Transmigrasi Alice||8

124 10 0
                                    

"waktunya baca buku!" Sorak alice bergembira.

Kaki jenjangnya berjalan dengan langkah lebar menuju perpustakaan. Sejak dulu ia suka sekali membaca, hanya saja dulu di batasi.

Hidup nya yang dulu bak neraka, namun ia selalu bersabar, meski begitu pada malamnya semua bebannya terus menumpuk seperti tumpukan salju yang menghalangi jalannya.

Alice menatapi satu persatu rak buku yang berjejer, buku buku didalamnya tampak berjilid dan tebal disusun serapi mungkin.

"Hebat, di perpustakaan ini tidak ada debu sama sekali" ucapnya ketika menyentuh buku buku dan rak rak yang ia kira akan berdebu.

Ngomong - ngomong soal buku, pemilik tubuh ini tidak begitu menyukainya. Yang disukainya hanya seni dan berkuda.

"... Kira kira disini ada buku tentang Alam semesta tidak yah?"

Bruk

"... Loh? Apa ini?" Sebuah buku dengan sampul bergaya klasik terjatuh dari rak nomor dua berjudul "356 day's without title"

"Gak salah nih, ini kan buku karya bang dirga, eh?" Ucap Alice, ia menyadari ada sesuatu yang salah dengan buku itu.

Buku yang merupakan karya pertama bang dirga, bang dirga sendiri memakai nama pena untuk penerbitan.

"Rayouna castle!" Sontak Alice melotot sempurna dengan mulut yang terbuka cukup lebar. "B-bagaimana bisa buku ini ada disini?!"

Ceklek...

"Selamat siang nona ducches..." Tegur varra.

Alice buru buru meletakkan buku itu kembali ketempat nya semula. "Siang varra, ngomong ngomong bisakah memanggilku dengan panggilan 'tuan putri' saja? Soalnya saya belum tentu akan menjadi pendamping hidup tuan muda, hehe" kekehnya.

"Baiklah putri Alice, sepertinya tuan muda sebentar lagi akan tiba. Bagaimana kalo saya memilihkan gaun anda?" tawarnya.

"Boleh tuh, hehe"

"Tuh? Gimana putri, saya tidak paham"

Aish, aku lupa disini tidak menggunakan logat jakarta.

"Hehe, tidak. Maksud saya boleh kok"

Varra tersenyum lembut. "Kalau begitu ayok putri, kita pergi ke butik pakaian dan memilih beberapa gaun untuk hari ini dan besok" ajaknya.

Gadis itu segera menuruti ajakan varra, walaupun ia masih menyimpan banyak pertanyaan soal buku tadi yang belum sempat dibacanya.

•••

"Bagaimana kalau yang ini putri Alice, desainnya sangat cocok dengan putri" varra menunjukkan satu gaun berwarna biru gelap bergradasikan putih ditaburi permata perak sehingga tampak anggun.

"Wow! Pilihan yang bagus, tetapi apa tidak terlalu mahal"

"Tidak tuan putri, hanya seharga 205.000.000 saja. Tapi bukankah itu harga yang layak untuk bahan berkualitas tinggi"

205.000.000! Astaga itu mahal sekali, uang jajanku tidak semahal itu juga dulu.

"B-benar juga, tetapi..., Yasudah!" Lagian disini aku kan menjadi kaya! Tidak perlu berhemat seperti dahulu, hohoho.

(*Jangan ditiru, meskipun kaya berhemat jauh lebih baik*)

"Oke, selanjutnya bagaimana yang ini. Yang ini cocok sekali dengan warna kulit putri, hitam yang di gradasikan dengan maroon. Desain yang simpel untuk di pakai sehari hari"

"Hem, itu cocok untuk dipakai sehari hari. Tidak ramai, aku suka!"

Brak!

"Ya ampun!"

__Bersambung__

Don't forget to gift votes to meee

Thank youu guyss
Love you
From sparkle

Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang