Transmigrasi Alice||4

186 15 0
                                    

Seorang pria dengan baju jabatannya berjalan tegap menuju tempat ia menyimpan kuda kesayangannya, arlo.

Tanpa main tebak-tebakan pun kita sudah tau bahwa pria itu akan pergi karena urusan mendadak. Malam itu monster rabrador muncul di hutan shian, jumlahnya cukup terbilang banyak dari biasanya.

Varra sang pelayan tua itu menyusul tuannya pergi ke kandang kuda dengan beberapa tentengan di tangannya.

"Tuan muda, malam ini juga bertepatan dengan kunjungan dari tunangan anda. Apakah anda bisa memberikan misi ini pada ajudan setia anda?" Tanya varra hati-hati.

Karena kalo salah bicara kepalanya sudah bisa di pastikan akan berpisah dari tubuhnya.

"Maaf, urusan itu saja yang saya serahkan pada anda" ujarnya dengan penuh penekanan.

Baginya pekerjaan masih lebih penting dari pada soal masa depannya alias tunangannya. "Semuanya sudah saya bereskan, kau tinggal menerima dan menyambutnya saja" lanjutnya lagi.

Varra menunduk, sorot matanya menunjukkan kekecewaan. Ia ingin tuannya itu sedikit peka soal ini. Karena umurnya yang sudah matang untuk menikah, akan tetapi ia masih bersikap enteng dan sama sekali tidak mempermasalahkan hal ini.

"Tetapi tuan, bukankah lebih baik jika anda yang menyambutnya" tanya varra sedikit merendah.

"Kalau perempuan itu tidak suka disambut olehmu usir saja dia, sudah! Saya harus bergegas " ujar pria itu memacu kudanya dan pergi begitu saja.

Varra menghela nafas gusar, kali ini ia harus berbuat sesuatu untuk menyadarkan tuanya betapa pentingnya masalah ini. Ia akan berusaha sekeras mungkin untuk membuat tuannya mengerti soal tunangannya yang sekarang.

Terlebih lagi, varra yakin bahwa tunangannya yang sekarang ini bukan gadis biasa. Ia sudah mendengar desas desus tentang gadis itu.

Dengan mempercepat langkahnya varra bergegas mempersiapkan sesuatu untuk menyambut tunangan baru tuannya.

•••

Bulan malam yang begitu indah menandakan malam ini malam yang sempurna untuk alice menjalankan misinya.

Apa itu?
Misi menyantap camilan khas kota phynix!
Membayangkan misi itu saja membuat perut nya berbunyi, apa lagi pas melakukannya, benar benar surganya Alice.

Plus membayangkan misi itu membuat gadis berambut kuning ke perak perakkan itu tertidur pulas, ekspresinya saat tertidur itu membuat ghina terkekeh pelan seraya memindahkan kepala alice agar menyender ke bahunya.

"Gadis yang lucu" ceplosnya.

Semenjak putrinya itu jatuh di taman belakang kerajaan mengubah seluruh sikap egoisnya.

Setidaknya ia tak membentak dirinya seperti dulu, atau tidak melemparkan lap kotor ke setiap pembantu di kerajaannya.

Itu saja sudah membuat perubahan yang besar bagi kehidupan gadis yang sedang tertidur pulas itu.

Namun seketika raut wajah ghina berubah menjadi raut kesedihan, mengingat ia hanya boleh mengantarkan Tuan putrinya sampai di gerbang utama.

Setelah itu ia harus kembali pulang, alasannya cukup simpel. Tuan duke tidak menyukai pembantu wanita di rumahnya lebih dari satu.

Eungh

Lenguhan kecil alice, menandakan gadis cantik itu mulai terusik tidurnya akibat kereta kudanya melewati jalan berbatuan.

"Astaga, tuan putri!"

__Bersambung__


Happy reading guys

Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang