Mentari bersinar terang, Alice melakukan aktivitasnya seperti biasa, menyiram bunga.
Mungkin... Beberapa orang yang melihatnya akan berpikir gadis itu sangat kepayahan mengangkat botol penyiram bunga yang terisi air penuh.
Namun tidak bagi gadis tersebut, kenapa?
Karena secara fisik ia sudah dilatih untuk lihai dalam memainkan pedang yang beratnya minta ampun.
Kalian tau, lagu yang sering ia nyanyikan saat menyiram bunga adalah lagu yang pernah Galix nyanyikan tanpa sengaja.
Dan... Itu juga tidak sengaja Alice menguping dari balik pintu kamar.
My little...
Please hear me
I am singing for you...I am bring a beautiful song for you
Dan terpotong sampai situ karena Alice tertangkap basah sedang menguping.
"Saat yang indah bukan?" Kekehnya.
Angin hangat musim semi menerpa tubuh gadis itu, rambutnya yang terurai panjang ikut berayun mengikuti gelombang angin.
Gadis itu menghirup udara pagi sedalam-dalamnya. "Indahnya... Andai kau ada disini"
"Siapa 'kau'?"
Suara Hans mengagetkan Alice, bahkan... Sampai membuatnya terhuyung kedepan.
"Oh, Hans!" Protesnya.
"Ya ada apa?" Tanyanya tanpa ada rasa bersalah di wajahnya.
Gadis itu tersenyum licik. "Hans, k--"
"Maaf Alice, ada pembicaraan yang lebih penting"
"Mereka, para anggota kerajaan menyuruh semua orang masuk kedalam rumah"
"Tidak ada yang boleh keluar"
Alice memutar bola matanya malas. "Aku bosan"
Hans memegang pundak Alice penuh keibaan. "Masih banyak yang bisa dilakukan di rumah Alice"
"Kita buat Pai Apple aja gimana?"
Alice menatap Hans penuh kegembiraan, siapa sangka gadis yang manis ini menyukai Pai yang lebih manis, EA.
•••
Tok tok tok
Suara ketukan pintu mengganggu ketenangan dua orang yang sedang memasak didapur.
Hans menaruh adonan kuenya, lalu bergegas membukakan pintu.
Wajah yang pertama kali ia harus lihat... Seorang pria tegap dengan baju besi yang dipakainya.
"Izinkan kami memeriksa semua orang yang ada di dalam rumah ini, atas perintah dari Tuan Duke" ujarnya.
"Tuan Duke?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Siapa dia?"
Disaat bersamaan majulah Duke tampan dengan gagah.
"Saya" satunya tanpa ekspresi.
"Maaf, saya tak mengenal tuan..., Tetapi bukan berarti tak mengizinkan"
"Silahkan" Hans membuka lebar pintu ruang utama, membiarkan Galix, Leon dan Liam memasuki ruangan.
Sungguh rumah yang amat besar, dengan ruangan yang sangat banyak butuh waktu yang sangat lama untuk menemukan satu orang lagi didalam sini.
Alice berjalan perlahan mengintip orang-orang yang datang memeriksa rumah Hans.
Disaat inilah, perasaan yang aneh muncul bagi Galix.
Ia seakan-akan merasakan aura keberadaan Alice tetapi masih belum menyadarinya.
Alice kembali meracik kue Pai yang belum selesai.
Disaat yang bersamaan Galix berserta Leon dan Liam tengah berjalan menuju dapur.
"Ketemu!" Ucapnya seakan-akan seperti menemukan bocil.
Suara itu... Mungkinkah ia berhasil menemukanku.
__Bersambung__
Halo guys,
Dukung cerita aku dengan vote ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
FantasyAlicia seorang anak yang lahir dari keluarga yang berantakan dan di besarkan tanpa rasa kasih sayang yang ia rasakan dari kedua orang tua nya. Beruntungnya ia masih memiliki sosok Abang yang menyayanginya dengan tulus. Namun, naas kecelakaan besar m...