Transmigrasi Alice||1

261 25 3
                                    

Peringatan

📌Kisah ini hanya lah imajinasi penulis, tidak meniru cerita siapapun dan tidak diizinkan untuk di copy

((Setahun sebelum Bertemu galix))

Tok tok tok

Ketukan palu memenuhi ruangan prom night. Alicia membuka kedua matanya perlahan untuk menetralkan penglihatannya terhadap cahaya lampu di ruangan aula prom night.

Di hadapannya terdapat sebuah kertas yang bertuliskan "Pembatalan pertunangan", dan sebuah pena di tangan kanannya.

Apa apaan ini?!?!
Aku ingin istirahat, kenapa malah berpindah duniaa ke dunia apa ini!

Tunggu,

"Alice, cepat tandatangani bukti pembatalan pertunangan kita" seru Arthur dengan suara keras yang cukup untuk di dengar oleh semua orang disana.

Alice? Bukankah Alice tokoh yang ada di dalam novel yang Pernah kubaca?
Kalo iya,

Nampaknya aku hadir di masa Arthur meminta Alice menandatangani pembatalan pertunangan.

Kalau tidak salah, Alice memilih untuk  pergi ketimbang menyetujui surat pembatalan nya. Dan disini lah kunci kehancurannya.

"Baik Arthur, kuharap setelah ini kau tidak akan menyesal" ucap Alice segera mencoret surat itu dengan bubuhan tanda tangannya.

"Menyesal?" Temeh Arthur.

"Ya, Kau tau sikapmu pada keluarga kerajaan seperti itu tidak sopan?!" Jawab Alice dengan suara agak meninggi dan kini sudah menatap Arthur dengan tatapan yang sangat dalam.

"Kalau kau ingin bertunangan dengan putri Askia tidak mengapa, pilihanmu itu sangat cocok untuk mu" kekeh Alice membelakangi Arthur.

"Kenapa?, Seharusnya kau sedih bukan karena pertunangan kita di batalkan?" Potong Arthur.

"Ku akui aku sangat menyukai mu, namun sekarang aku menghargai keputusan mu dan tidak akan pernah menyesali nya" jelas Alice.

"Selama ini memang aku takut kehilanganmu, tapi sekarang kita bukan siapa-siapa lagi, terimalah" tambahnya lagi.

Alice melanjutkan langkahnya namun terhenti ketika sudah benar benar berada di depan pintu utama aula.

"Satu lagi, setelah ini jangan pernah berpikir untuk menemui ku" Seru Alice meninggalkan Arthur yang diam mematung di tempatnya.

Arthur hanya bisa menatap punggung Alice yang kini kian menjauh dan meninggalkan ruangan.

•••

Tap tap tap

Alice melempar tubuhnya ke atas sofa lalu mengambil beberapa Manisan yang terhidang di depannya.

"Bagaimana putri, apakah berjalan lancar prom night hari ini?" Tanya ghina seraya menyisir rambut Alice.

Alice menghela nafas " tidak, hari ini aku harus menandatangani kontrak pembatalan pertunangan dengan Arthur" ujarnya.

Tangan ghina berhenti sejenak, kemudian melanjutkan menyisir rambut Alice. "Membatalkan pertunangan tanpa izin paduka raja?"

"Bukankah itu di larang?, Kalau begitu bagus! Tuan putri tidak perlu menikahi pria tak becus seperti prince Arthur"

"Kurasa begitu, tapi.."

Shitt!
Aku tak boleh memikirkan hal-hal gelap tentang pria bodoh yang membuat tokoh kesukaanku mati dengan tragis gara gara tunangannya yang sama sama bodoh!
Emang cocok mereka

Ghina tersenyum kala melihat tuan putrinya berhenti melanjutkan ucapannya.

"Putri Alice, sepertinya paduka raja ingin bertemu dengan putri" seorang maid yang baru masuk menyampaikan pesan pada Alice.

Lantas gadis itu segera berhenti mengunyah manisan lalu bangkit dari duduknya.

"Thank you" serunya berjalan menjauh.

Kali ini di kehidupan yang berbeda aku harus bisa menepati ucapan bang Dirga dengan belajar menjadi seseorang yang baru.

Karena disini aku bukanlah seorag Alicia lagi, melainkan seorang putri bernama Alice yang harus bahagia

__Bersambung__

Kalo kalian suka dengan cerita ini
Tinggalkan jejak dengan memberikan vote kalian.

Cape loh nulisnya kalo gak di vote

Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang