangan ke Sean!''
Juan menawarkan diri untuk menggantikan sahabatnya. Reyhan menarik punggung Juan dari tembok, lalu memeluknya dengan keinginan Juan tenang. Dengan kantung mata, Juan tertidur pulas dihadapan kakak kelasnya itu. Reyhan langsung men-gendongnya kearah kamar Juan menaruhnya dikasur lalu menyelimutinya.- 𝐅𝐨𝐫𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐦𝐞.
Sean merenung di kamarnya, memikirkan janji Satya yang di-ingkarkan. Tidak ingin dipendam, Sean mendatangi Satya diruang tamu. ''Satya..'' Panggil Sean sambil memegang rak TV Yang ada disampingnya. ''Iya, kenapa?'' Jawab Satya sambil mematikan TV yang ada didepannya.
''Kamu Kemarin, ngomong apa ke Juan?'' Tanya Sean sambil menduduki sofa yang ada dibelakangnya. ''Ngomong apa?''Satya bingung sambil mengernyitkan jidatnya menatap Sean. ''Kamu gabisa pegang janji, ya?'' Sean mengode. ''Janji a- Ooh.. Janji itu? Maaf..'' Jawab Satya saat mengerti kode Sean, Satya menundukan kepala karena merasa bersalah.
''Tau kan kamu dia gimana tadi? aku gamau liat dia nangis Satya..'' Sean memberi tahu segala yang ia rasakan, pikirkan ketika melihat Juan menangis dari matanya.
''Kamu bisa ga sih jaga rahasia?'' Sean menaikkan nada bicaranya. ''Aku lupa.. Maaf'' Satya masih menundukan kepalanya.
''Kamu kira dengan maaf, bisa bikin aku lega? ga marah lagi? engga Satya.. Haduh terserahmu deh..'' Kata Sean sambil pasrah, dia menyenderkan punggungnya itu di sofa yang empuk milik lelaki yang ada didepannya.''Aku paham yang kamu rasain.. Sekali lagi aku minta ma-'' ''Kamu paham sama aku tapi kamu gatau Juan bakal diapain?!'' Sean memotong perkataan Satya sambil mengeraskan suaranya.
''Sean.. Kamu sesayang itu ya sama Juan?'' Satya mengarahkan pandangannya kepada pupil Sean yang berkaca kaca. ''Tolong percaya sama aku, Kak Reyhan ngejebak kamu..'' Satya menghampiri Sean lalu memegang lututnya. ''Ngejebak.. Gimana?''
''Kamu percaya sama aku, tetep sama aku terus. Kamu bakal tau sebenarnya!''
Satya memohon pada temannya itu. ''Aku bakal turutin permintaanmu, tapi kalau perkataanmu salah. Kita gabakal ketemu lagi'' Mendengar itu, Satya mendongakan kepalanya kearah wajah Sean. Tiba tiba, air mata itu mengalir di pipi Satya.
Matanya memberi bahasa seakan tidak ingin ditinggal. ''Harus pisah? Gamau..'' Kata Satya sambil menarik tangan Sean lalu men-genggamnya perlahan. Air matanya tetap mengalir deras di pipi yang tirus itu. ''Loh? Engga engga ga pisah'' Sean kaget melihat temannya yang biasanya tidak pernah ia lihat menangis tiba tiba menangis begitu saja karenanya.''Engga enggaa, bercanda!''Kata Sean, meringis kecil dan mengelus kepala Satya perlahan. ''Maaf yaa?'' Sean memohon maaf telah membuatnya menangis, tapi kepala Satya tetap terdiam dipahanya yang rapat.
- 𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐲𝐚𝐚!
-𝐌𝐚𝐥𝐞𝐬 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐧𝐢
KAMU SEDANG MEMBACA
MARGA. | JAYWON 🔞
Teen Fiction!! BXB - [Yang anti bxb, jangan salah lapak] [TOKOH - FEW HYBE FAMILY +Yuna Itzy ] START: May 15, 2023 END: Jun 14, 2023