Transmigrasi Alice||18

89 5 0
                                    

"apa kau--"
Mata Alice terbelalak kaget, ia melihat aula besar yang terpampang jelas di depan matanya.

Aula besar yang memiliki nuansa berwarna biru langit sama seperti gaun yang di pakainya.

Aula besar yang memiliki nuansa berwarna biru langit sama seperti gaun yang di pakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini aulanya ges

Dan ini gaun yang Alice pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan ini gaun yang Alice pakai

Tetapi, itu tidak masalah. Yang menjadi masalah baginya sejak kapan ia berdiri di depan pintu masuk aula yang sangat megah tersebut.

"Galix, apa semua ini? Sejak kapan kita sudah sampai begitu saja?" Tanya Alice menatap galix yang berdiri di sampingnya.


Galix membalas tatapan heran Alice dengan wajah lantainya.
"Kau lupa ini hari apa? Selain itu aku malas mendengar ocehan konyol mu yang sangat tidak berguna itu"

Alice tertawa kecil mendengar Galix sedikit menekan kata tidak berguna dalam ucapannya.

"Ya, aku lupa hari ini hari apa. Tetapi, Bukannya hari ini hari pergantian musim?"

"Selain itu"

"Eumm... Apa ya, memangnya sekarang tanggal berapa?" Tanya Alice lagi.

"25 April"

Alice berpikir lebih keras lagi, rasanya ia mengenal tanggal itu. Tapi ia lupa apa yang terjadi di tanggal itu sebelumnya.

Setelah berpikir cukup lama, wajahnya terlihat berseri seri dengan senyumannya yang sangat lebar dan manis.

"Aku ingat, hari ini hari ultah akuu!" Pekiknya sedikit pelan.

Galix mengangguk. "Jangan senang dulu, ini bukan dariku tapi ide dari Liam" jawabnya enteng.

"Ah masa?" Ucap gadis itu dengan senyuman licik di wajahnya dan dengan siku yang tak henti henti menyenggol lengan galix.

"Lupakan!" Ucap Galix kesal.
"Sampai kapan kita mau berdiri disini sedang para tamu sudah menunggu mu untuk berdiri di depan panggung?!"

"Maafkan aku" kekehnya.

Galix mengulurkan tangannya, bermaksud untuk memegang tangan Alice. Tetapi, entah mengapa tangannya bergetar seperti hendak memegang sesuatu yang menakutkan.

"Galix ada apa dengan tanganmu" kekeh Alice menerima uluran tangan Galix.

"Bukan apa apa!"
.Alice tersenyum, sekarang mereka berjalan bersama menuju panggung atas, dimana di sana ada raja Edric.

•••

Siluet pria berbadan tinggi sedang menatap Alice dari kejauhan. Senyuman smirk nya mampu menunjukkan niat jahatnya.

"Alice.. kau akan menjadi milikku sebelum pria itu menyentuhmu!" Ucapnya di selingi ketawa kecil.

Di belakang pria itu ada seorang pria yang nampaknya tak asing bagi kalian para pembaca, mendengar ucapan pria tadi.

"Tak akan kubiarkan kau melakukan itu!" Ucap pria itu.

Sontak pria yang memiliki niat buruk ini menoleh kebelakang.

"Siapa kau!?"

"Kau tak perlu tau siapa aku, yang pastinya aku orang yang selalu melindungi Alicia"

"Ali- siapa? Alimama?"

"Alicia b***h!" Saut pria itu langsung mencengkeram erat lengan pria tadi.

"Lepaskan tanganmu dari badanku! Najisss!"

"Gak akan, Alexander Lemos grandhumpty"

"Sial, dari mana kau tau namaku!"

__Bersambung__

Haiii 👋👋👋👋👋

Akhirnya aku bisa apluad cerita inii

Maaf ya kelamaan soalnya sparkle masih ada urusan sama cerita sebelah.
Jadi lama deh😅

Maaf yaa

Salam dari sparkle ✨✨✨✨💖💖

O iya satu lagi, jangan lupa vote nya
Hehe.

Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang